Mencegah Pengeroposan Tulang dengan 10.000 Langkah hingga Pemenuhan Nutrisi

6 hours ago 2

Fimela.com, Jakarta PEROSI dan Anlene telah melakukan Bone Scan terhadap lebih dari 500.000 orang di 16 kota, hasilnya menunjukkan tren yang mengkhawatirkan bahwa lebih dari 50% di antaranya berisiko mengalami osteoporosis. Dari data tersebut, ditemukan bahwa Gen X memiliki risiko osteoporosis sekitar dua kali lebih tinggi dibandingkan generasi Milenial, dan hampir 2,7 kali lebih tinggi dibandingkan Gen Z.

Khusus di Jakarta, lebih dari 60% peserta terdeteksi berisiko mengalami osteoporosis, dan mereka yang jarang berjalan kaki memiliki risiko 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan yang aktif berjalan kaki. Temuan ini menjadi pengingat bahwa pencegahan harus dimulai sejak dini. Aktivitas seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari dapat membantu menjaga kesehatan tulang, sendi dan otot agar tetap aktif bergerak hingga usia lanjut.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid, menyampaikan 2 (dua) dari 5 (lima) penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis, sehingga hal ini menjadi perhatian pemerintah untuk mendorong pencegahan sejak dini.

"Sejak 2002, Kementerian Kesehatan bersama PEROSI dan mitra strategis seperti Anlen terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencegah osteoporosis, mengingat penyakit ini merupakan silent disease dan dapat memengaruhi produktivitas masyarakat Indonesia. Pemerintah juga terus mendorong pencegahan melalui aktivitas fisik teratur serta pemenuhan nutrisi seperti kalsium, vitamin D, dan protein," ujar nya dalam acara Gerakan Anlene OsteoWalk 10.000 dan dan OsteoRun 5K yang diikuti 12.000 warga Jakarta di GBK.

dr. Siti Nadia Tarmizi menambahkan, untuk itu pentingnya melakukan olahraga 150 menit per minggu atau 30 menit per hari selama 5 hari.

Osteoporosis sebagai “silent disease”

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Octoviana Carolina S, MKM, menyatakan, berdasarkan hasil Bone Scan Anlene™, lebih dari 60% warga Jakarta berisiko mengalami pengeroposan tulang. Data ini menunjukkan bahwa upaya pencegahan harus terus ditingkatkan agar masyarakat semakin waspada terhadap risiko osteoporosis.

"Karena itu, kami mengapresiasi inisiatif PEROSI melalui kegiatan ANLENE OsteoWalk 10.000 Langkah yang sejalan dengan program Cek Kesehatan Gratis yang sedang terus digencarkan dan berhasil menggerakkan ribuan warga Jakarta untuk peduli terhadap kesehatan tulang. Warga Jakarta jangan lupa, cegah osteoporosis sejak dini dengan aktivitas fisik teratur serta pemenuhan nutrisi seperti kalsium, vitamin D, protein, dan kolagen," ujarnya.

Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), menjelaskan sering disebut sebagai “silent disease”, osteoporosis hampir tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, namun dapat meningkatkan risiko patah tulang yang bisa mengganggu kualitas hidup seiring bertambahnya usia.

"Karena itu, penting untuk melakukan pencegahan sejak dini. Aktivitas sederhana seperti berjalan atau melakukan latihan weight bearing dapat membantu menjaga kepadatan tulang, memperkuat sendi, dan meningkatkan daya tahan otot. Mari jadikan gaya hidup aktif, pemenuhan nutrisi, dan pemeriksaan tulang secara rutin sebagai kebiasaan karena kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan.

Mengidentifikasi Faktor Risiko Pengeroposan Tulang yang Perlu Diwaspadai

Pengeroposan tulang terjadi ketika tubuh menyerap kembali tulang lama lebih cepat daripada pembentukan tulang baru. Proses ini secara alami melambat seiring bertambahnya usia, namun beberapa faktor risiko dapat mempercepatnya.

Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, seperti usia (75% patah tulang terjadi pada usia 65+), jenis kelamin (wanita lebih berisiko), riwayat keluarga, dan etnis (wanita kulit putih atau Asia). Riwayat patah tulang sebelumnya dan menopause dini juga menjadi indikator penting.

Namun, ada faktor risiko yang dapat diubah dan dikendalikan. Konsumsi alkohol berlebihan (lebih dari 2 unit per hari), merokok, dan Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah (di bawah 19) dapat meningkatkan risiko. Gizi buruk, defisiensi Vitamin D, asupan kalsium rendah, dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi pada pengeroposan tulang.

Selain itu, beberapa kondisi medis seperti artritis reumatoid, masalah nutrisi/gastrointestinal, PPOK, gangguan endokrin, penyakit ginjal kronis, HIV/AIDS, dan kanker juga dapat melemahkan tulang. Penggunaan obat-obatan tertentu seperti glukokortikoid jangka panjang, hormon steroid, penghambat pompa proton, dan antidepresan juga dapat meningkatkan risiko.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |