Mengenal Diet Paleo, Pola Makan Ala Zaman Purba untuk Hidup Sehat

2 weeks ago 34
Situs Info Petang Viral Terbaik

Fimela.com, Jakarta Bayangkan jika Sahabat Fimela bisa kembali ke masa ribuan tahun yang lalu, ketika manusia hidup sebagai pemburu dan pengumpul. Mereka tidak mengenal makanan olahan, tidak mengandalkan gula tambahan, dan tentu saja tidak bergantung pada makanan cepat saji. Dalam kesehariannya, mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi hasil buruan, ikan, buah, sayur, serta kacang-kacangan yang tersedia di alam.

Di tengah kemajuan zaman dan melimpahnya pilihan makanan saat ini, banyak orang justru mulai mempertanyakan pola makan modern yang sering kali sarat dengan pengawet, pemanis buatan, serta bahan tambahan lainnya. Kebutuhan untuk kembali ke pola makan yang lebih alami pun semakin banyak diperbincangkan, salah satunya melalui konsep diet Paleo.

Diet ini bukan sekadar tren, melainkan sebuah pendekatan yang mencoba meniru cara makan nenek moyang kita di era prasejarah. Beberapa orang meyakini bahwa pola makan ini lebih selaras dengan genetika manusia, sehingga dapat membawa berbagai manfaat kesehatan. Namun, apakah benar pola makan ini bisa menjadi solusi untuk hidup yang lebih sehat? Sebelum Sahabat Fimela memutuskan untuk mencobanya, ada baiknya mengenal lebih dalam prinsip, manfaat, dan tantangan dari diet Paleo. Melansir mayoclinic.org, berikut adalah penjelasan mengenai apa itu diet Paleo.

Apa Itu Diet Paleo?

Diet Paleo adalah pola makan yang didasarkan pada jenis makanan yang kemungkinan besar dikonsumsi manusia selama Era Paleolitik, sekitar 2,5 juta hingga 10.000 tahun yang lalu. Diet ini berfokus pada makanan alami yang bisa diperoleh dengan berburu dan mengumpulkan, seperti daging tanpa lemak, ikan, buah, sayuran, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sebaliknya, makanan yang berkembang sejak pertanian dimulai sekitar 10.000 tahun lalu, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu, dihindari dalam diet ini.

Diet Paleo juga dikenal dengan sebutan diet Paleolitik, diet Zaman Batu, diet pemburu-pengumpul, atau diet manusia gua. Tujuan utama dari diet ini adalah mengonsumsi makanan yang lebih alami, seperti yang dikonsumsi manusia prasejarah, dengan asumsi bahwa tubuh manusia belum sepenuhnya beradaptasi dengan pola makan modern yang berkembang akibat pertanian. Perubahan pola makan akibat pertanian, seperti meningkatnya konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu, diyakini lebih cepat terjadi dibandingkan kemampuan tubuh manusia untuk beradaptasi. Ketidakseimbangan ini diduga berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan modern, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Tujuan dan Manfaat Diet Paleo

Tujuan utama dari diet ini adalah mengonsumsi makanan yang lebih alami, seperti yang dikonsumsi manusia prasejarah, dengan asumsi bahwa tubuh manusia belum sepenuhnya beradaptasi dengan pola makan modern yang berkembang akibat pertanian. Perubahan pola makan akibat pertanian, seperti meningkatnya konsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu, diyakini lebih cepat terjadi dibandingkan kemampuan tubuh manusia untuk beradaptasi. Ketidakseimbangan ini diduga berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan modern, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Alasan Mengikuti Diet Paleo

Ada berbagai alasan seseorang memilih untuk mengikuti diet Paleo. Salah satunya adalah untuk menurunkan berat badan, karena diet ini berfokus pada makanan alami dengan sedikit karbohidrat olahan. Selain itu, diet ini juga membantu menjaga berat badan tetap ideal dengan menghindari makanan olahan dan gula tambahan. Beberapa orang juga memilih diet Paleo karena diyakini dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Dengan menekankan konsumsi makanan segar dan alami, diet ini dapat membantu mengurangi faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Makanan yang Dianjurkan dalam Diet Paleo

Untuk mengikuti diet Paleo, beberapa makanan yang disarankan antara lain buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, telur, daging tanpa lemak (terutama dari hewan yang diberi makan rumput atau hasil buruan), serta ikan kaya asam lemak omega-3 seperti salmon, makarel, dan tuna albacore. Selain itu, minyak dari buah dan kacang-kacangan seperti minyak zaitun dan minyak kenari juga dianjurkan dalam diet ini.

Makanan yang Dihindari dalam Diet Paleo

Ada beberapa makanan yang dihindari dalam diet Paleo, antara lain biji-bijian seperti gandum, oat, dan barley, kacang-kacangan seperti kacang merah, lentil, dan kacang tanah, serta produk susu seperti susu dan keju. Gula rafinasi dan tambahan, garam tambahan, sayuran bertepung seperti jagung, jicama, kacang polong, dan kentang putih, serta makanan olahan tinggi seperti keripik dan kue kering juga tidak dianjurkan dalam pola makan ini.

Sebagai gambaran, berikut adalah contoh menu sehari dalam diet Paleo. Untuk sarapan, bisa mengonsumsi salmon panggang dan melon. Makan siang dapat berupa salad dengan selada romaine, wortel, mentimun, tomat, alpukat, kenari, dan dressing lemon. Sementara untuk makan malam, bisa menikmati daging sapi panggang tanpa lemak, brokoli kukus, salad sayuran hijau dengan almond dan dressing lemon, serta stroberi sebagai pencuci mulut. Sebagai camilan, bisa memilih jeruk, wortel, atau seledri.

Efektivitas dan Penelitian tentang Diet Paleo

Diet Paleo memiliki beberapa kesamaan dengan pola makan sehat yang direkomendasikan, seperti menekankan konsumsi buah, sayur, dan protein tanpa lemak, serta menghindari makanan olahan. Namun, penelitian tentang diet ini masih terbatas dibandingkan dengan diet seimbang yang mencakup berbagai kelompok makanan. Sebagian besar studi yang ada hanya dilakukan dalam jangka pendek dan dengan jumlah peserta yang kecil, sehingga dampak jangka panjangnya masih belum sepenuhnya diketahui.

Beberapa penelitian skala kecil menunjukkan bahwa diet Paleo dapat membantu dalam menurunkan berat badan, mengontrol tekanan darah, serta menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida. Sebuah penelitian besar di Spanyol juga menemukan bahwa pola makan Paleo dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung, terutama karena menghindari makanan olahan dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur.

Kontroversi Seputar Diet Paleo

Sayangnya, beberapa ahli mempertanyakan teori di balik diet ini. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia Paleolitik juga mengonsumsi biji-bijian liar sebelum pertanian berkembang. Selain itu, penelitian genetik menunjukkan bahwa manusia telah mengalami perubahan evolusi yang memungkinkan pencernaan pati dari biji-bijian dan laktosa dari susu setelah era Paleolitik.

Diet Paleo mungkin dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan, tetapi penelitian jangka panjang masih diperlukan untuk memahami manfaat serta risikonya. Sebelum mengikuti diet ini, penting untuk memastikan bahwa kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi. Alternatif lain, seperti diet Mediterania yang menggabungkan unsur Paleo dengan biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak, juga menunjukkan manfaat kesehatan yang lebih jelas tanpa risiko kekurangan nutrisi.

Pada akhirnya, Sahabat Fimela dapat mencapai manfaat kesehatan yang serupa dengan menjaga pola makan seimbang dan aktif berolahraga. Yang terpenting, pastikan pola makan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh masing-masing.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |