9 Tanda Kamu Sedang Lelah Secara Emosional dan Terjebak di Survival Mode

1 day ago 7

Fimela.com, Jakarta Setiap orang pasti pernah merasa lelah, cemas, atau tertekan. Hanya saja ketika rasa stres itu berlangsung terlalu lama tanpa ada jeda untuk pulih, tubuh dan pikiran kita bisa masuk ke dalam kondisi yang disebut survival mode, yaitu sebuah keadaan di mana kita hanya berusaha “bertahan”, bukan benar-benar “hidup”.

Mengenali tanda-tandanya bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kesadaran diri. Dengan memahami apa yang sedang terjadi di dalam diri, kita bisa mulai menemukan jalan untuk sembuh, menenangkan hati, dan kembali menikmati hidup sepenuhnya. Berikut sembilan tanda seseorang atau mungkin kamu sendiri saat ini sedang berada dalam survival mode seperti yang dirangkum dari laman valleyoaks.org, serta makna positif yang bisa kita pelajari dari masing-masingnya.

1. Stres yang Tak Kunjung Selesai

Ketika stres terasa begitu berat dan tidak juga mereda, itu adalah sinyal bahwa tubuh dan pikiran kita sedang meminta perhatian. Menurut para ahli, stres yang berkepanjangan berbeda dari stres sehari-hari karena tidak memiliki solusi sederhana. Sahabat Fimela, anggaplah ini sebagai panggilan untuk berhenti sejenak, bernapas, dan memberi ruang bagi diri sendiri. Kadang, beristirahat bukan berarti menyerah, tetapi bentuk cinta kepada diri.

2. Lupa Makan atau Mengabaikan Kebutuhan Dasar

Dalam survival mode, otak sering kali hanya fokus pada sumber stres dan melupakan hal-hal dasar seperti makan, minum, atau tidur cukup. Jika Sahabat Fimela mulai menyadari hal ini, coba jadikan momen kecil seperti menikmati makanan hangat atau segelas air putih sebagai bentuk pemulihan. Tubuh yang dirawat dengan penuh kasih akan membantu menenangkan pikiran.

3. Sulit Membuat Keputusan

Saat pikiran terlalu lelah, bahkan memilih antara pena atau pensil bisa terasa sulit. Jangan terburu-buru menilai diri sendiri, Sahabat Fimela. Ketika ini terjadi, ambil langkah kecil. Fokuslah pada satu keputusan sederhana dalam sehari, seperti apa yang ingin kamu lakukan untuk membuat dirimu lebih nyaman. Langkah kecil adalah awal dari pemulihan besar.

4. Kehilangan Motivasi

Rasa kehilangan semangat bukan berarti kamu malas atau tidak peduli. Itu pertanda tubuhmu sedang kehabisan energi untuk terus berlari. Cobalah untuk tidak memaksa, Sahabat Fimela. Mulailah dengan melakukan hal-hal kecil yang menyenangkan, seperti berjalan di bawah sinar matahari atau mendengarkan musik favoritmu. Perlahan, semangat itu akan tumbuh kembali.

5. Keinginan untuk Tidak Merasakan Apa pun

Terkadang, stres yang terlalu berat membuat seseorang ingin berhenti merasakan apa pun. Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk melindungi diri dari rasa sakit. Padahal perasaan, bahagia maupun sedih, adalah bagian dari kemanusiaan kita. Alih-alih menutup diri, cobalah menyalurkannya lewat cara yang menenangkan seperti menulis jurnal, berbicara dengan teman tepercaya, atau meminta bantuan profesional.

6. Sulit Berkonsentrasi

Ketika pikiran terus dipenuhi kecemasan, fokus pun menjadi hal yang langka. Jika kamu merasa mudah terdistraksi, jangan terburu-buru menyalahkan diri. Latihlah diri untuk hadir di momen ini dengan melakukan hal-hal sederhana seperti menarik napas dalam, memandangi langit, atau menyusun rencana kecil untuk hari itu. Fokus tumbuh dari ketenangan.

7. Masalah Ingatan

Stres yang tinggi bisa membuat kita mudah lupa hal-hal kecil. Tapi Sahabat Fimela, jangan khawatir, itu bukan tanda kelemahan. Pikiranmu hanya sedang butuh ruang untuk beristirahat. Cobalah menulis catatan harian, menggunakan pengingat di ponsel, atau sekadar berbicara dengan seseorang tentang apa yang kamu alami. Saat kamu merasa didengar, beban di kepala pun berkurang.

8. Perubahan Suasana Hati

Perasaan yang naik-turun bukan berarti kamu tidak stabil, melainkan cerminan betapa kerasnya otakmu berusaha menyeimbangkan stres yang ada. Saat hal ini terjadi, beri dirimu kelembutan. Dengarkan tubuhmu, izinkan dirimu menangis, tertawa, atau diam sejenak. Tidak ada perasaan yang salah, semua adalah bagian dari proses pemulihan.

9. Sulit Bersantai

Seseorang yang berada dalam survival mode biasanya sulit benar-benar tenang. Tubuh mungkin duduk diam, tapi pikiran masih terus berlari. Cobalah teknik relaksasi sederhana seperti meditasi, berjalan tanpa tujuan sambil mendengarkan alam, atau mandi air hangat sebelum tidur. Beri dirimu izin untuk berhenti sejenak dari hiruk pikuk dunia.

Sahabat Fimela, hidup tidak selalu mudah, dan itu wajar. Namun, mengenali kapan kita sedang dalam survival mode memberi kita kekuatan untuk perlahan keluar darinya.

Pulihkan dirimu dengan penuh kasih, hadapi setiap hari dengan kelembutan, dan ingatlah: kamu berhak untuk merasa damai, bukan sekadar bertahan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |