Waspada, Ini 10 Ciri Rabies pada Hewan yang Membahayakan Manusia

2 weeks ago 39

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, rabies merupakan penyakit menular akut yang sangat berbahaya. Infeksi virus ini menyerang sistem saraf pusat pada mamalia, termasuk hewan peliharaan maupun manusia.

Penyakit zoonotik ini dikenal sebagai "penyakit anjing gila" di Indonesia. Anjing menjadi penular utama, namun kucing, kera, kelelawar, dan mamalia lain juga dapat menyebarkan virus mematikan ini.

Mengenali ciri rabies pada hewan sangat krusial untuk mencegah penularan. Gejala dapat muncul sekitar 3-8 minggu setelah terinfeksi, bahkan lebih cepat jika gigitan dekat kepala.

Perubahan Perilaku Hewan Terinfeksi Rabies

Salah satu ciri rabies pada hewan yang paling mudah dikenali adalah perubahan perilaku drastis. Hewan yang biasanya tenang bisa menjadi gelisah atau ketakutan tanpa sebab.

Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengingatkan, hewan peliharaan yang terjangkit rabies bisa menjadi sangat agresif. Mereka bahkan bisa menyerang atau menggigit orang yang sudah dikenalinya. Perubahan ini terjadi akibat kerusakan otak yang disebabkan oleh virus.

Rabies dapat dikategorikan menjadi dua tipe utama: ganas dan tenang. Tipe ganas seringkali ditunjukkan oleh perilaku agresif ekstrem, seperti anjing yang tiba-tiba menyerang atau mencakar kandang. Sementara itu, tipe tenang membuat hewan lebih pendiam, lesu, atau bahkan lebih jinak dari biasanya, serta cenderung bersembunyi karena takut cahaya dan air.

Pada kucing, perubahan sifat juga sangat terlihat. Kucing yang biasanya ekstrovert bisa berubah menjadi kurang penyayang dan sering mengasingkan diri. Selain itu, hewan juga bisa menjadi lebih sensitif dan mudah marah.

Gangguan Fisik dan Neurologis Akibat Rabies

Selain perubahan perilaku, virus rabies juga menyebabkan berbagai gangguan fisik dan neurologis karena menyerang otak dan sistem saraf. Demam adalah salah satu ciri awal yang perlu diwaspadai, menandakan sistem imun hewan sedang melawan infeksi.

Hipersalivasi atau air liur berlebihan merupakan gejala khas rabies, bahkan bisa berbusa di sekitar mulut. Hal ini terjadi karena kesulitan menelan akibat kerusakan otot tenggorokan. Hewan juga akan menunjukkan perilaku menggigit benda imajiner atau fly biting.

Virus dapat menyebabkan kerusakan otak dan saraf yang berujung pada gerakan sempoyongan, kejang, hingga kelumpuhan otot. Kekakuan otot juga membuat hewan sulit bergerak atau tampak kesakitan saat berjalan. Pada kucing, pupil mata bisa membesar dan hewan menjadi sangat sensitif terhadap cahaya, gerakan, dan suara.

Bahaya Rabies bagi Manusia dan Pencegahannya

Rabies sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan penyakit zoonosis yang mematikan. Virus rabies terdapat pada air liur hewan yang terinfeksi dan ditularkan melalui gigitan, cakaran, atau jilatan pada kulit yang terluka atau selaput lendir.

Gejala pada manusia umumnya muncul 2-8 minggu setelah terinfeksi, namun bisa bervariasi. Gejala awal meliputi demam, badan lemas, sakit kepala, mual, nyeri tenggorokan, dan kesemutan di lokasi gigitan. Jika gejala neurologis sudah muncul, seperti cemas, halusinasi, hidrofobia (takut air), aerofobia (takut udara), kejang, dan kelumpuhan, tingkat kematian hampir 100 persen.

Pencegahan utama adalah dengan vaksinasi rabies pada hewan peliharaan secara berkala. Jika Sahabat Fimela tergigit atau tercakar hewan yang dicurigai rabies, segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 10-15 menit. Setelah itu, oleskan antiseptik seperti povidone iodine atau alkohol 70%.

Segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) atau Serum Anti Rabies (SAR) sesuai indikasi sangat penting. Penanganan yang terlambat hampir pasti berakibat fatal, karena tidak ada pengobatan efektif jika gejala sudah berkembang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |