Minum Obat Cacing Meski Tidak Cacingan, Perlu atau Tidak?

3 weeks ago 32

Fimela.com, Jakarta Obat cacing sering dianggap sebagai langkah pencegahan, meski belum tentu semua orang membutuhkannya. Salah satu jenis cacing yang umum menyerang manusia adalah cacing kremi (threadworms), yaitu cacing kecil berwarna putih yang bisa hidup di usus. Infeksi ini cukup sering terjadi, terutama pada anak-anak. Meski terlihat sepele, infeksi cacing bisa menurunkan kualitas hidup karena mengganggu tidur, selera makan, hingga konsentrasi sehari-hari.

Bersumber dari laman healthify.nz infeksi cacing kremi sebenarnya bisa dicegah dengan cara sederhana, yaitu menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Rajin mencuci tangan, menjaga kuku tetap pendek, serta membersihkan peralatan makan dan tempat tidur bisa membantu mengurangi risiko penularan. Selain itu, kebiasaan mengajarkan anak untuk tidak menggigit kuku atau berbagi handuk juga penting dilakukan. 

Penggunaan obat cacing biasanya direkomendasikan jika sudah ada infeksi yang terdeteksi. Biasanya, bila satu anggota keluarga terkena, dokter umumnya menyarankan semua anggota keluarga ikut minum obat, meski tidak menunjukkan gejala. Hal ini karena cacing kremi sangat mudah menular di dalam rumah. Dengan memberikan obat pada seluruh anggota keluarga, kemungkinan penularan berulang bisa dicegah.

Proses penyebaran cacing kremi di lingkungan sekitar

Cacing kremi tidak ditularkan oleh hewan peliharaan, melainkan antar manusia. Itulah sebabnya penularannya cepat terjadi di rumah, sekolah, hingga tempat penitipan anak. Satu orang yang terinfeksi bisa dengan mudah menyebarkannya ke banyak orang. Inilah yang membuat kasus cacingan sering muncul dalam kelompok besar yang banyak berinteraksi, misalnya anak-anak dalam satu kelas.

Penularan biasanya terjadi ketika seseorang tanpa sadar menelan telur cacing. Telur ini bisa berpindah lewat tangan, makanan, atau benda yang terkontaminasi. Karena ukurannya sangat kecil, orang yang tertular sering kali tidak sadar hingga gejalanya muncul. Bahkan, telur cacing bisa bertahan di permukaan benda selama beberapa minggu, sehingga risiko penularan tetap ada meskipun sumber awalnya sudah tidak terlihat.

Cacing kremi aktif pada malam hari dengan bertelur di sekitar anus, yang menyebabkan rasa gatal. Saat seseorang menggaruk, telur bisa menempel di tangan atau kuku, lalu berpindah ke orang lain. Bahkan, telur cacing bisa menempel pada seprai, pakaian, handuk, atau debu rumah, sehingga penyebarannya semakin luas. 

Apakah perlu minum obat cacing meski tubuh terasa sehat?

Gejala yang paling sering muncul adalah rasa gatal di sekitar anus, terutama saat malam. Namun, beberapa orang bisa mengalami gejala lain seperti sulit tidur, mudah rewel, kehilangan nafsu makan, hingga sering mengompol. Ada juga kasus di mana orang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala sama sekali. Hal ini membuat pemeriksaan dan kesadaran orang tua sangat penting, terutama bila anak terlihat sering menggaruk saat malam hari.

Dari sini bisa disimpulkan bahwa obat cacing tidak perlu diminum sebagai pencegahan rutin bila tidak ada infeksi. Obat ini sebaiknya hanya digunakan ketika memang ada orang dalam rumah yang positif terkena cacing kremi. Jika tidak ada tanda-tanda infeksi, menjaga kebersihan sudah cukup untuk melindungi tubuh. Dengan begitu, penggunaan obat bisa tetap tepat sasaran dan tidak berlebihan.

Jadi, minum obat cacing meski tidak cacingan sebenarnya tidak diperlukan. Fokus utama sebaiknya adalah menerapkan pola hidup bersih, karena inilah kunci pencegahan infeksi. Bila ada gejala atau anggota keluarga yang terdiagnosis, barulah obat cacing diberikan kepada semua anggota rumah untuk memutus rantai penularan. Dengan cara ini, pengobatan menjadi lebih efektif, dan risiko infeksi berulang dapat dihindari.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |