Panduan untuk Orang Tua, Mengenal Gejala dan Penyebab Radang Usus pada Anak

1 week ago 29

Fimela.com, Jakarta Bagi sebagian orang tua, radang usus pada anak mungkin dianggap sebagai masalah kesehatan yang jarang ditemui. Padahal, kenyataannya kondisi ini cukup sering terjadi dan dapat menyerang anak di berbagai rentang usia. Gejalanya kerap menyerupai gangguan pencernaan ringan, seperti nyeri perut, mual, atau diare, sehingga sering terabaikan. Jika tidak segera ditangani, radang usus dapat menghambat penyerapan nutrisi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Faktor penyebab radang usus pada anak tidak hanya berasal dari infeksi bakteri atau virus. Dilansir dari sumber cincinnatichilderns.org, alergi makanan, ketidakseimbangan mikroflora usus, hingga pola makan yang kurang sehat turut berperan memicu kondisi ini. Bahkan, kebiasaan sederhana seperti tidak mencuci tangan sebelum makan bisa menjadi jalan masuknya kuman penyebab peradangan. Dengan memahami sumber permasalahannya, orang tua dapat mengambil langkah pencegahan lebih awal sebelum gejala berkembang menjadi lebih serius.

Melalui artikel ini, orang tua akan mendapatkan panduan untuk mengenali gejala radang usus pada anak secara lebih tepat, memahami berbagai penyebabnya, serta mengetahui langkah awal penanganan yang aman. Dengan pengetahuan yang tepat, Anda bisa lebih sigap menjaga kesehatan buah hati, memastikan kebutuhan nutrisinya terpenuhi, dan mencegah risiko komplikasi yang dapat berdampak pada kesehatannya di masa depan.

Nyeri atau kram perut

Nyeri atau kram perut merupakan salah satu tanda yang paling sering dialami anak dengan radang usus. Keluhan ini dapat muncul secara mendadak atau berulang, dengan intensitas yang bervariasi dari ringan hingga cukup berat, sehingga membuat anak menjadi rewel, enggan beraktivitas, bahkan kesulitan tidur. Penyebabnya adalah peradangan pada dinding usus yang memicu kontraksi otot-otot pencernaan. Dalam beberapa kasus, rasa nyeri ini juga disertai kembung atau tekanan pada area perut. Orang tua sebaiknya segera waspada bila keluhan berlangsung lebih dari satu hingga dua hari, terlebih jika diiringi gejala lain seperti diare, demam, atau muntah, karena hal tersebut dapat menandakan kondisi yang memerlukan penanganan medis segera.

Infeksi bakteri

Infeksi bakteri menjadi salah satu penyebab utama radang usus pada anak yang kerap menimbulkan gejala cukup serius. Jenis bakteri seperti Escherichia coli (E. coli), Salmonella, dan Shigella dapat masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, maupun dari tangan yang tidak dicuci bersih. Setelah menyerang saluran pencernaan, bakteri ini menghasilkan racun yang merusak lapisan usus, memicu peradangan, dan menimbulkan keluhan seperti diare, nyeri perut, demam, hingga muntah. Gejala biasanya berlangsung beberapa hari dan dapat berujung pada dehidrasi bila tidak segera ditangani. Oleh karena itu, menjaga kebersihan makanan, memastikan air minum aman, serta membiasakan anak mencuci tangan menjadi langkah pencegahan penting terhadap infeksi bakteri penyebab radang usus.

Penurunan berat badan

Penurunan berat badan pada anak yang mengalami radang usus biasanya disebabkan oleh terganggunya kemampuan saluran pencernaan dalam menyerap nutrisi. Peradangan pada usus menghambat penyerapan vitamin, mineral, dan kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan energi. Kondisi ini kerap diperburuk oleh berkurangnya nafsu makan, diare yang berlangsung lama, atau muntah berulang, sehingga asupan gizi semakin menurun. Jika tidak segera ditangani, penurunan berat badan dapat melemahkan daya tahan tubuh, mengurangi stamina, dan menghambat perkembangan anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu mewaspadai gejala ini dan memastikan anak mendapatkan perawatan yang tepat serta asupan nutrisi yang memadai selama masa pemulihan.

Pola makan tidak sehat

Penurunan berat badan pada anak yang mengalami radang usus biasanya disebabkan oleh terganggunya kemampuan saluran pencernaan dalam menyerap nutrisi. Peradangan pada usus menghambat penyerapan vitamin, mineral, dan kalori yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan energi. Kondisi ini kerap diperburuk oleh berkurangnya nafsu makan, diare yang berlangsung lama, atau muntah berulang, sehingga asupan gizi semakin menurun. Jika tidak segera ditangani, penurunan berat badan dapat melemahkan daya tahan tubuh, mengurangi stamina, dan menghambat perkembangan anak. Oleh sebab itu, orang tua perlu mewaspadai gejala ini dan memastikan anak mendapatkan perawatan yang tepat serta asupan nutrisi yang memadai selama masa pemulihan.

Ketidakseimbangan flora usus

Ketidakseimbangan flora usus terjadi ketika populasi bakteri baik dan bakteri jahat di saluran pencernaan anak tidak berada dalam proporsi yang sehat. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penggunaan antibiotik dalam waktu lama, pola makan yang kurang bergizi, atau adanya infeksi tertentu. Berkurangnya jumlah bakteri baik akan melemahkan kemampuan usus untuk melawan kuman, mencerna makanan, dan menyerap nutrisi dengan optimal. Dampaknya, anak menjadi lebih rentan mengalami peradangan, diare, kembung, serta kehilangan nafsu makan. Untuk mencegahnya, penting menjaga keseimbangan flora usus melalui konsumsi makanan bergizi, pemberian probiotik, dan penerapan kebiasaan hidup sehat agar kesehatan pencernaan tetap terjaga.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nazwa Putri Kurniawan

    Author

    Nazwa Putri Kurniawan
  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |