5 Bahaya Pemakaian Softlens yang Salah bagi Kesehatan Mata

Fimela.com, Jakarta Siapa yang tidak tergoda dengan kepraktisan softlens? Dari yang untuk membantu penglihatan hingga berwarna untuk mempercantik penampilan, softlens telah menjadi bagian dari gaya hidup banyak orang. Namun, dibalik manfaatnya, ada cerita lain yang sering kali terabaikan.

Kecerobohan dalam penggunaan dan perawatan softlens bisa mengubahnya dari "teman" menjadi "musuh" bagi mata kita. Yuk, kenali berbagai risikonya agar kita bisa lebih bijak menggunakannya.

Ini adalah bahaya paling serius yang mengintai pengguna softlens. Keratitis adalah peradangan pada kornea yang bisa disebabkan oleh bakteri, jamur, atau parasit seperti Acanthamoeba. Gejalanya antara lain mata merah, nyeri, sensitif terhadap cahaya, pandangan kabur, dan merasa ada yang mengganjal di mata.

Menurut beberapa penelitian, pengguna softlens memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi kornea, terutama jika mereka sering tidur tanpa melepas softlens. Infeksi yang parah dapat menyebabkan luka permanen pada kornea dan bahkan kebutaan.

Infeksi yang tidak segera ditangani atau diobati dengan benar dapat berkembang menjadi ulkus kornea, yaitu luka terbuka yang dalam pada permukaan kornea mata. Kondisi ini biasanya terjadi jika pengguna tetap memakai softlens saat mata sedang iritasi, tidur dengan softlens, atau jarang membersihkannya dengan cairan steril.

Ulkus kornea termasuk kondisi serius yang sangat menyakitkan. Gejalanya bisa berupa nyeri hebat, mata merah, pandangan kabur, hingga munculnya bintik putih di kornea. Jika dibiarkan tanpa perawatan medis, luka ini dapat menimbulkan jaringan parut (skar) yang mengganggu penglihatan secara permanen bahkan berisiko menyebabkan kebutaan.

Kotoran, debu, atau sisa protein yang menumpuk di permukaan softlens bisa menjadi pemicu utama iritasi pada mata. Gesekan antara lensa yang kotor dengan kornea dapat menimbulkan rasa perih, gatal, hingga sensasi terbakar yang membuat mata terasa tidak nyaman.

Jika kebersihan softlens tidak dijaga dengan baik, kondisi ini dapat berkembang menjadi konjungtivitis atau radang selaput mata. Gejalanya meliputi mata merah, bengkak, dan munculnya kotoran atau lendir. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi ini bisa menular dan memerlukan perawatan medis untuk mencegah kerusakan pada mata.

Kornea kita bernapas dengan mengambil oksigen langsung dari udara. Softlens, apalagi yang tidak berkualitas baik atau dipakai terlalu lama, dapat menghalangi proses ini. Jika kornea kekurangan oksigen dalam waktu lama, dapat timbul pembuluh darah baru di kornea (neovaskularisasi) yang justru mengganggu penglihatan.

Sahabat Fimela, demikianlah ulasan mengenai bahaya di balik penggunaan softlens. Ingatlah, mata adalah jendela dunia yang berharga dan tak tergantikan. Penglihatan yang jelas dan sehat adalah mahkota berharga yang harus kita jaga.

Jadi, mari jadi lebih bijak dan disiplin dalam menggunakan softlens. Jangan sampai karena alasan gaya, kita malah mengorbankan kesehatan mata dalam jangka panjang. Perlakukan softlens layaknya obat gunakan sesuai aturan, dengan kebersihan yang baik.