Mendengkur Bukan Tanda Nyenyak, Ini 7 Bahaya Mendengkur Saat Tidur

12 hours ago 11

ringkasan

  • Mendengkur kronis bukan sekadar suara, melainkan indikasi serius seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang mengganggu pernapasan dan kualitas tidur.
  • Bahaya mendengkur saat tidur dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, stroke, dan gangguan jantung, serta diabetes tipe 2.
  • Dampak mendengkur juga meliputi kelelahan siang hari, penurunan konsentrasi, perubahan suasana hati, hingga komplikasi kehamilan, sehingga penting untuk segera berkonsultasi medis.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, mendengkur atau ngorok seringkali dianggap sepele, bahkan kadang dianggap sebagai tanda seseorang tidur sangat nyenyak. Namun, tahukah Anda bahwa suara dengkuran yang keras dan kronis bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang serius? Kondisi ini terjadi ketika aliran udara melalui saluran pernapasan terhambat, menyebabkan jaringan lunak di tenggorokan bergetar dan menghasilkan suara khas tersebut.

Faktanya, mendengkur bukanlah sekadar gangguan suara yang mengganggu orang di sekitar. Lebih dari itu, mendengkur bisa menjadi pertanda awal dari berbagai penyakit berbahaya yang mengintai kesehatan tubuh Anda. Mengabaikan kondisi ini dapat berujung pada komplikasi yang lebih serius, memengaruhi kualitas hidup dan bahkan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami apa itu mendengkur, mengapa ia terjadi, dan apa saja bahaya mendengkur saat tidur yang perlu diwaspadai. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai risiko kesehatan yang terkait dengan kebiasaan mendengkur, serta kapan Anda harus segera mencari bantuan medis.

Mendengkur dan Risiko Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Salah satu bahaya mendengkur saat tidur yang paling signifikan adalah hubungannya dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA). OSA merupakan gangguan tidur serius di mana pernapasan seseorang berhenti dan dimulai berulang kali selama tidur. Henti napas ini bisa berlangsung selama 10 hingga 20 detik, bahkan terjadi puluhan hingga ratusan kali setiap malam tanpa disadari.

Ketika pernapasan terhenti, kadar oksigen dalam tubuh akan menurun drastis. Kondisi ini secara langsung memengaruhi kerja otak dan kualitas tidur secara keseluruhan. Penderita OSA seringkali terbangun dari tidur karena kekurangan oksigen, meskipun mereka mungkin tidak mengingatnya di pagi hari, yang menyebabkan tidur tidak efektif dan terfragmentasi.

Gejala utama OSA meliputi mendengkur yang sangat keras, henti napas yang disaksikan orang lain, terengah-engah atau tersedak saat tidur, serta kantuk berlebihan di siang hari. Jika Sahabat Fimela atau pasangan mengalami gejala-gejala ini, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.

Ancaman Penyakit Kardiovaskular Akibat Mendengkur

Mendengkur kronis, terutama yang berkaitan dengan OSA, tidak hanya mengganggu tidur tetapi juga meningkatkan risiko berbagai masalah serius pada jantung dan pembuluh darah. Penurunan kadar oksigen berulang kali saat tidur dapat membebani sistem kardiovaskular secara signifikan.

Salah satu dampaknya adalah peningkatan risiko Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). Penyempitan pembuluh darah sebagai reaksi tubuh terhadap kurangnya suplai oksigen dapat menyebabkan tekanan darah melonjak. Selain itu, penderita OSA memiliki risiko lebih tinggi mengalami Penyakit Jantung, termasuk pembesaran jantung, gangguan irama jantung (aritmia), serangan jantung, dan gagal jantung.

Tidak hanya itu, bahaya mendengkur saat tidur juga terkait dengan peningkatan risiko Stroke. Penelitian menunjukkan bahwa mendengkur dapat menyebabkan penebalan arteri karotis, yaitu pembuluh darah utama yang mengalirkan darah ke otak. Penebalan ini, dalam kondisi parah, dapat menyumbat aliran darah dan memicu terjadinya stroke, sebuah kondisi yang mengancam jiwa.

Dampak Mendengkur pada Kualitas Hidup dan Kesehatan Lainnya

Selain masalah kardiovaskular, mendengkur yang tidak ditangani juga dapat memengaruhi kualitas hidup sehari-hari dan memicu masalah kesehatan lainnya. Salah satunya adalah peningkatan risiko Diabetes Tipe 2, di mana sleep apnea dapat menyebabkan resistensi insulin dalam tubuh.

Gangguan tidur yang signifikan akibat mendengkur sering menyebabkan Kelelahan Siang Hari yang ekstrem, kurang energi, dan Kesulitan Konsentrasi serta Daya Ingat. Banyak penderita juga melaporkan sering mengalami Sakit Kepala Pagi Hari saat bangun tidur. Kurang tidur kronis juga dapat memicu Perubahan Suasana Hati, mudah tersinggung, kecemasan, hingga depresi.

Lebih lanjut, kantuk berlebihan di siang hari akibat mendengkur meningkatkan Risiko Kecelakaan, baik saat berkendara maupun di tempat kerja. Mendengkur juga dapat memperburuk kondisi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) karena posisi tidur yang kurang ideal dapat meningkatkan kemungkinan refluks asam. Pada ibu hamil, mendengkur, terutama di trimester terakhir, bahkan dapat meningkatkan Komplikasi Kehamilan pada janin. Bagi pria, sleep apnea juga dikaitkan dengan Penurunan Gairah Seksual atau disfungsi ereksi.

Faktor Risiko dan Kapan Harus Berkonsultasi Medis

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami bahaya mendengkur saat tidur. Ini termasuk Obesitas atau Kelebihan Berat Badan, di mana lemak berlebih di sekitar leher dapat menghambat aliran udara. Merokok juga memicu gangguan pernapasan, sementara Konsumsi Alkohol atau Obat Penenang dapat mengendurkan otot-otot saluran pernapasan.

Faktor lain seperti Hidung Tersumbat atau Masalah Anatomi (flu, sinusitis, amandel membesar, kelainan rahang/hidung) dapat menyempitkan saluran napas. Bahkan Posisi Tidur telentang dapat memperbesar kemungkinan mendengkur karena gravitasi menekan organ di sekitar saluran pernapasan. Seiring bertambahnya Usia, otot-otot juga cenderung mengendur, menyebabkan penyempitan saluran pernapasan.

Sahabat Fimela, penting untuk tidak menunda kunjungan ke dokter jika mendengkur Anda sangat keras, terjadi setiap malam, tiba-tiba memburuk, atau disertai gejala lain seperti henti napas yang disaksikan orang lain, terengah-engah, kantuk berlebihan di siang hari, sakit kepala pagi, kesulitan berkonsentrasi, atau perubahan suasana hati. Konsultasi medis akan membantu diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai untuk menjaga kesehatan jangka panjang Anda.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |