Pola Hidup Sehat hingga Menyusui Dapat Mencegah Kanker Payudara dan Deteksi Dini Itu Penting

4 days ago 14

Fimela.com, Jakarta Hari Kanker Payudara Sedunia atau Breast Cancer Awareness Month jatuh setiap bulan Oktober. Kanker payudara masih menjadi ancaman serius bagi perempuan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, dengan kasus baru mencapai puluhan ribu setiap tahunnya. Tingginya angka ini menunjukkan betapa krusialnya upaya pencegahan serta deteksi dini agar penyakit tidak berkembang ke tahap lanjut.

Sahabat Fimela, deteksi dini merupakan kunci utama dalam memerangi kanker payudara karena sangat memengaruhi peluang keberhasilan pengobatan dan kelangsungan hidup. Ketika kanker ditemukan pada stadium awal, tingkat kesembuhan bisa meningkat secara signifikan.

Para ahli kesehatan menekankan bahwa deteksi dini yang dilakukan secara rutin, bahkan di tingkat puskesmas, dapat menekan angka kematian karena penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif. dr. Daniel Ardian Soeselo, Sp.B, Msi.Med, Dokter Spesialis Bedah RS Atma Jaya mengatakan bahwa deteksi dini menjadi kunci penyelamatan nyawa bagi penderita kanker payudara.

“Semakin cepat ditemukan, prognosis atau kemungkinan sembuhnya semakin besar. Dengan deteksi dini, makin banyak nyawa yang bisa kita selamatkan,” ujarnya dalam acara Sorella Care dengan tema “Every You, Aware and Care” di Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Atma Jaya, Jakarta Selatan.

Waspadai Benjolan di Payudara dan Cara Mencegah Kanker Payudara

dr. Daniel Ardian Soeselo menyampaikan tanda awal yang perlu diwaspadai antara lain adanya benjolan yang tumbuh cepat, permukaan kulit yang berubah seperti kulit jeruk, atau puting yang tertarik ke dalam “Kalau benjolan terasa kasar dan tumbuh cepat dalam waktu singkat, itu harus diwaspadai. Segera periksa ke dokter,” katanya.

Dr. Daniel juga mengatakan jika penyakit berawal dari gaya hidup kita dari apa yang kita makan, apa yang kita pikirkan, hingga bagaimana kita bergerak.

"Kebiasaan sederhana seperti jarang bergerak, konsumsi gula berlebih, dan penggunaan minyak goreng berulang kali dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kanker," ujarnya

Untuk itu, dr. Daniel menyarankan untuk menjalankan pola hidup sehat dimulai dari yang sederhana  seperti membiasakan jalan kaki, mengonsumsi makanan rebus, dan menghindari penggunaan minyak goreng berulang. Selain faktor gaya hidup, menyusui dalam pencegahan kanker payudara.

dr. Daniel mengatakan risiko kanker meningkat pada perempuan yang melahirkan anak pertama di atas usia 35 tahun, tidak menikah, atau tidak menyusui. "Karena itu, bila sudah memiliki anak, sangat dianjurkan untuk menyusui. Aktivitas menyusui membantu mengurangi risiko kanker payudara,” jelasnya.

Mamografi: Skrining Utama untuk Deteksi Dini Kanker Payudara

Mamografi adalah metode skrining utama yang paling umum dan andal untuk deteksi dini kanker payudara, mampu mendeteksi tumor yang terlalu kecil untuk dirasakan. Rekomendasi mengenai kapan dan seberapa sering mamografi dilakukan bervariasi tergantung usia dan faktor risiko.

Banyak organisasi kesehatan merekomendasikan mamografi skrining tahunan bagi wanita berisiko rata-rata mulai usia 40 tahun hingga 80 tahun. Namun, pedoman Eropa menyarankan skrining setiap 2-3 tahun untuk wanita berusia 45-49 tahun, dan setiap 2 tahun untuk usia 50-69 tahun.

Bagi Sahabat Fimela yang memiliki faktor risiko tinggi, seperti riwayat keluarga, skrining mamografi mungkin perlu dimulai lebih awal, bahkan sejak usia 30 tahun, dan seringkali disertai dengan MRI payudara tahunan. Penting untuk mendiskusikan riwayat kesehatan Anda dengan dokter untuk menentukan jadwal skrining yang tepat.

Meskipun mamografi sangat efektif, metode ini juga memiliki keterbatasan. Mamografi tidak 100% akurat dan kadang bisa melewatkan kanker atau justru menunjukkan hasil positif palsu, terutama pada wanita muda atau dengan payudara padat. Selain itu, ada paparan radiasi rendah yang terakumulasi seiring waktu, meskipun jumlahnya sangat kecil.

Pemeriksaan Payudara Klinis (CBE) dan Kesadaran Diri (BSE)

Selain mamografi, Pemeriksaan Payudara Klinis (CBE) yang dilakukan oleh profesional kesehatan juga direkomendasikan sebagai bagian dari upaya deteksi dini kanker payudara. Johns Hopkins Medicine menyarankan CBE tahunan mulai usia 20 tahun, atau setiap tiga tahun untuk wanita usia 20-40 tahun dan setiap tahun untuk usia 40 tahun ke atas.

Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa CBE secara tunggal mengurangi mortalitas kanker payudara, metode ini dapat mendeteksi sekitar 5-10% kanker payudara yang mungkin terlewat oleh mamografi. Namun, CBE juga berisiko menghasilkan positif palsu lebih besar.

Untuk Pemeriksaan Payudara Sendiri (BSE) atau Kesadaran Diri Payudara, rekomendasi formal telah berubah. Sebagian besar organisasi medis tidak lagi merekomendasikan BSE secara teratur sebagai bagian dari jadwal skrining rutin. Namun, para ahli tetap menekankan pentingnya Sahabat Fimela untuk akrab dengan kondisi normal payudara Anda.

Menjadi akrab dengan payudara berarti Anda mengetahui bagaimana bentuk dan rasanya secara normal, sehingga dapat segera mengenali setiap perubahan yang mencurigakan. Jika menemukan benjolan atau kelainan, segera laporkan kepada penyedia layanan kesehatan Anda. Cara melakukan BSE meliputi meraba payudara dengan tiga jari dalam gerakan melingkar dan menggunakan tiga tingkat tekanan, meliputi seluruh area payudara hingga ketiak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |