Perjuangan Kang Seo Ha Melawan Kanker Lambung: Apa yang Harus Kita Ketahui?

Fimela.com, Jakarta Aktris Korea Selatan Kang Seo-ha, yang dikenal melalui perannya dalam drama Heart Surgeons dan First Love Again, meninggal dunia setelah berjuang melawan kanker lambung stadium empat. Ia menghembuskan napas terakhir pada pukul 13.30, tanggal 13 Juli, berita tersebut dikonfirmasi oleh Soompi dan dikonfirmasi juga oleh laporan media Korea, Sports Kyunghyang, sehari setelahnya.

Upacara pemakaman Kang Seo-ha dijadwalkan berlangsung pada 16 Juli di aula pemakaman Universitas Katolik Korea, Rumah Sakit St. Mary Seoul. Setelah itu, jenazahnya akan dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di Haman, Provinsi Gyeongnam. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama bagi para penggemar dan rekan sesama pelaku seni.

Meski tengah menjalani perawatan, Kang Seo-ha tetap aktif berkarya dan sedang menggarap film berjudul Magnaein, di mana ia dipercaya sebagai pemeran utama. Aktris lulusan Fakultas Drama Universitas Seni Nasional Korea ini pertama kali mencuri perhatian publik lewat video musik Getting Farther Away dari Brave Guys pada 2012. Ia juga pernah tampil dalam beberapa proyek lain seperti Schoolgirl Detectives dan Assembly.

Bersumber dari mayoclinic.org kanker lambung atau yang biasa dikenal dengan sebutan gastric cancer atau stomach cancer adalah jenis kanker yang dimulai dari pertumbuhan sel abnormal di lambung. Lambung memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan, yaitu memecah dan mencerna makanan yang kita konsumsi. Kanker ini dapat berkembang di berbagai bagian lambung, namun secara global, kasus terbanyak muncul di bagian utama lambung yang dikenal sebagai badan lambung.

Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, kanker lambung lebih sering ditemukan di bagian persimpangan gastroesofageal, yakni titik pertemuan antara esofagus (tabung yang mengalirkan makanan ke lambung) dan lambung. Lokasi awal tumbuhnya kanker menjadi salah satu pertimbangan penting bagi tenaga medis dalam menentukan rencana pengobatan yang tepat, bersama dengan faktor lain seperti stadium kanker dan jenis sel yang terlibat. Umumnya, pengobatan utama melibatkan operasi pengangkatan kanker, yang bisa dilanjutkan dengan terapi tambahan sebelum atau sesudah operasi.

Peluang keberhasilan pengobatan sangat bergantung pada seberapa dini kanker ditemukan. Jika kanker masih terbatas di lambung, harapan sembuh cenderung lebih tinggi. Namun, pada banyak kasus, kanker lambung baru terdiagnosis saat sudah dalam tahap lanjut, yang membuat penyembuhannya lebih sulit. Ketika kanker telah menembus dinding lambung atau menyebar ke organ lain, pengobatan menjadi lebih kompleks dan kemungkinan untuk sembuh pun menurun.

Gejala kanker lambung bisa bervariasi dan seringkali tidak spesifik, terutama pada tahap awal. Beberapa tanda yang umum meliputi kesulitan menelan, sakit perut, perasaan kembung atau kenyang setelah makan dalam porsi kecil, serta penurunan nafsu makan. Gejala lainnya bisa berupa mulas, gangguan pencernaan, mual, muntah, kelelahan ekstrem, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, dan feses berwarna hitam. 

Seiring berkembangnya penyakit, gejala bisa menjadi lebih jelas dan parah. Pada stadium lanjut, penderita mungkin mengalami nyeri hebat di perut bagian atas, muntah darah, tubuh terasa sangat lelah, serta penurunan berat badan yang drastis. Feses berwarna hitam juga bisa menandakan adanya perdarahan di saluran pencernaan. Gejala-gejala ini menunjukkan bahwa kanker mungkin sudah mulai menyebar dan memengaruhi fungsi tubuh secara lebih luas.

Jika kamu mengalami gejala-gejala yang mengarah pada gangguan lambung, terutama yang berlangsung terus-menerus atau semakin memburuk segera konsultasikan dengan dokter. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Jangan abaikan tanda-tanda yang tampak ringan sekalipun, karena bisa jadi itu merupakan gejala awal dari kondisi yang lebih serius seperti kanker lambung. Pemeriksaan medis yang tepat dapat membantu menentukan penyebab pasti dan langkah penanganan yang sesuai.

Penulis: Alyaa Hasna Hunafa