Makanan Lebaran Melimpah, Cara Bijak Menghindari Dampak Negatif bagi Kesehatan

2 days ago 10
Portal Berita News Malam Viral

Fimela.com, Jakarta Perayaan Hari Raya Idul Fitri selalu diwarnai dengan beragam hidangan yang menggoda selera. Mulai dari ketupat hingga berbagai jenis kue kering, semua disajikan dalam jumlah yang melimpah di atas meja makan. Namun, di balik kenikmatan makanan khas saat Lebaran, terdapat potensi risiko kesehatan yang mengintai jika dikonsumsi secara berlebihan.

Beragam makanan saat Lebaran sering kali mengandung banyak lemak, gula, dan kolesterol, yang dapat memicu masalah kesehatan seperti hipertensi, diabetes, serta gangguan pencernaan. Sering kali, pasca-perayaan Lebaran, banyak orang yang mengalami lonjakan kadar kolesterol atau peningkatan berat badan yang signifikan.

Untuk tetap dapat menikmati hidangan khas Lebaran tanpa harus khawatir akan dampak negatifnya, sangat penting untuk mengenali makanan-makanan yang berisiko dan mengatur porsi yang dikonsumsi. Berikut ini adalah daftar makanan yang sebaiknya diwaspadai selama perayaan Idul Fitri. Informasi ini dirangkum dari Fimela.com.

Kalau biasanya opor diolah dengan santan, opor Betawi sedikit berbeda. Gak pakai santan, melainkan kelapa gongseng. Ayamnya pun pakai ayam pejantan. Cita rasanya yang unik, membuat warung makan ini mampu menghabiskan 30 ekor ayam pejantan!

1. Olahan daging kambing mengandung kolesterol dan purin tinggi.

Menurut klikdokter, hidangan Lebaran sering kali menyertakan makanan yang terbuat dari jeroan, seperti hati, ampela, dan usus, yang biasanya diolah menjadi gulai atau soto. Selain itu, daging kambing juga populer diolah menjadi sate atau tongseng, yang membuatnya semakin menggugah selera.

Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Jeroan memiliki kandungan kolesterol dan purin yang tinggi, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat serta memperburuk kondisi seperti hipertensi dan asam urat. Sementara itu, daging kambing mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi, dan jika dikonsumsi secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Jika konsumsi jeroan dan daging kambing tidak diimbangi dengan sayuran dan serat, hal ini bisa memperburuk masalah pencernaan. Oleh karena itu, membatasi jumlah konsumsi dan memilih cara memasak yang lebih sehat, seperti memanggang tanpa menambah banyak lemak, bisa menjadi langkah yang bijak agar tetap bisa menikmati hidangan ini dengan aman.

2. Opor serta Gulai Bersantan dapat meningkatkan kadar kolesterol.

Lebaran terasa kurang lengkap tanpa hadirnya hidangan seperti opor ayam, rendang, atau gulai santan. Meskipun makanan tersebut sangat nikmat, kandungan santan yang tinggi dapat berkontribusi pada peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh.

Apa yang membuat makanan dengan santan menjadi berisiko? Santan memiliki kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, yang dikenal sebagai kolesterol jahat, di dalam darah. Jika santan dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, hal ini dapat berujung pada kenaikan berat badan, terutama jika disandingkan dengan makanan tinggi karbohidrat seperti ketupat dan lontong.

Selain itu, jika tidak dikelola dengan baik, makanan yang mengandung santan bisa memicu masalah pencernaan, seperti diare atau perut kembung. Sebagai solusi, Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan santan encer atau susu rendah lemak dalam masakan, sehingga dampak negatifnya dapat diminimalkan.

3. Emping serta kerupuk, memiliki kadar purin dan garam yang tinggi.

Dalam setiap hidangan Lebaran, emping dan kerupuk sering kali menjadi pelengkap yang tak terpisahkan. Namun, perlu diingat bahwa camilan ini bisa menjadi berisiko jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan. "Mengapa emping dan kerupuk perlu dibatasi?" adalah pertanyaan yang penting untuk dipertimbangkan. Emping memiliki kandungan purin yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya asam urat.

Sementara itu, kerupuk mengandung banyak garam dan MSG, yang dapat berkontribusi pada tekanan darah tinggi jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu, kerupuk biasanya digoreng dalam minyak, yang berakibat pada tingginya kadar lemak trans di dalamnya. Lemak trans ini dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan jantung kita.

Oleh karena itu, jika Anda tetap ingin menikmati emping dan kerupuk, sebaiknya pilih yang dipanggang sebagai alternatif yang lebih sehat. Selain itu, penting untuk membatasi jumlah konsumsi camilan ini setiap hari agar kesehatan tetap terjaga dengan baik.

4. Makanan Cepat Saji dan Fast Food mengandung banyak lemak trans.

Lebaran merupakan waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga, sering kali di luar rumah, yang berujung pada meningkatnya konsumsi makanan cepat saji seperti fried chicken, burger, atau pizza. Namun, pertanyaannya adalah, "Apa bahayanya jika terlalu sering mengonsumsi fast food?"

Makanan cepat saji biasanya mengandung lemak trans yang tinggi, yang dapat berkontribusi pada peningkatan kolesterol jahat dalam tubuh. Selain itu, kalori yang terkandung dalam makanan ini juga sangat tinggi, yang bisa menyebabkan obesitas jika tidak dikendalikan dengan baik.

Di samping itu, rendahnya kandungan serat dalam makanan cepat saji dapat mengganggu sistem pencernaan kita. Oleh karena itu, sebagai pilihan yang lebih sehat, sebaiknya kita memilih menu alternatif seperti salad, makanan yang dibakar tanpa minyak berlebihan, atau sup bening yang lebih bergizi.

5. Kue kering serta minuman manis dapat menyebabkan diabetes dan obesitas.

Lebaran sering kali diwarnai dengan berbagai jenis kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju, serta minuman manis seperti sirup dan soda. Meskipun begitu, perlu diingat bahwa makanan-makanan ini mengandung kadar gula yang tinggi, yang bisa berdampak negatif bagi kesehatan kita.

Menurut penelitian, "Gula berlebih dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama bagi mereka yang sudah memiliki kecenderungan genetik." Selain itu, makanan yang kaya akan gula umumnya tidak menyediakan nutrisi penting, sehingga dapat menyebabkan peningkatan berat badan tanpa memberikan manfaat kesehatan yang seharusnya.

Lonjakan kadar gula dalam darah juga dapat mengakibatkan kelelahan dan rasa lapar yang lebih cepat, yang pada akhirnya mendorong kita untuk mengonsumsi lebih banyak makanan. Oleh karena itu, jika Anda ingin menikmati kue kering saat Lebaran, sebaiknya batasi jumlahnya atau pertimbangkan untuk memilih kue yang rendah gula sebagai alternatif yang lebih sehat.

Tanya dan Jawab

Mengapa makanan khas Lebaran dapat menjadi ancaman bagi kesehatan?

Banyak jenis hidangan yang disajikan saat Lebaran mengandung lemak, kolesterol, dan gula yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan tersebut dapat memicu berbagai penyakit, seperti diabetes dan hipertensi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi makanan selama perayaan ini.

Bagaimana cara menjaga kesehatan sambil menikmati hidangan Lebaran?

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan membatasi porsi makanan yang kita konsumsi. Selain itu, penting juga untuk menyeimbangkan asupan makanan dengan sayur dan buah, serta menghindari makanan yang terlalu banyak mengandung santan dan lemak. Dengan cara ini, kita bisa menikmati kebersamaan tanpa mengorbankan kesehatan.

Apakah aman mengonsumsi makanan cepat saji selama Lebaran?

Makanan cepat saji biasanya mengandung lemak trans dan kalori yang tinggi. Oleh karena itu, sebaiknya kita membatasi konsumsinya dan memilih makanan yang lebih sehat untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan mengganti pilihan makanan, kita dapat merayakan Lebaran dengan lebih baik.

Bagaimana cara mencegah lonjakan kolesterol setelah perayaan Lebaran?

Salah satu cara yang efektif adalah dengan mengurangi konsumsi jeroan, makanan yang mengandung santan, dan kue-kue manis. Selain itu, meningkatkan aktivitas fisik juga sangat penting untuk menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas yang normal. Dengan langkah-langkah ini, kita bisa menjaga kesehatan pasca-Lebaran.

Apakah semua orang perlu menghindari makanan bersantan saat Lebaran?

Tidak perlu sepenuhnya menghindarinya, namun sangat penting untuk membatasi konsumsi santan agar tidak berlebihan. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak buruk bagi kesehatan yang mungkin ditimbulkan. Dengan mengatur pola makan, kita masih dapat menikmati hidangan khas tanpa mengorbankan kesehatan kita.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |