Fimela.com, Malang Banyak orang ingin menurunkan berat badan tapi bingung harus mulai dari mana, jalan kaki atau lari? Keduanya sama-sama olahraga sederhana yang bisa dilakukan tanpa perlu alat khusus, hanya sepatu yang nyaman dan niat yang kuat. Meski terlihat mirip, ternyata manfaat jalan kaki dan lari punya perbedaan cukup signifikan terutama soal pembakaran kalori dan dampaknya terhadap tubuh.
Menariknya, pilihan antara jalan kaki dan lari sering kali bukan hanya soal kalori yang terbakar, tapi juga menyangkut gaya hidup, kondisi kesehatan, dan tujuan jangka panjang. Ada orang yang suka sensasi berkeringat lebih banyak saat lari, tapi ada juga yang lebih nyaman jalan kaki santai sambil menikmati udara segar. Jadi, sebenarnya mana yang lebih baik untuk menurunkan berat badan?
Sebelum memutuskan, mari kita bahas kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan begitu, kamu bisa memilih olahraga yang bukan hanya efektif, tapi juga bisa konsisten kamu lakukan dalam jangka panjang.
Perbedaan Pembakaran Kalori
Secara umum, lari memang membakar lebih banyak kalori dibanding jalan kaki. Menurut American Council on Exercise (ACE), orang dengan berat badan 70 kg membakar sekitar 74 kalori per kilometer saat berlari dengan kecepatan sedang, sementara jalan kaki hanya sekitar 56 kalori. Artinya, kalau target utama adalah pembakaran kalori cepat, lari memang punya sedikit keunggulan.
Tapi jangan remehkan jalan kaki. Meski lebih sedikit kalori yang terbakar per kilometer, jalan kaki tetap efektif jika dilakukan rutin dan dalam durasi yang lebih lama. Bahkan, banyak orang yang berhasil menurunkan berat badan secara konsisten hanya dengan jalan kaki setiap hari, terutama jika dipadukan dengan pola makan sehat.
Waktu dan Efisiensi
Bagi yang punya jadwal padat, lari terasa lebih efisien. Satu kilometer lari bisa ditempuh hanya 6 menit, sementara jalan kaki butuh sekitar 12 menit. Jadi, dalam waktu singkat, lari bisa memberikan hasil lebih maksimal.
Namun, jalan kaki menawarkan sesuatu yang berbeda, yaitu ritme yang santai. Jalan kaki memberi kesempatan untuk relaksasi, menikmati pemandangan sekitar, atau bahkan ngobrol dengan teman. Untuk banyak orang, hal ini justru membuat olahraga terasa menyenangkan dan lebih mudah konsisten.
Dampak pada Sendi dan Cedera
Kelemahan lari adalah risikonya terhadap sendi. Karena intensitasnya lebih tinggi, lari bisa menambah tekanan pada lutut dan pinggul. Harvard Medical School bahkan menyebutkan bahwa lari meningkatkan risiko cedera seperti shin splints atau runner’s knee.
Sebaliknya, jalan kaki jauh lebih ramah untuk tubuh. Orang dengan masalah persendian, obesitas, atau usia lanjut akan lebih aman melakukan jalan kaki. Jadi, kalau tujuanmu menurunkan berat badan jangka panjang tanpa harus khawatir soal cedera, jalan kaki bisa jadi pilihan yang lebih bijak.
Manfaat Kardiovaskular
Baik jalan kaki maupun lari sama-sama meningkatkan kesehatan jantung, hanya saja dengan intensitas berbeda. Penelitian dari Journal of the American College of Cardiology menunjukkan bahwa pelari punya risiko kematian akibat penyakit jantung 45% lebih rendah dibanding yang tidak berlari. Sementara itu, jalan kaki juga bermanfaat, meski butuh waktu lebih lama untuk hasil yang sama.
Lari bekerja lebih cepat dalam meningkatkan fungsi jantung karena intensitasnya tinggi. Tapi jika dilihat dari sisi keberlanjutan, jalan kaki tetap unggul karena bisa dilakukan rutin tanpa terlalu membebani tubuh.
Pengaruh pada Otot dan Metabolisme
Lari melibatkan lebih banyak otot, termasuk kaki, torso, hingga lengan, sehingga meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot dengan lebih efektif. Itu sebabnya lari sering jadi pilihan utama untuk membangun stamina sekaligus menurunkan berat badan lebih cepat.
Meski begitu, jalan kaki tetap punya nilai plus. Untuk pemula, orang yang baru pulih dari cedera, atau mereka yang tidak terbiasa olahraga intens, jalan kaki bisa jadi cara aman untuk melatih otot secara perlahan. Dengan intensitas yang tepat, otot tetap terlatih dan metabolisme meningkat.
Jadi, lebih baik lari atau jalan kaki untuk menurunkan berat badan? Jawabannya tergantung tujuan dan kondisi tubuhmu. Lari membakar kalori lebih cepat dan memberi hasil instan, tapi resikonya lebih besar. Jalan kaki lebih lambat hasilnya, tapi lebih aman, menyenangkan, dan mudah dilakukan setiap hari. Yang terpenting bukan seberapa cepat hasilnya, tapi seberapa konsisten kamu bisa menjalaninya. Pilih yang sesuai dengan gaya hidupmu, karena olahraga terbaik adalah yang bisa kamu nikmati dan lakukan terus-menerus.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.