Fimela.com, Malang Pernahkah merasa mood buruk tanpa sebab yang jelas? Atau merasa lelah padahal sudah cukup istirahat? Ternyata, jawabannya mungkin ada di perut. Kesehatan usus atau yang sering disebut "gut health" belakangan ini memang jadi perbincangan hangat. Tapi jangan salah, ini bukan cuma soal masalah perut kembung atau susah buang air besar saja.
Usus ternyata punya peran yang jauh lebih besar dari yang selama ini kita bayangkan. Organ pencernaan ini seperti "markas besar" yang mengatur banyak hal dalam tubuh, mulai dari daya tahan tubuh, suasana hati, hingga kejernihan berpikir. Makanya, ketika usus bermasalah, efeknya bisa menyebar ke seluruh tubuh.
Yang menarik, gejala masalah usus tidak selalu berupa sakit perut. Bisa jadi muncul dalam bentuk cemas berlebihan, susah konsentrasi, jerawat yang bandel, atau perasaan tidak enak badan yang sulit dijelaskan. Inilah mengapa memahami kesehatan usus jadi penting banget untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh
Usus Itu Lebih dari Sekadar Organ Pencernaan
Mungkin pernah dengar istilah "otak kedua"? Nah, ini bukan cuma kiasan lho. Usus memang punya sistem sarafnya sendiri dengan lebih dari 100 juta sel saraf. Bayangkan, jumlahnya lebih banyak dari sel saraf di tulang belakang! Sistem saraf di usus ini terus berkomunikasi dengan otak melalui jalur khusus yang disebut saraf vagus.
Makanya, usus bisa mengirim sinyal yang mempengaruhi suasana hati, tingkat energi, fokus, bahkan motivasi. Pernah merasakan "perasaan" di perut saat nervous? Itu bukti nyata kalau usus dan otak memang saling terhubung erat.
Tapi peran usus tidak berhenti di situ. Usus juga mengatur sekitar 70 persen sistem kekebalan tubuh. Artinya, kalau usus sehat, daya tahan tubuh juga ikut kuat. Bahkan, 90 persen hormon serotonin yang bikin kita merasa bahagia diproduksi di usus, bukan di otak! Pantas saja kalau usus bermasalah, mood jadi ikut-ikutan turun.
Gejala Tak Terduga yang Ternyata Berhubungan dengan Usus
Masalah usus tidak selalu ditandai dengan sakit perut atau diare. Kadang gejalanya muncul dalam bentuk yang sama sekali tidak kita sangka ada hubungannya dengan pencernaan. Misalnya, merasa lelah terus-menerus, terutama setelah makan. Atau sering lupa dan susah konsentrasi yang biasa disebut "brain fog".
Masalah kulit seperti jerawat, eksim, atau kemerahan di wajah juga bisa jadi pertanda usus sedang tidak baik-baik saja. Begitu juga dengan perubahan mood yang tiba-tiba, mudah marah, atau cemas tanpa alasan jelas. Bagi perempuan, gejala PMS yang berat atau siklus haid yang tidak teratur juga bisa terkait dengan kesehatan usus.
Bahkan nyeri sendi atau otot yang tidak ada penyebab jelasnya, gangguan tidur, atau tiba-tiba sensitif terhadap makanan tertentu bisa jadi sinyal bahwa ada yang tidak beres dengan usus. Kalau mengalami beberapa gejala ini bersamaan, mungkin sudah saatnya memperhatikan kesehatan pencernaan lebih serius.
Penyebab Usus Bermasalah
Di dalam usus, hidup triliunan bakteri baik dan mikroorganisme lain yang disebut mikrobioma. Bayangkan mikrobioma seperti taman yang subur: ketika beragam dan seimbang, semuanya jadi harmonis. Tapi kalau ada yang mendominasi atau justru habis karena faktor tertentu, terjadilah ketidakseimbangan.
Penyebab utama gangguan mikrobioma usus biasanya pola makan yang buruk. Makanan tinggi gula, makanan olahan, atau kurang serat bisa merusak keseimbangan bakteri baik di usus. Kebiasaan makan terburu-buru atau makan larut malam juga ikut berpengaruh.
Stres yang berkepanjangan, kurang tidur, dan paparan zat-zat beracun dari lingkungan juga bisa mengganggu kesehatan usus. Perubahan hormon seperti saat hamil, menyusui, atau menjelang menopause ikut berperan. Obat-obatan tertentu seperti antibiotik, obat pereda nyeri, atau pil KB juga bisa mengacaukan keseimbangan mikrobioma. Yang sering terlupakan, mikrobioma merespons keseluruhan gaya hidup kita, bukan cuma makanan saja.
Cara Sederhana untuk Merawat Usus
Kabar baiknya, merawat kesehatan usus tidak harus ribet atau mahal. Ada banyak cara sederhana yang bisa dimulai dari sekarang. Yang pertama dan paling penting: memperlambat saat makan. Proses pencernaan sebenarnya dimulai bahkan sebelum makanan masuk mulut, yaitu saat kita melihat atau mencium aroma makanan.
Meluangkan waktu sejenak untuk tenang dan menarik napas sebelum makan bisa membantu tubuh bersiap mencerna dengan baik. Ini bukan cuma soal mindfulness, tapi sinyal nyata ke tubuh bahwa kita dalam keadaan aman dan siap menerima nutrisi.
Serat adalah sahabat terbaik usus karena menjadi makanan untuk bakteri baik. Usahakan makan berbagai jenis buah dan sayuran dengan warna yang beragam. Semakin bervariasi, semakin banyak jenis bakteri baik yang bisa "makan" dan berkembang di usus.
Kunyah makanan lebih lama dari biasanya. Ini langkah pertama pencernaan yang bisa mengurangi kembung dan membantu penyerapan nutrisi. Jangan terburu-buru saat makan karena bisa membuat sistem pencernaan stres.
Tubuh punya kemampuan luar biasa untuk memulihkan diri kalau diberi kondisi yang tepat. Dengan memberikan perhatian pada kesehatan usus lewat cara-cara sederhana tapi konsisten, kita sebenarnya sedang berinvestasi pada kesehatan mental, fisik, dan emosional jangka panjang. Yang penting mulai dari yang mudah, tapi mulai dari sekarang.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.