Apakah Musim Panas Bisa Terserang Flu? Ini Jawabannya

16 hours ago 9

ringkasan

  • Flu musim panas adalah kondisi nyata yang disebabkan oleh virus influenza atau virus lain dengan gejala serupa, dan polanya menjadi kurang terduga pasca-pandemi COVID-19.
  • Faktor seperti perjalanan internasional, penggunaan AC, pertemuan dalam ruangan, serta sistem kekebalan tubuh yang melemah dapat meningkatkan risiko terserang flu di musim panas.
  • Pencegahan meliputi vaksinasi, menjaga kebersihan, hidrasi, istirahat cukup, serta mencari bantuan medis jika gejala memburuk, sambil mewaspadai penyakit lain dengan gejala mirip flu.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, seringkali kita mengira flu hanya menyerang saat musim hujan atau dingin. Namun, tahukah kamu apakah musim panas bisa terserang flu?

Faktanya, virus influenza dapat beredar sepanjang tahun, tidak terkecuali di bulan-bulan yang terik. Fenomena ini dikenal sebagai flu musim panas dan bisa dialami siapa saja, bahkan ketika matahari bersinar cerah.

Gejalanya mirip dengan flu biasa, namun penyebabnya bisa lebih kompleks dari yang kita duga. Mari kita selami lebih dalam fakta menarik seputar flu di musim panas ini agar kita lebih waspada dan siap menghadapinya.

Flu Musim Panas: Realita yang Tak Terbantahkan

Meskipun puncak aktivitas virus influenza umumnya terjadi selama musim gugur dan musim dingin, bukan berarti musim panas bebas dari risiko. Virus ini memiliki kemampuan untuk beredar sepanjang tahun, meskipun dengan intensitas yang lebih rendah.

Seperti yang diungkapkan oleh GetLabTest.com, "Ya, Anda pasti bisa terkena flu selama bulan-bulan musim panas." Hal ini menegaskan bahwa flu musim panas bukanlah mitos belaka, melainkan kondisi nyata yang perlu diwaspadai.

Healthline juga menambahkan bahwa "Meskipun virus flu paling umum terjadi pada musim gugur dan musim dingin, mengalami gejala mirip flu di musim panas adalah mungkin, meskipun mungkin disebabkan oleh penyakit lain." Ini menunjukkan bahwa meskipun flu di musim panas mungkin tidak selalu disebabkan oleh virus influenza, gejala yang dialami tetap serupa.

Pola flu global menjadi kurang dapat diprediksi setelah pandemi COVID-19. Verywell Health mencatat, "Namun, setelah pandemi COVID-19, pola flu di seluruh dunia menjadi kurang dapat diprediksi. Hal ini menyebabkan peningkatan kasus flu musim panas yang tidak biasa." Perubahan ini menjadikan pertanyaan apakah musim panas bisa terserang flu semakin relevan untuk dibahas.

Penyebab Flu Musim Panas: Lebih dari Sekadar Virus Influenza

Untuk meminimalkan risiko terserang flu di musim panas, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa Sahabat Fimela terapkan. Vaksinasi flu tahunan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi kemungkinan terkena flu sepanjang tahun, termasuk di musim panas.

Menjaga kebersihan diri juga sangat krusial. Sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kontak dekat dengan orang sakit, serta menutupi hidung dan mulut saat batuk atau bersin dapat mencegah penyebaran virus. Kebiasaan ini sangat penting untuk diterapkan, terutama saat beraktivitas di luar ruangan atau di tempat umum.

Selain itu, hidrasi yang cukup sangat penting, terutama saat cuaca panas, karena dehidrasi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pastikan Sahabat Fimela minum air yang cukup sepanjang hari. Istirahat yang cukup juga membantu tubuh memulihkan diri dan menjaga daya tahan tubuh tetap prima. Jika gejala memburuk, terutama jika mengalami kesulitan bernapas, demam tinggi yang tidak turun, atau tidak dapat menahan makanan atau air, segera cari bantuan medis. Obat antivirus mungkin efektif jika dimulai dalam 48 jam setelah timbulnya gejala pertama.

Strategi Pencegahan dan Penanganan Flu di Musim Panas

Flu musim panas bisa disebabkan oleh beberapa faktor, tidak hanya terbatas pada virus influenza itu sendiri. GoodRx menjelaskan, "Flu musim panas disebabkan oleh virus influenza yang sama yang menyebabkan flu selama musim flu." Virus ini terus beredar, meskipun pada tingkat yang lebih rendah.

Selain itu, ada banyak virus lain yang dapat menyebabkan gejala mirip flu di musim panas. GoodRx kembali menyebutkan, "Virus lain juga dapat menyebabkan gejala yang sama dengan flu, sehingga Anda bisa mendapatkan gejala flu musim panas meskipun tidak disebabkan oleh influenza." Beberapa virus tersebut meliputi:

  • Enterovirus: Sering menjadi penyebab "pilek musim panas" dengan gejala pilek, batuk, demam, dan nyeri otot.
  • Adenovirus: Aktif sepanjang tahun, menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, demam, bronkitis, dan masalah pencernaan.
  • Rhinovirus: Virus umum penyebab pilek biasa.
  • Parainfluenza: Virus yang menyebabkan penyakit mirip influenza, sering muncul di musim semi dan awal musim panas.
  • RSV (Respiratory Syncytial Virus): Meskipun puncaknya di musim dingin, RSV dapat beredar di musim panas.
  • COVID-19: Juga dapat menyebabkan gejala mirip flu kapan saja, termasuk di musim panas.

Faktor lingkungan dan perilaku turut berperan dalam penyebaran flu di musim panas. Perjalanan internasional, seperti dijelaskan Avance Care, "dapat membawa virus flu dari daerah musim dingin ke daerah musim panas, menyebabkan wabah." Penggunaan pendingin udara (AC) juga menjadi perhatian, karena "Ruangan dalam ruangan yang didinginkan oleh pendingin udara dapat memiliki kelembaban rendah, yang membantu virus flu bertahan lebih lama." Selain itu, pertemuan di dalam ruangan, sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat gaya hidup musim panas, dan perubahan suhu mendadak juga dapat meningkatkan risiko.

Mengenali Gejala dan Membedakan Penyakit Mirip Flu

Gejala flu musim panas umumnya serupa dengan flu yang terjadi di musim dingin. Sahabat Fimela mungkin akan mengalami demam dan menggigil, nyeri tubuh dan kelelahan yang signifikan, sakit kepala, serta batuk dan sakit tenggorokan. Hidung tersumbat atau berair juga sering menyertai kondisi ini.

Pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, mual atau diare bisa menjadi gejala tambahan. Keringat malam juga dapat terjadi, menambah ketidaknyamanan. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini agar dapat mengambil tindakan yang tepat.

Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua gejala mirip flu di musim panas disebabkan oleh virus influenza. Beberapa kondisi lain juga dapat menimbulkan gejala serupa, seperti:

  • Pilek Biasa: Disebabkan oleh rhinovirus, enterovirus, coronavirus, adenovirus, dan parainfluenza.
  • Bronkitis: Komplikasi dari infeksi virus seperti influenza.
  • Pneumonia: Infeksi paru-paru yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
  • Gastroenteritis: Sering disebut "flu perut", disebabkan oleh norovirus atau rotavirus, dengan gejala demam, sakit kepala, nyeri tubuh, diare, dan kram perut.
  • Alergi: Gejala seperti hidung tersumbat, bersin, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat disalahartikan sebagai flu.
  • Infeksi yang Ditularkan oleh Serangga: Seperti penyakit Lyme atau virus West Nile, yang dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan sakit kepala.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Batik Raya Indonesia

Batik Raya Indonesia

Lihat Selengkapnya

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |