Fimela.com, Jakarta Seperti yang dikatakan suaminya, Dylan Sprouse, Barbara Palvin adalah sosok yang tough cookie — kuat dan tangguh. Model asal Hungaria ini berjalan di panggung Victoria’s Secret Fashion Show terbaru yang digelar di New York City pada 15 Oktober.
Barbara Palvin sendiri telah menjadi Victoria’s Secret Angel sejak 2019, meskipun pertama kali tampil untuk brand tersebut pada tahun 2012. Tahun ini menandai penampilannya yang kembali memukau — meskipun ia tampil dengan kaki patah, sesuatu yang diungkapkan oleh sang suami sebelum pertunjukan dimulai.
Namun ternyata, bukan hanya itu, selain mengalami patah kaki, Barbara juga sedang dalam masa pemulihan setelah menjalani operasi endometriosis, yang ia lakukan beberapa bulan sebelumnya. Pengakuannya itu pun langsung menarik perhatian publik terhadap kondisi yang selama ini banyak dialami perempuan — tapi sering diabaikan atau disalah artikan sebagai “nyeri haid biasa.”
Cerita Barbara Palvin Mengidap Endometriosis
Pada bulan Agustus lalu, Barbara Palvin membagikan postingan di Instagram yang mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun ia mengalami gejala berat terkait kesehatan menstruasinya — seperti kelelahan ekstrim,
“malam-malam tanpa tidur di lantai kamar mandi,” haid yang deras dan tidak teratur, serta nyeri hebat. Ia menulis bahwa selama ini ia mengira hal tersebut adalah “memang sudah seharusnya begitu.”
Akhirnya, ia menjalani operasi laparoskopi untuk menangani kondisinya, dan mengungkapkan bahwa sekarang siklus haidnya terasa jauh lebih terkendali. Ia juga mengatakan bahwa dalam operasi itu dokter menangani dua kondisi sekaligus — endometriosis dan adenomyosis.
Keputusannya untuk berbagi cerita ini menjadi dorongan besar bagi banyak perempuan untuk sadar bahwa nyeri haid ekstrem bukan hal yang normal, melainkan tanda adanya kondisi medis yang perlu diperiksa.
Bahkan, suaminya Dylan Sprouse mengenakan pin kesadaran endometriosis di karpet merah dan menyerukan pentingnya meningkatkan kesadaran publik terhadap penyakit ini. Di jas nya, terlihat ia mengenakan pin pita kuning.
Tak hanya dikenakan, ia pun berbagi beberapa pin tersebut. Diketahui, warna kuning digunakan secara internasional sebagai simbol Endometriosis Awareness, yaitu bentuk dukungan dan kepedulian terhadap penderita endometriosis. Warna ini melambangkan harapan, kekuatan, dan solidaritas bagi perempuan yang hidup dengan penyakit tersebut.
Lalu Apa Itu Endometriosis yang Terjadi pada Perempuan
Melansir timesofindia, Endometriosis adalah penyakit kronis yang bergantung pada hormon estrogen, di mana jaringan mirip lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim — di tempat yang seharusnya tidak ada.
Jaringan ini bisa menempel di Ovarium (indung telur)Tuba falopiLapisan rongga panggulUsus, kandung kemih, atau organ lain di perut
Seiring waktu, jaringan tersebut dapat menyebabkan peradangan, jaringan parut (adhesi), kista, dan rasa nyeri hebat. Karena jaringan ini tetap merespons hormon setiap siklus menstruasi (menebal, meluruh, dan berdarah), tetapi darah dan jaringan tersebut tidak punya jalan keluar, akhirnya menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan rasa sakit hebat serta gangguan organ sekitarnya.
Bagaimana Endometriosis Bisa Terjadi atau Menyebar? Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa teori utama:
Menstruasi retrograde
Darah haid mengalir mundur ke arah panggul melalui tuba falopi, membawa sel-sel endometrium yang kemudian menempel dan tumbuh di area lain.
Metaplasia sel peritoneal (coelomic metaplasia)
Sel-sel yang melapisi rongga perut berubah menjadi sel mirip endometrium karena pengaruh tertentu.
Penyebaran melalui darah atau getah bening
Sel endometrium berpindah ke bagian tubuh lain lewat aliran darah atau sistem limfatik.
Faktor genetik
Risiko meningkat jika ada riwayat endometriosis dalam keluarga.
Gangguan sistem kekebalan tubuh
Tubuh gagal menghancurkan sel-sel endometrium yang berpindah tempat.
Transplantasi akibat operasi
Dalam kasus langka, prosedur seperti operasi caesar (C-section) bisa memindahkan jaringan endometrium ke area luka (disebut endometriosis pada bekas sayatan).
Endometriosis bersifat kronis, dan bisa memburuk, stabil, atau sedikit membaik tergantung kondisi tiap individu.
Bagaimana Endometriosis Menyebabkan Gejala?
Karena jaringan endometriosis mengikuti siklus menstruasi namun terjebak di tempat yang tidak memiliki saluran keluar, setiap kali siklus datang, jaringan tersebut tetap menebal, berdarah, dan meradang.
Darah dan jaringan yang tidak bisa keluar ini memicu peradangan kronis, rasa nyeri, dan pembentukan jaringan parut (adhesi).
Seiring waktu, kondisi ini bisa menyebabkan organ-organ di panggul saling menempel atau berubah posisi, mengganggu anatomi normal tubuh dan menimbulkan gejala yang lebih kompleks.
Misalnya, bila jaringan tumbuh di ovarium, dapat terbentuk endometrioma — dikenal juga sebagai “chocolate cyst” — yaitu kista berisi cairan kecoklatan yang bisa membesar, pecah, dan menyebabkan nyeri hebat serta kerusakan jaringan di sekitarnya.
Tanda-Tanda Awal dan Gejala Endometriosis
Gejala endometriosis sangat bervariasi, dan tingkat keparahan nyeri tidak selalu mencerminkan seberapa parah penyakitnya.
Namun, gejala umum yang sering muncul antara lain: Nyeri haid berat (dismenore), kram hebat yang muncul sebelum haid dan bisa berlangsung selama beberapa hari, nyeri panggul di luar masa haid, nyeri menetap di perut bagian bawah, punggung bawah, atau panggul, bahkan saat tidak menstruasi, nyeri saat berhubungan intim (dyspareunia)Haid deras (menoragia) atau perdarahan diantara siklus haid. Nyeri saat buang air besar atau buang air kecil, terutama saat menstruasi, kelelahan, mual, dan gangguan pencernaan seperti kembung, diare, atau konstipasi, dan sulit hamil (infertilitas)
Endometriosis bisa memengaruhi kesuburan karena menyebabkan jaringan parut dan gangguan fungsi organ reproduksi. Karena banyak gejalanya mirip dengan keluhan haid biasa, endometriosis sering salah diagnosis atau terlambat terdeteksi.
Siapa yang Berisiko Mengalami Endometriosis? Endometriosis bisa terjadi pada siapa saja, tetapi beberapa faktor dapat meningkatkan risikonya:
Riwayat keluarga: memiliki ibu atau saudara perempuan dengan endometriosis.Menstruasi dini, siklus haid pendek, atau perdarahan yang banyak. Kadar hormon estrogen tinggi atau ketidakseimbangan hormonal.Kelainan anatomi panggul (misalnya posisi rahim yang tidak biasa).
Gangguan sistem kekebalan tubuh.Menunda kehamilan atau memiliki jumlah kehamilan sedikit. Karena endometriosis bersifat kronis dan sensitif terhadap hormon estrogen, perubahan kadar hormon (misalnya akibat penggunaan kontrasepsi hormonal) bisa memengaruhi tingkat keparahan gejalanya.
Endometriosis tidak selalu menimbulkan nyeri berat — jadi tidak berarti jika tidak sakit, bebas dari kondisi ini.
Penyakit ini lebih dari sekadar nyeri haid; ia adalah kondisi kronis dan sering kali “tak terlihat”, yang dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari hingga kesuburan.
Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal mengalami, nyeri panggul berkepanjangan,Perdarahan menstruasi berlebihan, atau kesulitan hamil, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan atau spesialis endometriosis.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.