Fimela.com, Jakarta Setiap bulan Oktober ada satu peringatan yang disebut pink day. Warna ini bukan sekadar simbol, tetapi juga pengingat bahwa bulan Oktober adalah Bulan Kesadaran Kanker Payudara—sebuah momen penting untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian, dan aksi nyata terhadap salah satu penyakit yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia.
Tahun ini, peringatan Bulan Kesadaran Kanker Payudara 2025 mengusung tema “Every Story is Unique, Every Journey Matters”. Tema ini menekankan bahwa setiap perjalanan melawan kanker payudara bersifat personal. Di balik setiap diagnosis, ada kisah tentang keberanian, ketahanan, dan harapan—kisah perempuan (dan juga pria, meski lebih jarang) yang berjuang untuk hidup, untuk keluarganya, dan untuk dirinya sendiri.
Kanker Payudara sebagai Ancaman Nyata yang Semakin Meningkat
Kanker payudara menjadi jenis kanker yang paling banyak didiagnosis pada perempuan di seluruh dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat sekitar 2,3 juta kasus baru kanker payudara dan 670 ribu kematian akibat penyakit ini.
Di Indonesia, kondisinya juga memprihatinkan. Seperti yang dikutip dari laman kementerian kesehatan, hingga saat ini tercatat sekitar 400 ribu kasus baru kanker terdeteksi setiap tahun, dengan 240 ribu di antaranya berujung kematian. Jika tidak ada langkah nyata dalam pencegahan dan deteksi dini, angka ini diperkirakan akan melonjak hingga lebih dari 70 persen pada tahun 2050.
Salah satu penyebab tingginya angka kematian adalah rendahnya kesadaran untuk melakukan deteksi dini. Banyak pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut, di mana pengobatan menjadi lebih sulit, biaya meningkat, dan peluang sembuh menurun drastis. Padahal, hingga 50 persen kasus kanker sebenarnya dapat dicegah dengan gaya hidup sehat—seperti menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, menghindari rokok dan alkohol, serta menjaga pola makan seimbang.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Deteksi dini kanker payudara terbukti mampu menurunkan risiko kematian. Semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk sembuh total dengan pengobatan yang lebih sederhana dan terjangkau.
Namun, di Indonesia, deteksi dini masih menjadi tantangan besar. Banyak perempuan yang belum rutin melakukan pemeriksaan payudara, baik mandiri maupun melalui tenaga medis. Padahal, pemeriksaan sederhana seperti SADARI (Periksa Payudara Sendiri) bisa menjadi langkah awal yang sangat penting.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berupaya memperkuat strategi pencegahan dengan meluncurkan Rencana Aksi Nasional Kanker 2024–2034. Salah satu fokus utamanya adalah memperluas akses terhadap layanan skrining dan deteksi dini di berbagai daerah.
Selain itu, Rumah Sakit Kanker Dharmais, sebagai pusat kanker nasional, telah mengembangkan inovasi berbasis teknologi bernama I-Care (Indonesia Cancer Risk Examination). Melalui I-Care, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan genetik menggunakan sampel darah untuk mendeteksi risiko kanker—termasuk kanker payudara—lebih awal, bahkan sebelum gejala muncul.
Mengenal dan Melakukan SADARI
Salah satu langkah paling sederhana namun efektif dalam mendeteksi kanker payudara adalah dengan SADARI (Periksa Payudara Sendiri). SADARI bisa kamu lakukan sendiri di rumah tanpa alat khusus, hanya membutuhkan waktu beberapa menit setiap bulan.
SADARI sebaiknya dilakukan satu minggu setelah menstruasi berakhir, karena pada waktu itu payudara berada dalam kondisi paling normal (tidak nyeri atau membengkak). Bagi kamu yang sudah menopause, pilih satu tanggal tetap setiap bulannya untuk melakukannya.
Berikut langkah-langkah mudah melakukan SADARI:
- Perhatikan di depan cermin. Berdirilah di depan cermin dengan posisi tangan di sisi tubuh, lalu perhatikan bentuk, ukuran, dan warna payudara. Amati apakah ada perubahan bentuk, kulit yang mengerut, puting yang masuk ke dalam, atau warna kulit yang tidak biasa.
- Angkat kedua tangan. Angkat tangan ke atas, lalu perhatikan kembali apakah ada perubahan bentuk atau pergerakan yang tidak normal pada payudara.
- Periksa di posisi berbaring. Saat berbaring, letakkan bantal kecil di bawah bahu kanan, lalu gunakan tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan dengan gerakan melingkar dari luar ke dalam. Gunakan ujung jari dengan tekanan lembut untuk merasakan adanya benjolan atau perubahan tekstur. Ulangi untuk sisi sebaliknya.
- Periksa saat mandi. Air dan sabun dapat membantu jari bergerak lebih mudah di atas kulit. Saat mandi, gunakan gerakan melingkar untuk merasakan adanya benjolan kecil atau perubahan lain pada area payudara dan ketiak.
- Jika kamu menemukan benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan kulit yang mencurigakan, jangan panik, tapi segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tidak semua benjolan berarti kanker, tapi penting untuk memastikan penyebabnya sedini mungkin.
Harapan dan Langkah ke Depan untuk Atasi Kanker Payudara
Kampanye Bulan Kesadaran Kanker Payudara 2025 bukan hanya ajakan untuk mengenakan pita pink atau berbagi kisah inspiratif, tapi juga panggilan untuk bertindak. Dengan mengenal tubuhmu sendiri, melakukan SADARI secara rutin, serta memanfaatkan layanan deteksi dini seperti I-Care, kamu sudah berkontribusi dalam upaya besar menurunkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia.
Setiap cerita perjuangan melawan kanker memang unik. Namun, satu hal yang sama: semua dimulai dari kesadaran untuk mengenal dan mencintai diri sendiri. Jadi, di bulan penuh makna ini, yuk mulai langkah kecil yang bisa menyelamatkan nyawa—mulai dari dirimu sendiri.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya Sahabat Fimela.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.