Data Terbaru Hasil Bone Scan 2025, Risiko Osteoporosis Meningkat Rata-rata 20% Setiap 10 Tahun Penambahan Usia

1 day ago 6

ringkasan

  • Osteoporosis adalah kondisi "senyap" yang membuat tulang rapuh, dengan satu dari tiga wanita dan satu dari lima pria di atas 50 tahun berisiko mengalami patah tulang.
  • Faktor risiko osteoporosis meliputi usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, serta gaya hidup seperti kurang aktivitas fisik dan diet rendah kalsium.
  • Kondisi medis tertentu seperti ketidakseimbangan hormon dan penggunaan obat-obatan jangka panjang juga secara signifikan meningkatkan risiko seseorang mengalami osteoporosis.

Fimela.com, Jakarta Menjaga tulang tetap sehat penting dilakukan sepanjang hidup. Walaupun tulang mulai terbentuk sejak dalam kandungan dan masa anak-anak, kita tetap dianjurkan untuk terus memperkuat dan merawatnya saat dewasa. Kepadatan tulang mencapai puncaknya di usia 30, lalu mulai menurun. Menurut survei pemindaian tulang dari Anlene™ terhadap lebih dari 400.000 orang di 16 kota di Indonesia, risiko osteoporosis meningkat rata-rata 20% setiap 10 tahun penambahan usia. 

Osteoporosis seringkali tanpa gejala hingga kerusakan tulang sudah terjadi seperti kisah Ibu Henny Purwanti (70). Pada 2018, ia ikut pemeriksaan tulang di lingkungan rumahnya meski tanpa keluhan apa pun.

“Saya ikut pemeriksaan tulang di dekat rumah, awalnya hanya ingin tahu saja karena merasa sehat. Tapi hasilnya mengejutkan, nilai kepadatan tulang saya -2, artinya saya memiliki risiko osteoporosis. Seiringnya waktu, saya mulai merasakan nyeri punggung terutama saat duduk lama. Dokter saya menyarankan untuk menjalani fisioterapi. Namun, setelah beberapa kali terapi, keluhan tidak sepenuhnya hilang. Sekarang saya sadar salah satu cara agar tidak makin parah adalah mengubah gaya hidup. Aktivitas saya dulu tergolong kurang aktif berolahraga dan jarang mengonsumsi susu berkalsium tinggi. Kini, meski sudah sedikit terlambat, saya mulai rutin jalan kaki dan memastikan asupan kalsium serta nutrisi penting lainnya untuk tulang saya setiap hari,” ujar Bu Henny.

Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI), Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), mengatakan, kisah Bu Henny menjadi pengingat bahwa osteoporosis dapat menyerang siapa saja tanpa tanda awal yang jelas. Tidak hanya pada lutut, tetapi juga tulang belakang dan bagian tubuh lainnya.

"Osteoporosis itu silent disease dan membutuhkan pencegahan sejak dini, jadi jangan tunggu nyeri datang atau menua dulu. Periksakan kepadatan tulang, penuhi nutrisi, dan bergerak aktif setiap hari. Pencegahan yang konsisten adalah kunci agar tetap bisa bergerak bebas hingga usia lanjut”.

Kapan sebaiknya kita mulai menjaga kesehatan tulang?

Beberapa faktor yang membuat Risiko Osteoporosis Meningkat berada di luar kendali kita, namun penting untuk mengetahuinya agar lebih waspada. Usia adalah salah satu faktor utama; semakin tua seseorang, semakin besar risikonya terkena osteoporosis. Sekitar 75% patah tulang akibat osteoporosis terjadi pada orang berusia 65 tahun ke atas, karena kehilangan tulang terjadi lebih cepat seiring bertambahnya usia.

Jenis kelamin juga memainkan peran signifikan, di mana wanita jauh lebih mungkin mengembangkan osteoporosis daripada pria. Wanita memiliki massa tulang puncak yang lebih rendah dan tulang yang lebih kecil, ditambah lagi penurunan kadar estrogen saat menopause adalah faktor risiko terkuat. Wanita dapat kehilangan hingga 20% kepadatan tulang dalam lima hingga tujuh tahun setelah menopause, dan mereka yang mengalami menopause dini atau histerektomi memiliki risiko lebih besar.

Selain itu, ras atau etnis tertentu memiliki Risiko Osteoporosis Meningkat, terutama mereka yang berkulit putih atau keturunan Asia. Riwayat keluarga juga penting; jika orang tua atau saudara kandung memiliki osteoporosis, risiko Anda akan lebih besar. Orang dengan rangka tubuh kecil dan riwayat patah tulang sebelumnya akibat jatuh ringan juga perlu lebih berhati-hati, karena ini bisa menjadi tanda awal osteoporosis.

Dr. dr. Tirza Z mengungkapkan menjaga kesehatan tulang sebaiknya dimulai sedini mungkin di setiap tahap kehidupan. Saat dewasa, penting untuk memulai lebih awal dan tidak menunggu hingga gejala muncul.

"Fokusnya adalah tetap aktif dan mengonsumsi nutrisi yang tepat untuk mempertahankan kepadatan tulang optimal hingga ketika memasuki usia lanjut, tulang tetap kuat dan tidak cepat rapuh," ujarnya.

Pilihan Gaya Hidup dan Diet yang Mempengaruhi Risiko

Meskipun beberapa faktor tidak dapat diubah, banyak aspek gaya hidup dan diet yang dapat dimodifikasi untuk mengurangi Risiko Osteoporosis Meningkat. Asupan kalsium dan vitamin D yang rendah seumur hidup adalah penyebab utama. Kekurangan nutrisi ini berkontribusi pada kepadatan tulang yang lebih rendah, pengeroposan tulang dini, dan peningkatan risiko patah tulang.

Dr. dr. Tirza Z mengtakan pencegahan osteoporosis dapat dimulai dengan menjaga pola makan sehat dan asupan nutrisi tulang yang optimal. Misalnya dari susu rendah lemak yang tinggi kalsium, yang diperkaya vitamin D, protein, dan kolagen. Selain itu, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan, lakukan olahraga teratur setidaknya 150 menit per minggu. Pilih olahraga weight-bearing, yaitu aktivitas yang melibatkan beban tubuh sendiri.

"Salah satu yang paling mudah dilakukan adalah berjalan kaki 10.000 langkah setiap hari," ujarnya

Lalu nutrisi apa yang dibutuhkan tulang? Untuk menjaga kesehatan tulang, pastikan asupan kalsium dan vitamin D tercukupi, misalnya dari susu rendah lemak yang tinggi kalsium, yang diperkaya vitamin D, protein, dan kolagen. Selain itu, konsumsi protein dari susu, daging, telur, dan kacang-kacangan juga penting untuk memperkuat otot yang menopang tulang.

"Nutrisi lain seperti magnesium dan omega-3 yang banyak terdapat pada kacang-kacangan serta ikan turut membantu menjaga fleksibilitas sendi dan mendukung kesehatan tulang secara keseluruhan," paparnya

Osteoporosis tidak dapat sembuh sepenuhnya karena kerusakan tulang bersifat permanen, sehingga pencegahan jauh lebih penting. Namun, perkembangan penyakit dapat diperlambat dengan pola hidup sehat, termasuk mencukupi asupan kalsium dan melakukan olahraga weight-bearing secara teratur, misalnya berjalan kaki 10.000 langkah setiap hari.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |