Fimela.com, Jakarta Beberapa tahun terakhir, tren Mukbang semakin populer di berbagai platform digital. Konten ini menampilkan seseorang konten kreator yang menyantap makanan dalam porsi besar dalam satu waktu, biasanya berupa makanan instan, junk-food, hingga makanan manis. Mukbang sendiri merupakan istilah gabungan dari kata Korea “muk-ja” untuk “makan” dan “bang-song” untuk “siaran”. Mukbang hadir sebagai bentuk hiburan dari Korea Selatan, bertujuan untuk menghibur orang-orang yang makan sendirian. Tren ini kian lama semakin mendunia, bahkan sampai ke Indonesia.
Penonton yang menyaksikan video Mukbang biasanya merasakan kepuasan tersendiri, melihat orang lain makan dengan lahap dan suara ASMR yang menghibur telinga. Tidak heran, beberapa orang mencoba untuk mengikuti tren yang sama, Mukbang dalam porsi makan yang besar dan dalam waktu singkat. Tren ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri dari para ahli medis dan kesehatan mengenai dampak buruknya terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang, khususnya bagi yang mengadopsi tren ini.
Tidak hanya pada kesehatan, porsi makanan yang tidak realistis juga dapat berujung pada pemborosan makanan. Berikut ini FIMELA merangkum lebih dalam bahaya Mukbang. Yuk, simak sahabat FIMELA!
Asupan Kalori yang Berlebihan
Salah satu masalah utama dari Mukbang, makan dalam porsi berlebihan, adalah asupan kalori yang sangat tinggi. Banyak konten kreator mengonsumsi makanan dalam jumlah jauh melebihi kebutuhan kalori harian manusia. Apalagi, umumnya makanan yang dikonsumsi pada video mukbang adalah makanan seperti makanan cepat saji dan makanan manis. Mengkonsumsi kalori berlebih akan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan berujung pada obesitas. Obesitas tidak dapat dianggap remeh karena dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, hingga hipertensi.
Meningkatkan Risiko Masalah Pencernaan
Makan dalam porsi besar dan dalam waktu singkat dapat meningkatkan risiko masalah pencernaan. Makanan dalam jumlah besar tersebut dapat menyebabkan perut kembung akibat penumpukan gas di saluran pencernaan. Apalagi, makanan tinggi lemak dan gula akan semakin memperlambat pencernaan dan menyebabkan sembelit. Mukbang dalam porsi besar juga akan meningkatkan risiko asam lambung, sehingga dada dan tenggorokan terasa seperti terbakar.
Meningkatkan Risiko Gangguan Mental
Konten kreator video Mukbang seringkali dituntut untuk terus-menerus menghasilkan video yang menarik perhatian penonton. Mereka juga harus konsisten membuat video makan dalam porsi besar agar tidak kehilangan minat penonton. Tekanan ini dapat menyebabkan seseorang mengalami stres dan kecemasan berlebih. Mereka juga memiliki tekanan untuk tetap mempertahankan berat badan di saat mereka harus terus mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar. Tidak hanya berdampak pada kesehatan mental si pembuat konten, tapi juga pada kesehatan mental si penonton. Remaja dan anak-anak yang menonton video Mukbang akan cenderung meniru apa yang mereka tonton. Mereka akan tergiur untuk mengadopsi kebiasaan makan berlebihan, khususnya terhadap makanan cepat saji.
Mukbang memang memiliki daya tarik tersendiri sebagai konten yang memanjakan mata dan telinga. Namun, perlu diperhatikan, baik itu sebagai pelaku ataupun penonton, agar tetap bijak dalam mengkonsumsi makanan. Jangan terlalu memaksakan diri ya, sahabat FIMELA!
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.