Sering Terjadi Pada Wanita, Dokter Ungkap Penyebab dan Pencegahan Inkontinensia Urine atau Sering Mengompol

3 weeks ago 66
Web Kabar Dini Akurat Terbaik

Fimela.com, Jakarta Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, populasi usia 45 tahun ke atas di Indonesia meningkat sekitar 3% setiap tahunnya. Survei PERGEMI juga mencatat bahwa 24,6% senior dengan riwayat penyakit kronis berisiko mengalami inkontinensia urine, sementara studi di enam rumah sakit menemukan bahwa 13% dari 2.765 pasien senior menghadapi kondisi serupa.

Sayangnya, Inkontinensia urine sering tidak disadari padahal kerap menjadi penghambat mobilitas serta berdampak pada kualitas dan kenyamanan dalam menjalani aktivitas aktif sehari-hari. Bahkan, banyak orang yang malu bercerita jika mengalami mengompol.

dr. Ika Fitriana, SpPD-KGer, DokterSpesialis Penyakit Dalam Konsultan Geriatri Rumah Sakit Hermina Bekasi mengatakan inkontinensia urine ialah kondisi seseorang kehilangan kontrol atas kandung kemih, sehingga mengalami kebocoran urine yang tidak disengaja atau dengan kata lain mengompol

“Jadi kondisi ini ingin buang air kecil namun tidak pada waktu yang diinginkan,” ujar dr. Ika saat ditemui di acara peluncuran popok terbaruParenty pada Selasa, 27 Mei 2025.

Inkontinensia urine atau mengompol ini, menurut dr. Ika sering terjadi pada perempuan bahkan angkanya mencapai 37.1 persen persen namun tidak menutup kemungkinan bisa juga terjadi pada pria. 

“Wanita di Asia 37.1persen terserang inkontinensia urine, angka ini belum dengan banyak orang yang malu ngomong atau tidak memeriksakan diri. Perempuan 1.3-2x lebih banyak dibanding laki-laki,” ujarnya. 

Penyebab Inkontinensia urine atau Mengompol

Penyebab mengompol sesuai jenisnya, dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

• Akut: onset tiba-tiba, terkait penyakit akut atau sekunder, membaik jika penyebab diatasi.

• Persisten: tidak berhubungan dengan penyakit akut dan telah dialami dalam jangka panjang

dr. Ika mengatakan kondisi akut itu bisa terjadi pada usia senior misalnya perubahan pada organ tubuh semakin bertambahnya usia seperti penurunan elastisitas kandung kemih atau melemahnya otot dasar panggul.

Lalu faktor lainnya, penyakit stroke, diabetes, dan demensia.Untuk persisten mengompol bersifat sementara seperti disebabkan kehamilan atau melahirkan. Ini bisa terjadi di usia muda. 

“Pasien geriatri umumnya berusia di atas 60 tahun dan mengalami penurunan fungsi organmaupun kondisi psikologis sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Salah satu gangguan yang sering terjadi adalah inkontinensia urine, yaitu ketidakmampuan menahan buang air kecil,” katanya.

Menurut dr. Ika mengompol ini beda dengan anyang-anyangan karena kalau mengompol ketidakmampuan menahan buang air kecil. Sedangkan anyang-anyangan itu hanya sensasi ingin buang air kecil terus-menerus, meskipun yang keluar hanya sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali

.“Kalau anyang-anyang biasanya karena infeksi saluran kemih, menahan buang air kecil, jadi cukup minum yang banyak dan tidak menahan air kecil. Kalau mengompol banyak faktor risikonya,” ujarnya

Dampak Mengompol

dr. Ika mengatakan dampak tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional. Para senior bisa kehilangan optimisme dalam menjalani keseharian dan menarik diri dari lingkungan sosial.

“Dampaknya akan depresi karena di rumah terus tidak melakukan aktivitas di luar rumah karena takut ngompol. Jadi pikun karena menarik diri dari lingkungan. Pada kesehatan jadi terjadi infeksi saluran kemih, dehidrasi karena tidak mau minum takut ngompol,

Cara Mencegah Mengompol

Latihan fisik terutama terkait kekuatan otot panggul pada Wanita, kontrol obat-obatan, apakah ada yang meningkatkan risiko mengompol, perhatikan intake cairan dan JENIS cairan yang dikonsumsi (tinggi gula dan kafein > mengompol), Menjaga kesehatan mental dan kognitif, dan Timed voiding

“Olahraga misal senam khusus otot panggul. Untuk senior kontrol obat-obatan. Kurangi caffein kaya kopi dan teh, minuman bersoda, makanan pedas, buah asam” katanya. 

Kontrol penyakit/cek kesehatan-Diabetes-Penyakit jantung-Demensia-Frailty-Depresi/ansietas-Gangguan berjalan/mobilisasi-Penyakit saluran kemih (pembesaran prostat)-konstipasi

Menjaga Kebersihan Kemaluan, gunakan pad/popok yang memiliki daya serap dan pas untuk mencegah kebocoran. Selalu membasuh pasca berkemih dengan arah dari depan ke belakang.

Jika menggunakan bidet, pastikan air mengalir lembut (tidak terlalu keras) dari depan ke belakang. Ganti popok setiap kali habis BAK, apalagi setelah BAB (untuk mereka yang imobilisasi). 

Gunakan handuk yang lembut/kering, sabun cuci yang berpelembab dan tidak iritatif. Jika lansia menggunakan popok rutin, gunakan krim barier

Pilih popok yang daya serap hingga 6 kali serap dan perlindungan hingga 12 jam. Dilengkapi dengan permukaan ekstra lembut, material bersirkulasi udara, dan lapisan antibakteri, popok ini mampu menjaga kesehatan kulit sekaligus memberikan kenyamanan optimal saat beraktivitas seperti milik  Parenty Pants Ekstra Serap. 

"Parenty memahami bahwa kenyamanan dan kebebasan bergerak merupakan kunci kualitas hidup. Parenty Pants Ekstra Serap hadir sebagai bentuk dukungan nyata bagi para senior untuk tetap dapat menjalani momen-momen berharga dengan optimis. Dan bentuk komitmen kami meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan inkontinensia urine secara tepat," ujar Agung Husain M., Senior Brand Manager Parenty.

Dukungan Keluarga

Biasanya malu untuk ngomong ngompol, jadi harus curiga kalau orangtua mulai tidak mau minum, bau tidak sedap, atau jarang untuk ikut pergi.

“Kalau nanya ke orangtua harus hati-hati posisikan diri kita sebagai anak nya yang masih membutuhkan, dorong untuk berobat. Jadi jangan ibu ngompol ya pake popok ayo berobat. Tapi tekankan ibu mau jalan-jalan kan, mau menjalan hobi kan jadi biar nyaman pakai popok yuk,” ujar dr. Ika

Mengamati/observasi perubahan pada lansia yang mengarah pada keluhan mengompol: Gangguan tidur, Menarik diri- Bau yang tidak sedap, Menolak minum (karena takut mengompol). Dukungan positif: tidak menganggap suatu yang memalukan, kontrol ke dokter

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |