6 Penyebab Brain Fog yang Perlu Diketahui

3 weeks ago 51

Fimela.com, Malang Pernahkah merasa pikiran seperti berkabut, susah fokus, atau lupa terus dengan hal-hal sederhana? Kondisi ini dikenal dengan istilah brain fog atau kabut mental. Brain fog bukanlah penyakit tersendiri, melainkan gejala dari kondisi lain yang mengganggu fungsi kognitif otak.

Brain fog adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai dengan kebingungan, masalah daya ingat, dan kurangnya fokus. Beberapa orang juga menggambarkannya sebagai kelelahan mental yang membuat sulit berpikir jernih. Kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari, pekerjaan, atau sekolah, tapi bukan berarti harus permanen.

Untuk mengatasi brain fog, penting sekali memahami akar penyebabnya. Setelah mengetahui penyebab utamanya, langkah penanganan yang tepat bisa dilakukan. Berikut adalah enam penyebab brain fog yang paling umum terjadi.

Stres Berkepanjangan

Stres kronis tidak hanya mempengaruhi tekanan darah dan sistem kekebalan tubuh, tapi juga bisa memicu depresi dan kelelahan mental. Ketika otak terus-menerus dalam kondisi stres, kemampuan berpikir, bernalar, dan fokus menjadi terganggu.

Stres yang tidak dikelola dengan baik akan menguras energi mental dan membuat otak sulit bekerja optimal. Inilah mengapa setelah menghadapi situasi yang sangat menekan, sering merasa sulit konsentrasi atau mengambil keputusan sederhana.

Kurang Tidur

Kualitas tidur yang buruk sangat mempengaruhi cara kerja otak. Idealnya, setiap orang membutuhkan 8-9 jam tidur berkualitas setiap malam untuk pemulihan optimal. Tidur yang kurang atau tidak nyenyak bisa menyebabkan konsentrasi buruk dan pikiran yang tidak jernih.

Selama tidur, otak melakukan proses pembersihan dan konsolidasi memori. Jika proses ini terganggu karena kurang tidur, fungsi kognitif di hari berikutnya akan menurun drastis.

Perubahan Hormon

Fluktuasi hormon, terutama pada wanita, bisa menyebabkan brain fog. Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen dapat mempengaruhi daya ingat dan menyebabkan gangguan kognitif sementara.

Begitu juga saat menopause, penurunan kadar estrogen bisa menyebabkan pelupa, konsentrasi buruk, dan pikiran yang tidak jernih. Perubahan hormonal ini memang sementara, tapi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Pola Makan

Diet dan asupan nutrisi berperan penting dalam fungsi otak. Kekurangan vitamin B12, misalnya, bisa mempengaruhi fungsi kognitif dan memicu brain fog. Vitamin B12 sangat penting untuk menjaga kesehatan sistem saraf dan fungsi otak.

Alergi atau sensitivitas terhadap makanan tertentu juga bisa menyebabkan brain fog setelah mengonsumsi makanan pemicu. Beberapa makanan yang sering jadi masalah adalah pemanis buatan aspartam, kacang tanah, dan produk susu. Menghilangkan makanan pemicu dari diet bisa membantu mengurangi gejala.

Kondisi Medis Tertentu

Berbagai kondisi medis yang melibatkan peradangan, kelelahan, atau perubahan kadar gula darah bisa menyebabkan kelelahan mental. Chronic fatigue syndrome (CFS) adalah salah satu kondisi yang gejalanya termasuk brain fog berkepanjangan.

Fibromyalgia juga sering dikaitkan dengan kabut mental yang terjadi hampir setiap hari. Kondisi lain yang bisa menyebabkan brain fog antara lain anemia, depresi, diabetes, migrain, hipotiroid, penyakit autoimun seperti lupus dan rheumatoid arthritis, serta dehidrasi.

Beberapa obat memiliki efek samping berupa brain fog, terutama obat tidur dan pereda nyeri tertentu. Jika mengalami kabut mental setelah mulai mengonsumsi obat baru, penting untuk berkonsultasi dengan dokter.

Brain fog memang mengganggu, tapi dengan mengidentifikasi penyebab yang tepat, kondisi ini bisa diatasi. Jika mengalami gejala brain fog yang persisten atau mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Dengan penanganan yang tepat sasaran, pikiran jernih dan fokus optimal bisa kembali diraih.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |