Teh dan Zat Besi, Sahabat atau Musuh?

1 day ago 6

Fimela.com, Jakarta Teh merupakan salah satu minuman paling digemari di seluruh dunia, dinikmati oleh berbagai kalangan dan lintas budaya. Aromanya yang menenangkan serta cita rasanya yang khas membuat teh sering menjadi teman setia di waktu santai maupun saat berkumpul bersama. Lebih dari sekadar minuman, teh juga terkenal sebagai sumber antioksidan yang membantu melawan radikal bebas dan menjaga kesehatan tubuh. Meski demikian, di balik segudang manfaatnya, teh memiliki sisi lain yang jarang disadari, terutama dalam kaitannya dengan penyerapan zat besi.

Zat besi sendiri adalah mineral esensial yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin, protein yang bertugas mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Dikutip melalui sumber sirtea.co.nz, kekurangan zat besi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari anemia, kelelahan, hingga melemahnya daya tahan tubuh. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kandungan tanin dalam teh dapat berikatan dengan zat besi dari makanan, sehingga menghambat penyerapannya. Hal ini menjadi perhatian khusus, terutama bagi kelompok yang rentan mengalami kekurangan zat besi, seperti ibu hamil, anak-anak, atau penderita anemia.

Lalu, apakah ini berarti minum teh selalu berdampak negatif terhadap asupan zat besi? Tidak sesederhana itu. Dengan mengetahui waktu yang tepat untuk mengonsumsi teh, memilih jenis teh yang sesuai, serta menjaga pola makan seimbang, Anda tetap dapat merasakan manfaat teh tanpa mengorbankan kebutuhan zat besi harian. Artikel ini akan mengulas lebih dalam hubungan teh dan zat besi apakah keduanya dapat berjalan beriringan atau justru menjadi lawan yang harus diwaspadai.

Apa itu zat besi dan mengapa penting?

Zat besi merupakan mineral penting yang berperan besar dalam menjaga kesehatan tubuh, khususnya dalam pembentukan hemoglobin protein pada sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh. Kekurangan zat besi dapat menghambat produksi sel darah merah yang sehat, sehingga menimbulkan berbagai masalah seperti anemia, rasa lelah berlebihan, sulit berkonsentrasi, hingga melemahnya sistem imun. Karena tubuh tidak mampu memproduksi zat besi sendiri, kebutuhan ini harus dipenuhi melalui asupan makanan, baik dari sumber hewani yang penyerapannya lebih mudah, maupun dari sumber nabati yang tingkat penyerapannya dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan minum teh.

Peran teh dalam kesehatan

Teh dikenal luas sebagai minuman yang tidak hanya memberi kesegaran, tetapi juga menawarkan beragam manfaat bagi kesehatan. Kandungan antioksidan seperti polifenol dan katekin di dalamnya berperan melawan radikal bebas, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan fungsi otak, hingga membantu mengontrol berat badan. Dengan kadar kalori yang rendah, teh aman dikonsumsi setiap hari, baik dalam sajian panas maupun dingin. Meski begitu, teh juga mengandung tanin yang dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga diperlukan pengaturan waktu dan cara mengonsumsinya agar manfaat teh tetap maksimal tanpa mengurangi asupan mineral penting ini.

Dampak teh terhadap penyerapan zat besi

Mengonsumsi teh bersamaan atau tak lama setelah makan dapat mengurangi kemampuan tubuh menyerap zat besi, khususnya jenis non-heme yang banyak terdapat pada sumber nabati seperti sayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Efek ini muncul karena kandungan tanin dalam teh mampu mengikat zat besi di saluran pencernaan, membentuk senyawa yang sulit diserap oleh tubuh. Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan tersebut dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga sekitar 50%, sehingga berpotensi memperparah kekurangan zat besi, terutama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan penderita anemia.

Tips mengonsumsi teh tanpa mengurangi zat besi

Untuk tetap memperoleh manfaat teh tanpa mengurangi asupan zat besi, penting untuk memperhatikan waktu dan cara mengonsumsinya. Sebaiknya hindari minum teh bersamaan dengan waktu makan atau segera setelahnya, dan beri jeda setidaknya satu hingga dua jam agar tubuh memiliki kesempatan optimal menyerap zat besi dari makanan. Mengombinasikan sumber zat besi dengan makanan kaya vitamin C, seperti jeruk, stroberi, atau paprika, juga dapat membantu meningkatkan penyerapan mineral ini, meskipun teh diminum di waktu yang berbeda. Selain itu, memilih teh dengan kandungan tanin yang lebih rendah dan membatasi jumlah konsumsi harian merupakan langkah cerdas, terutama bagi individu yang rentan mengalami kekurangan zat besi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article