Obesitas di Indonesia Jadi Ancaman Serius bagi Kesehatan dan Ekonomi

2 weeks ago 32

Fimela.com, Jakarta Obesitas bukan hanya tentang naiknya angka di timbangan. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat 23,4% orang dewasa di Tanah Air kini hidup dengan obesitas. Angka ini melonjak dua kali lipat dalam kurun sepuluh tahun terakhir—sebuah lonjakan yang membuat para ahli kesehatan semakin khawatir.

Dampaknya pun jauh lebih luas dari sekadar rasa percaya diri atau penampilan fisik. Dari sisi ekonomi, obesitas diperkirakan menelan biaya lebih dari Rp24 triliun per tahun, baik untuk pelayanan kesehatan maupun hilangnya produktivitas kerja. Dari sisi kesehatan, komplikasi serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker kini semakin meningkat jumlahnya, sebagian besar dipicu oleh obesitas yang kian meluas.

Melihat urgensi tersebut, forum nasional “Bahas Tuntas Obesitas, Kolaborasi Hadir Membawa Harapan” digelar di The Westin Jakarta, 24 September 2025. Forum ini mempertemukan para pakar medis, pembuat kebijakan, dan pelaku industri untuk mendiskusikan pentingnya regulasi, inovasi, serta kerja sama lintas sektor dalam menghadapi epidemi obesitas di Indonesia.

Dari Fakta Ilmiah hingga Panduan Penanganan

Selama ini, obesitas kerap dianggap hanya soal kurang disiplin dalam menjaga pola makan atau malas berolahraga. Padahal, penelitian menunjukkan obesitas adalah penyakit kronis dengan mekanisme biologis yang rumit. Faktor hormonal, metabolik, hingga neurologis berperan besar dalam mengatur rasa lapar, penyimpanan lemak, dan keseimbangan energi tubuh. Itulah mengapa mengandalkan “niat kuat” saja tidak cukup untuk mengendalikan kondisi ini.

Kesalahpahaman terhadap obesitas sering membuat penderita menghadapi stigma sosial yang menyulitkan mereka mencari pertolongan medis. Padahal, risiko kesehatan yang ditimbulkan obesitas sangat serius. Mulai dari hipertensi, sleep apnea, gangguan muskuloskeletal, hingga berbagai jenis kanker. Mengakui obesitas sebagai penyakit kronis adalah kunci agar pendekatan medis yang lebih manusiawi, ilmiah, dan jangka panjang bisa diterapkan.

Menjawab tantangan tersebut, hadir Pedoman Nasional Pelayanan Klinis (PNPK) Obesitas yang menjadi standar resmi bagi tenaga medis. PNPK menegaskan tiga pilar utama dalam penanganan obesitas: perubahan gaya hidup melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik, terapi farmakologis, serta tindakan pembedahan bariatrik bila diperlukan. Dengan panduan ini, dokter dapat memberikan layanan yang lebih komprehensif, terintegrasi, dan sesuai kebutuhan tiap pasien.

Peran Regulasi, Inovasi, dan Aksi Nyata

Penanganan obesitas tidak hanya soal pelayanan klinis, tetapi juga membutuhkan lingkungan regulasi yang mendukung. Aturan yang kuat bisa menjamin keamanan pasien sekaligus mempercepat hadirnya inovasi global di bidang kesehatan. Hal ini penting agar masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses lebih luas terhadap teknologi medis terbaru yang terbukti efektif.

General Manager Novo Nordisk Indonesia, Sreerekha Sreenivasan, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Obesitas adalah penyakit serius dan kronis yang membutuhkan solusi jangka panjang berbasis sains. Tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikannya sendirian, karena itu kolaborasi sangatlah penting,” ujarnnya.

Selain regulasi di tingkat nasional, pemerintah daerah juga memegang peran penting. Di perkotaan, prevalensi obesitas meningkat paling cepat, sehingga diperlukan program edukasi publik, perencanaan kota yang mendukung aktivitas fisik, serta peningkatan akses pada gizi seimbang. Dengan begitu, kebijakan besar yang dibuat di tingkat pusat bisa benar-benar terasa dampaknya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Harapan untuk Generasi Mendatang

Obesitas memang tantangan besar, namun bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan pemahaman baru bahwa obesitas adalah penyakit kronis, Indonesia kini memiliki kesempatan untuk menata ulang strategi kesehatan masyarakatnya. Dukungan kebijakan, regulasi yang kuat, peran tenaga medis, hingga partisipasi aktif masyarakat bisa menjadi kunci menuju masa depan yang lebih sehat.

Lebih dari sekadar angka di laporan kesehatan, isu obesitas menyangkut kualitas hidup dan masa depan generasi mendatang. Jika langkah kolaboratif ini dijalankan dengan konsisten, bukan tidak mungkin Indonesia mampu mengurangi beban obesitas sekaligus melindungi kesehatan jutaan warganya. Sahabat Fimela, mulai sekarang yuk lebih peduli dengan gaya hidup sehat agar tubuh tetap bugar dan terhindar dari risiko obesitas.

Penulis: Siti Nur Arisha

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |