Vaksin HPV pada Anak Indonesia Cenderung Meningkat, Apakah Jadi Penangkal Kanker Serviks di Usia Muda?

1 month ago 48
Web Buletin Live 24 Jam Jitu Terbaru

Fimela.com, Jakarta Penderita kanker serviks di Indonesia masih terbilang tinggi. Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2021, terdapat 408.661 kasus baru dan sebanyak 242.988 kematian di Indonesia. Menjadikan kanker serviks berada di urutan kedua setelah kanker payudara dalam daftar kasus pada wanita.

Melihat tingginya angka prevalensi tersebut, pemerintah mengambil langkah dengan membuat program vaksinasi HPV gratis kepada anak perempuan di bangku kelas 5 SD/MI/sederajat atau berusia 11 tahun. Pemberian vaksin HPV ini sendiri dilakukan dalam dua dosis dengan rentang waktu 6-12 bulan.

Hal ini sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memasukkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) ke dalam program imunisasi nasional. Vaksin HPV diberikan bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi kanker leher rahim atau serviks.

"Vaksin ini terutama untuk mencegah kanker serviks. Kanker serviks itu berhubungan dengan virus HPV yang menetap dalam jangka panjang. Salah satu caranya dengan vaksin HPV. Targetnya adalah 2030, 90% anak perempuan dan laki-laki sudah mendapat vaksin HPV sebelum usia 15 tahun," kata Prof.DR.dr.Hartono Gunardi,Sp.A, Subsp.TKPS kepada Fimela.

Efektivitas vaksin HPV pada anak

Prof. Hartono juga menyebut vaksin HPV pada anak perempuan saat ini sudah diberikan dengan tingkat cakupan sebesar 93% untuk pemberian dosis pertama. Sedangkan sekitar 89% untuk dosis kedua. Angka cakupan ini cukup menggembirakan lantaran adanya potensi penurunan angka kanker serviks di masa mendatang.

Efektivitas dari vaksin HPV terhadap infeksi kanker serviks sendiri baru akan terlihat belasan tahun mendatang. Seiring dengan infeksi virus HPV yang menetap juga baru akan terlihat ketika seseorang beranjak dewasa. Menurut beberapa sumber, kasus kanker serviks Indonesia paling banyak menginfeksi di usia 35-55 tahun. Meski demikian, kanker serviks dapat terjadi pada berbagai usia, termasuk wanita muda yang memulai aktivitas seksual di usia muda.

"Vaksin HPV ini paling mudah diberikan pada usia 9-14 tahun. Kalau di bawah usia 15 tahun, dia cukup 1 dosis. Di atas 15 tahun sudah 3 dosis. Makanya yang efektif memberikan dosis vaksin sedini mungkin. Kalau sudah pernah berhubungan, efektivitasnya jadi berkurang. Sebelum ada kontak dan terinfeksi," jelas Prof. Hartono.

Apatis vaksin

Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang masih apatis terhadap vaksinasi sehingga memilih untuk tidak mengikuti program imunitas nasional yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Sehingga meningkatkan risiko terhadap infeksi kanker serviks pada usia dewasa.

"Kita perlu melakukan edukasi pentingnya pencegahan. kalau sudah sakit kan sulit pengobatannya. apalagi kanker. Edukasi jadi salah satu cara untuk menyadarkan orangtua pencegahan jauh lebih baik, daripada mengobati. Dia bisa sembuh dengan gejala sisa atau cacat, bisa tidak sembuh atau meninggal. lebih bagus pencegahan," tutup Prof. Hartono.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |