Waspada! Ini 7 Gejala Keracunan pada Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

2 weeks ago 36

ringkasan

  • Anak lebih rentan terhadap keracunan makanan dan komplikasinya seperti dehidrasi karena sistem pencernaan mereka belum sempurna.
  • Gejala umum keracunan meliputi mual, muntah, diare, demam, dan nyeri perut, yang muncul setelah konsumsi makanan terkontaminasi.
  • Segera cari pertolongan medis jika anak menunjukkan gejala serius seperti muntah atau diare berdarah, demam tinggi, atau tanda dehidrasi berat.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, keracunan makanan merupakan kondisi yang kerap mengkhawatirkan, terutama saat menyerang buah hati kita. Kondisi ini terjadi ketika seseorang jatuh sakit setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau zat beracun.

Anak-anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami keracunan makanan dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan sistem pencernaan mereka yang belum sempurna, membuat tubuh lebih rentan terhadap kontaminan dan komplikasi serius seperti dehidrasi.

Mengenali gejala awal keracunan pada anak sangat krusial untuk penanganan yang tepat dan cepat. Kewaspadaan orang tua dapat mencegah dampak lebih lanjut yang membahayakan kesehatan si kecil, termasuk gangguan elektrolit hingga komplikasi organ lainnya.

Mengenali Tanda Awal Gejala Keracunan pada Anak

Gejala keracunan pada anak dapat muncul dalam hitungan jam hingga beberapa minggu setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi, tergantung pada penyebabnya. Sahabat Fimela perlu memperhatikan perubahan perilaku atau kondisi fisik anak setelah makan.

Mual dan muntah sering menjadi ciri pertama yang terlihat. Anak mungkin merasa tidak enak badan dan mual, yang kemudian diikuti dengan muntah-muntah sebagai upaya tubuh mengeluarkan zat berbahaya. Ini adalah respons alami yang perlu diwaspadai.

Selain itu, diare juga merupakan gejala umum yang menandakan keracunan makanan. Diare ditandai dengan keluarnya tinja encer, yang bisa berair atau bahkan berdarah, akibat peradangan usus yang mengganggu penyerapan cairan.

Beberapa gejala umum lainnya meliputi:

  • Nyeri atau Kram Perut: Anak dapat mengalami nyeri atau kram pada perut, yang bisa dirasakan sebagai sensasi perut kembung atau rasa sakit yang tajam.
  • Demam: Demam adalah ciri lain yang sering menyertai keracunan makanan, kadang disertai dengan berkeringat, sakit kepala, dan menggigil.
  • Pusing, Lemas, dan Kelelahan: Anak bisa merasa pusing, lemas, atau mengalami kelemahan tubuh secara keseluruhan, seringkali karena dehidrasi dan gangguan elektrolit.
  • Sakit Kepala: Beberapa anak yang mengalami keracunan makanan juga melaporkan adanya sakit kepala, yang mungkin disebabkan oleh dehidrasi atau reaksi tubuh terhadap racun.
  • Hilangnya Nafsu Makan: Anak yang keracunan makanan seringkali kehilangan nafsu makan, membuat asupan nutrisi dan cairan semakin sulit.

Kapan Harus Waspada? Gejala Serius Keracunan pada Anak

Meskipun sebagian besar kasus keracunan makanan dapat pulih dengan sendirinya, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis segera, terutama pada anak-anak. Anak-anak dapat mengalami dehidrasi lebih cepat daripada orang dewasa dan berisiko komplikasi lebih serius.

Sahabat Fimela harus segera hubungi dokter atau bawa anak ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang lebih parah. Penanganan cepat sangat penting untuk mencegah kondisi memburuk dan menghindari komplikasi jangka panjang.

Kewaspadaan terhadap tanda-tanda dehidrasi berat dan gejala neurologis sangat diperlukan. Jangan tunda untuk mencari bantuan medis jika anak menunjukkan tanda-tanda berikut:

  • Muntah atau Diare Berdarah: Muntah atau buang air besar yang mengandung darah, atau tinja berwarna hitam/merah gelap, adalah tanda bahaya serius.
  • Demam Tinggi: Suhu tubuh oral melebihi 38 derajat Celcius, atau demam tinggi lebih dari 38,5 derajat Celcius yang berlangsung lebih dari 3 hari.
  • Tanda Dehidrasi Berat: Mulut kering, rasa haus yang berlebihan, berkurangnya frekuensi buang air kecil, urine yang pekat, atau anak tampak lemas dan tidak mampu minum.
  • Diare atau Muntah Berkelanjutan: Diare yang berlangsung lebih dari tiga hari atau muntah yang berlangsung lebih dari 12 jam tanpa henti.
  • Nyeri Perut Hebat: Kram perut yang parah atau sakit perut parah yang tidak hilang setelah buang air besar.
  • Gejala Neurologis: Penglihatan kabur, kesemutan di lengan, kelemahan pada anggota tubuh, pusing, atau bahkan kehilangan kesadaran.
  • Perubahan Perilaku: Anak tampak sangat lemas, lesu, atau menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan dan tidak biasa.

Penyebab Utama Keracunan Makanan pada Anak yang Perlu Diketahui

Keracunan makanan pada anak umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh berbagai agen. Memahami penyebab ini dapat membantu Sahabat Fimela dalam upaya pencegahan.

Salah satu penyebab paling umum adalah kontaminasi bakteri. Beberapa bakteri seperti Salmonella, Campylobacter, Escherichia coli (E. coli), Listeria, dan Clostridium botulinum seringkali menjadi biang keladi. Kontaminasi ini terjadi pada makanan yang tidak diolah atau disimpan dengan baik.

Selain bakteri, virus, parasit, dan toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme juga dapat mencemari makanan. Sumber kontaminasi ini bisa berasal dari air yang tidak bersih, sanitasi yang buruk, atau penanganan makanan yang tidak higienis.

Dalam beberapa kasus yang lebih jarang, keracunan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau logam berat yang mencemari makanan. Ini bisa terjadi karena penggunaan pestisida yang tidak tepat atau kontaminasi dari peralatan masak yang tidak aman.

  • Bakteri: Salmonella, Campylobacter, Escherichia coli (E. coli), Listeria, dan Clostridium botulinum adalah bakteri umum penyebab keracunan makanan.
  • Virus, Parasit, dan Toksin: Virus, parasit, atau toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme juga dapat mencemari makanan dan menyebabkan keracunan.
  • Bahan Kimia atau Logam Berat: Dalam beberapa kasus, keracunan dapat disebabkan oleh bahan kimia atau logam berat yang mencemari makanan, seringkali dari sumber yang tidak terduga.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |