Terapi Elektromagnetik Tradisi Jepang: Benarkah Efektif Sembuhkan Penyakit Kronis? Fakta Ilmiahnya.

2 weeks ago 4

ringkasan

  • Terapi elektromagnetik (PEMF) bekerja dengan memengaruhi sel tubuh untuk stimulasi penyembuhan dan pengurangan peradangan.
  • Meskipun pusat seperti Shinse Modern Rian mengklaim mengatasi berbagai penyakit kronis, bukti ilmiah kuat hanya ada pada penyembuhan tulang dan manajemen nyeri.
  • Para ahli menyarankan terapi ini sebagai pelengkap dan bukan pengganti pengobatan medis konvensional untuk penyakit kronis.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, terapi elektromagnetik telah menjadi topik hangat dalam dunia pengobatan alternatif dan komplementer. Klaimnya menyebutkan kemampuan mengatasi berbagai penyakit kronis yang memengaruhi kualitas hidup banyak orang. Penerapannya, khususnya dalam konteks "tradisi Jepang" seperti di Shinse Modern Rian Glodok, menarik perhatian publik.

Metode ini melibatkan penggunaan medan elektromagnetik yang dihasilkan perangkat khusus untuk berinteraksi dengan sel-sel tubuh. Prinsip dasarnya adalah memengaruhi fungsi seluler, termasuk metabolisme dan regenerasi. Terapi ini menawarkan harapan baru bagi mereka yang mencari solusi non-invasif.

Namun, pertanyaan besar muncul: apakah efektif terapi elektromagnetik tradisi Jepang untuk sembuhkan penyakit kronis? Artikel ini akan mengupas tuntas cara kerja, klaim, hingga pandangan para ahli medis. Mari kita selami lebih dalam fakta di balik terapi yang menjanjikan ini.

Apa Itu Terapi Elektromagnetik dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Terapi elektromagnetik, sering dikenal sebagai Terapi Medan Elektromagnetik Berdenyut (PEMF - Pulsed Electromagnetic Field), merupakan metode non-invasif yang memanfaatkan medan elektromagnetik untuk berinteraksi dengan sel-sel tubuh. Perangkat khusus digunakan untuk menghasilkan medan ini, yang kemudian diaplikasikan pada area tubuh yang ditargetkan. Proses ini bertujuan merangsang proses penyembuhan alami tubuh.

Prinsip dasar terapi ini adalah bahwa setiap sel dalam tubuh memiliki muatan listriknya sendiri. Paparan medan elektromagnetik diyakini dapat memengaruhi fungsi seluler secara mendalam, termasuk proses metabolisme, kemampuan regenerasi sel, dan komunikasi antar sel. Medan elektromagnetik dapat memengaruhi sel-sel pada tingkat molekuler dan seluler, memodulasi aktivitas ion, enzim, dan protein.

Mekanisme kerja terapi elektromagnetik melibatkan interaksi medan dengan sel-sel tubuh. Medan ini mampu menembus jaringan dan memengaruhi aktivitas listrik serta kimiawi di dalam sel. Beberapa teori tentang cara kerjanya meliputi:

  • Peningkatan Sirkulasi Darah: Medan elektromagnetik dapat membantu melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah serta pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan yang rusak.
  • Stimulasi Regenerasi Sel: Terapi ini diyakini merangsang pertumbuhan sel baru dan perbaikan jaringan, termasuk tulang, saraf, dan kulit.
  • Pengurangan Peradangan: Medan elektromagnetik dapat memodulasi respons inflamasi tubuh, mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri.
  • Peningkatan Produksi Energi Seluler: Dengan memengaruhi mitokondria, terapi ini berpotensi meningkatkan produksi ATP (adenosin trifosfat), sumber energi utama sel.

Terapi Elektromagnetik di Pusat Kesehatan: Studi Kasus Shinse Modern Rian

Shinse Modern Rian di Glodok, Jakarta, adalah salah satu pusat yang menawarkan terapi elektromagnetik, seringkali dengan klaim berdasarkan "tradisi Jepang" atau pendekatan holistik. Meskipun detail spesifik mengenai perangkat dan protokol yang digunakan mungkin bervariasi, umumnya pusat semacam ini menggunakan perangkat yang menghasilkan medan elektromagnetik untuk diaplikasikan pada area tubuh atau seluruh tubuh.

“Jadi biasanya setiap pasien yang datang ke sini saya tanya dulu ada keluhan apa. Lalu setelah itu saya akan menempelkan alat terapi dari Jepang ini untuk mendeteksi penyakit ke badan pasien. Biasanya pasien akan merasa seperti disetrum di titik-titik penyakitnya, kemudian saya menggunakan jarum akupuntur untuk membuka syaraf-syaraf yang bermasalah dan juga langsung pada penekanan tiap penyakit si pasien dan setelah terapi biasnyabakan merasa pegal-pegal. Tapi setelah itu badan pasien akan menjadi lebih rileks,” jelas Rian.

Pusat-pusat seperti Shinse Modern Rian kerap mengklaim bahwa terapi mereka dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Klaim-klaim ini mencakup peningkatan sirkulasi darah, pengurangan peradangan, dan peredaan nyeri. Selain itu, mereka juga menyebutkan potensi terapi dalam meningkatkan kualitas tidur dan membantu proses detoksifikasi tubuh.

Berbagai kondisi kronis diklaim dapat diatasi oleh terapi elektromagnetik yang ditawarkan. Berikut adalah beberapa penyakit yang sering disebutkan:

  • Nyeri Kronis: Meliputi nyeri punggung, nyeri sendi (osteoartritis), fibromyalgia, dan nyeri neuropatik.
  • Penyakit Degeneratif: Termasuk masalah tulang seperti osteoporosis dan penyembuhan patah tulang yang lambat.
  • Gangguan Neurologis: Beberapa klaim menyebutkan manfaat untuk stroke, Parkinson, dan multiple sclerosis, meskipun bukti ilmiahnya masih terbatas.
  • Penyakit Metabolik: Seperti diabetes, dengan klaim membantu regulasi gula darah.
  • Gangguan Autoimun: Diklaim dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh.
  • Masalah Sirkulasi: Seperti penyakit arteri perifer.

Bagaimana Tanggapan Ahli Medis tentang Efektivitas Terapi Elektromagnetik?

Efektivitas terapi elektromagnetik, terutama untuk penyakit kronis yang kompleks, masih menjadi subjek penelitian dan perdebatan di kalangan komunitas medis. Meskipun ada beberapa bukti yang mendukung penggunaan terapi medan elektromagnetik berdenyut (PEMF) untuk kondisi tertentu, bukti untuk banyak klaim lainnya masih kurang kuat atau bersifat anekdotal.

Para ahli umumnya menyarankan pendekatan hati-hati dalam melihat klaim terapi ini. Salah satu area di mana terapi elektromagnetik (khususnya PEMF) memiliki bukti ilmiah yang paling kuat adalah dalam mempercepat penyembuhan patah tulang yang sulit menyatu (non-union fractures). Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) bahkan telah menyetujui perangkat PEMF untuk pengobatan patah tulang non-union dan fusi tulang belakang.

Untuk manajemen nyeri, beberapa penelitian menunjukkan potensi PEMF dalam mengurangi nyeri kronis, terutama nyeri muskuloskeletal. Namun, hasilnya bervariasi dan tidak selalu konsisten. Sebuah tinjauan sistematis menemukan bahwa terapi PEMF dapat memberikan efek analgesik pada nyeri muskuloskeletal kronis, tetapi kualitas bukti masih rendah hingga sedang.

Untuk klaim mengenai diabetes, stroke, atau penyakit autoimun, bukti ilmiah yang kuat dari studi klinis berskala besar masih sangat terbatas atau tidak ada. Dokter dan peneliti menekankan bahwa terapi alternatif seperti PEMF tidak boleh menggantikan perawatan medis standar untuk penyakit kronis yang serius. Pasien harus selalu berkonsultasi dengan dokter mereka sebelum mencoba terapi baru sebagai pelengkap, bukan pengganti, pengobatan konvensional.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Vinsensia Dianawanti

    Author

    Vinsensia Dianawanti
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |