Endometriosis, Gangguan Senyap yang Ganggu Kesuburan, Kini Bisa Diatasi dengan Teknologi Fertilitas Canggih

3 weeks ago 62
Update Kabar Hot Pagi Akurat Terpercaya

ringkasan

  • Endometriosis adalah kondisi ketika jaringan mirip lapisan rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri panggul kronis dan masalah kesuburan.
  • Gejala endometriosis bervariasi, termasuk nyeri saat menstruasi, berhubungan seksual, perdarahan abnormal, masalah pencernaan, dan kelelahan.
  • Diagnosis endometriosis melibatkan pemeriksaan fisik dan penunjang seperti USG, MRI, atau laparoskopi, sementara pengobatan meliputi obat pereda nyeri, terapi hormon, dan operasi.

Fimela.com, Jakarta Bagi banyak pasangan, kehamilan adalah impian yang tampak sederhana—hingga kenyataan membuktikan sebaliknya. Di balik dua garis merah test pack yang dinanti-nanti, tersimpan kisah panjang perjuangan dan harapan. Salah satu tantangan tersembunyi dalam perjalanan ini adalah endometriosis, kondisi yang kerap disalahartikan sebagai “nyeri haid biasa”, padahal bisa berdampak serius pada kesuburan.

Menurut dr. Steven Aristida, Sp.OG, Subsp.FER., dokter fertilitas dari Bocah Indonesia endometriosis terjadi ketika jaringan mirip lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, seperti ovarium, saluran tuba, bahkan di belakang leher rahim. Masalahnya, jaringan ini tetap berdarah setiap bulan mengikuti siklus menstruasi, namun karena tidak bisa keluar dari tubuh, terjadilah peradangan, nyeri hebat, dan perlengketan organ yang dapat menghambat pembuahan.

“Banyak perempuan yang menormalisasi nyeri haid hebat, padahal itu bisa jadi tanda endometriosis. Apalagi kalau sampai mengganggu aktivitas, berhubungan intim terasa sakit, atau nyeri saat buang air. Itu tanda tubuh memberi sinyal,” ujar dr. Steven.

Lanjutnya, yang membuat endometriosis berbahaya adalah sifatnya yang diam-diam merusak. Banyak perempuan baru mengetahui keberadaan kondisi ini saat mereka menjalani program kehamilan setelah bertahun-tahun mencoba. Bahkan, kasus tanpa gejala bisa tetap menyebabkan kista, peradangan, dan penyumbatan saluran tuba yang menghambat kehamilan alami.

Di sinilah pentingnya edukasi dan deteksi dini. Pemeriksaan rutin kesehatan reproduksi minimal setahun sekali sangat disarankan, bahkan bagi perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual.

“USG bisa dilakukan lewat anus (transrectal), bukan vagina, jadi tetap aman dan tidak menimbulkan rasa sakit,” tambah dalam acara Dalam perayaan ulang tahunnya yang ke-6, Klinik Bocah Indonesia.

dr. Steven, menekankan bahwa stigma dan rasa malu tak seharusnya jadi penghalang untuk menjaga kesehatan reproduksi.

Gejala Endometriosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala endometriosis bervariasi pada setiap wanita. Beberapa wanita mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sementara yang lain mengalami nyeri yang parah. Nyeri panggul kronis adalah gejala utama endometriosis. Nyeri ini seringkali memburuk sebelum dan selama menstruasi (dismenore). Nyeri dapat menjalar ke punggung bawah, paha, dan bahkan kaki.

Selain nyeri panggul, wanita dengan endometriosis mungkin mengalami nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia). Perdarahan menstruasi yang berat (menoragia) juga umum terjadi. Beberapa wanita mungkin mengalami perdarahan di luar siklus menstruasi (metroragia). Masalah pencernaan seperti diare, sembelit, mual, dan kembung juga dapat terjadi, terutama selama menstruasi.

Pada beberapa kasus, endometriosis dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil atau buang air besar. Ini terjadi jika jaringan endometriosis tumbuh di dekat kandung kemih atau usus. Endometriosis juga dapat menyebabkan infertilitas atau kesulitan untuk hamil. Kelelahan yang berlebihan dan persisten juga merupakan gejala yang mungkin terjadi.

Penyebab Endometriosis yang Belum Sepenuhnya Dipahami

Penyebab pasti endometriosis masih belum diketahui. Namun, ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengapa kondisi ini terjadi. Salah satu teori yang paling umum adalah menstruasi retrograde. Teori ini menyatakan bahwa selama menstruasi, darah yang mengandung sel endometrium mengalir kembali ke rongga panggul melalui tuba falopi.

Sel-sel endometrium ini kemudian menempel pada organ-organ di panggul dan mulai tumbuh. Teori lain menyebutkan bahwa endometriosis dapat disebabkan oleh transformasi sel embrio. Sel-sel embrio yang seharusnya berkembang menjadi organ lain berubah menjadi sel endometrium.

Faktor lain yang mungkin berperan dalam perkembangan endometriosis adalah tindakan bedah, gangguan sistem imun, faktor lingkungan, dan perubahan sel yang belum matang. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya penyebab endometriosis.

Diagnosis dan Pilihan Pengobatan Endometriosis

Diagnosis endometriosis bisa jadi sulit karena gejalanya mirip dengan kondisi lain. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul. Dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan penunjang seperti USG, MRI, atau laparoskopi untuk memastikan diagnosis.

Pengobatan endometriosis tergantung pada keparahan gejala, usia pasien, dan keinginan untuk memiliki anak. Pilihan pengobatan meliputi obat pereda nyeri, terapi hormon, dan operasi. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meredakan nyeri.

Terapi hormon, termasuk pil KB, implan KB, suntik KB, IUD hormonal, progestin, Gn-RH agonist/antagonist, dan inhibitor aromatase, dapat digunakan untuk mengontrol pertumbuhan jaringan endometriosis dan mengurangi nyeri. Operasi laparoskopi atau operasi terbuka dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis. Histerektomi (pengangkatan rahim) merupakan pilihan terakhir dan biasanya hanya dipertimbangkan jika gejala sangat parah dan pengobatan lain tidak efektif.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |