Tasya Farasya Jalani Sleep Therapy untuk Atasi Insomnia, Ini Tahapan hingga Manfaatnya

7 hours ago 4

Fimela.com, Jakarta Memiliki kualitas tidur yang baik maka akan mendapatkan kesehatan yang baik pula. Inilah yang membuat Tasya Farasya, influencer ternama Indonesia melakukan sleep therapy. 

Tasya Farasya baru-baru pada media sosialnya mengunggah video singkat dirinya menjalani sleep therapy. Dalam video tersebut, terlihat kepala Tasya dipasangkan beberapa alat. Hal ini untuk melihat analisis gelombang otak dengan menggunakan metode EEG.

Hasil tersebut menunjukkan dominasi gelombang beta dan high beta. Dari videonya dokter, mengatakan gelombang tersebut biasanya menggambarkan kondisi seseorang yang sedang fokus, penuh pikiran, hingga cenderung overthinking.

"Punya kak Tasya, dominan di Beta dan High Beta. Itu adalah gelombang otak yang merepresentasikan konsentrasi, pikiran, fokus. Di sini kelihatan kak Tasya ada yang dipikirin," jelas sang dokter.

Serta hasil pemeriksaan REM (rapid eye movement) yang paling penting hanya 3% aja. Tasya mengaku mengalami insomnia akut, hanya bisa tidur 4-5 jam. Insomnia didapatkan dari hasil pemeriksaan gelombang otaknya. 

Insomnia tersebut membuat saturasi oksigen berkurang dan heart rate bisa sampai 114 padahal normalnya 40-60.

Mengenal Apa Itu Sleep Therapy

Tidak tidur dengan baik dapat membuat l merasa lelah, mudah tersinggung, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini dapat memengaruhi performa di sekolah atau tempat kerja, merusak hubungan dengan orang lain, serta berdampak pada kesehatan dan keselamatan.

Sleep therapy atau terapi tidur adalah bentuk terapi yang dirancang untuk meningkatkan kualitas tidur. Terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan tidur seperti insomnia, dan juga bermanfaat untuk kondisi kesehatan mental maupun fisik lainnya.  Beberapa gangguan umum yang berkaitan dengan tidur meliputi depresi, kecemasan, bipolar, penyalahgunaan zat, OCD, dan PTSD.

“Ketika berbicara soal masalah tidur, biasanya ada pertanyaan tentang asalnya: apakah gangguan tidur yang memicu gejala kesehatan mental, atau justru kesehatan mental yang memengaruhi tidur?” kata Sabrina Romanoff, PsyD, profesor sekaligus psikolog klinis di New York City melansir verywellmind.com

Romanoff mengatakan jenis terapi yang paling umum digunakan dan diteliti untuk insomnia adalah cognitive behavioral therapy for insomnia (CBT-I). CBT-I adalah standar emas dalam pengobatan berbasis bukti untuk masalah tidur.

CBT-I adalah bentuk terapi perilaku kognitif yang membantu mengenali dan mengganti pikiran serta kebiasaan tidur yang tidak sehat dengan kebiasaan dan sikap yang lebih baik.

“CBT-I bertujuan memasukkan kebiasaan tidur yang efektif dan meminimalkan perilaku yang tidak efektif,” kata Romanoff.

Ini berarti, misalnya, CBT-I membantu berhenti doom scrolling (terus menerus melihat media sosial atau berita negatif) sebelum tidur dan mulai menerapkan kebiasaan tidur sehat, seperti meletakkan ponsel satu jam sebelum waktu tidur.

Teknik-Teknik dalam CBT-I

Seorang terapis yang spesialis CBT-I dapat menggunakan berbagai teknik untuk membantu meningkatkan kualitas tidur. Karena tidur dapat dipengaruhi oleh banyak masalah kesehatan mental, terapis biasanya akan melakukan asesmen mendetail untuk mengetahui penyebab gangguan tidur, kemudian memadukan beberapa teknik sebagai bagian dari perawatan.

Psikolog Sabrina Romanoff menjelaskan beberapa teknik yang biasa digunakan dalam sleep therapy berikut ini:

1. Sleep Hygiene (Kebersihan Tidur)Meningkatkan kebersihan tidur berarti membangun kebiasaan dan rutinitas tidur yang sehat

Ini mencakup perubahan gaya hidup yang memengaruhi tidur, seperti: Membatasi konsumsi alkohol, kafein, dan rokokMeningkatkan aktivitas fisik atau olahraga secara teraturKebersihan tidur juga menekankan pada jadwal tidur-bangun yang konsisten, di mana disarankan untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari agar tubuh terbiasa dan lebih mudah tertidur di malam hari serta bangun di pagi hari.

2. Sleep Environment Optimization (Optimalisasi Lingkungan Tidur) 

Terapis mungkin menyarankan untuk menyesuaikan kondisi kamar agar lebih nyaman dan mendukung tidur nyenyak.

Contohnya: Menjaga ruangan tetap tenang, gelap, dan sejukMenyingkirkan jam atau benda yang memicu rasa cemas tentang waktu 

3. Stimulus Control (Kontrol Rangsangan) 

Teknik ini bertujuan menghilangkan kebiasaan atau isyarat yang membuat otak menolak tidur.

Misalnya, jika sering menonton acara hiburan di tempat tidur, otak akan mengasosiasikan tempat tidur dengan kesenangan, bukan tidur.

Stimulus control mendorong untuk: Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidurKeluar dari kamar jika tidak bisa tidur dalam 20 menit, dan kembali hanya ketika merasa mengantuk 

4. Paradoxical Intention (Niat Paradox) 

CBT-I juga menggunakan teknik paradoxical intention, yaitu meminta Anda untuk berkomitmen tetap terjaga saat berbaring di tempat tidur. Metode ini bekerja seperti reverse psychology (psikologi terbalik), karena Anda berhenti mengkhawatirkan ketidakmampuan tidur.

Dengan melepaskan rasa cemas dan perlawanan, tidur justru akan datang lebih mudah secara alami.Biasanya terapi CBT-I berlangsung sekitar 4 hingga 8 sesi tergantung keparahan insomnia. Durasi tiap sesi bisa sekitar 30-60 menit, plus sesi awal yang mungkin lebih panjang (60-90 menit) untuk evaluasi menyeluruh.  

Harga Sleep therapy seperti di Siloam Kebon Jeruk seharga Rp1 jutaan, hingga di Mitra Keluarga seharga Rp4,5 jutaan.

Manfaat Sleep Therapy dan Kondisi yang Dapat Dibantu

Sleep therapy dapat bermanfaat dalam penanganan berbagai kondisi kesehatan, baik mental maupun fisik, terutama yang berkaitan dengan kualitas tidur. Berikut beberapa contohnya:

Kondisi yang Dapat Dibantu Sleep Therapy

Gangguan tidur, seperti insomnia, restless leg syndrome, sleep apnea, dan narcolepsy.Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, bipolar, penyalahgunaan zat, OCD, dan PTSD. Kondisi kesehatan fisik, karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan obesitas.

Sleep therapy menawarkan berbagai manfaat jangka panjang untuk kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan:

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman

Berkonsultasi dengan terapis tidur dapat membantu memahami penyebab sulit tidur dan menyadari pola serta kebiasaan tidur yang memengaruhi kualitas istirahat.

Mengatasi pikiran negatif terkait tidur

Terapi membantu mengenali dan memperbaiki pikiran yang tidak membantu, seperti:

“Kenapa aku tidak bisa tidur nyenyak seperti orang lain?”

“Aku pasti tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini.”

“Aku harus tertidur dalam 10 menit agar bisa tidur 7 jam penuh.”

Mendorong kebiasaan tidur yang sehat

Terapi membantu membangun rutinitas tidur yang lebih baik, mulai dari jam tidur yang konsisten hingga kebiasaan sebelum tidur yang mendukung kualitas istirahat.

Mengatasi masalah kesehatan mental

Dengan mencari akar masalah tidur yang mungkin berasal dari gangguan mental, terapi dapat menjadi solusi jangka panjang, bukan hanya meredakan gejala.

Mengurangi ketergantungan pada obat tidur

Banyak orang mengandalkan obat tidur sebagai solusi cepat, namun ini hanya bersifat sementara dan tidak mengatasi penyebab utama. Sleep therapy dapat membantu lepas dari ketergantungan obat.

Artis-artis yang Mengalami Masalah Gangguan Tidur

Lady Gaga

Lady Gaga juga pernah berbagi kisah tentang kesulitannya tidur karena jadwal kerja yang padat dan perjalanan yang tak henti-henti. Ia mengaku memiliki overactive mind atau pikiran yang terlalu aktif, membuatnya sulit tenang dan tertidur.

Pikiran yang terlalu aktif merupakan hal yang umum, namun banyak orang tidak menyadari betapa besar pengaruhnya terhadap kesehatan. Harvard Health Publishing bahkan menawarkan berbagai cara untuk menenangkan pikiran dan mendapatkan kejernihan mental.

Pengalaman Gaga menyoroti tantangan bagi mereka yang berkarier di dunia dengan tekanan tinggi, di mana tuntutan pekerjaan sering kali mengganggu kesehatan pribadi. Keterbukaannya menjadi pengingat bahwa bahkan individu paling sukses pun bisa menghadapi masalah tidur yang serius.

Mariah Carey

Penyanyi dan penulis lagu Mariah Carey sudah lama terbuka tentang perjuangannya mencari kualitas tidur. Dalam wawancara bersama The Guardian pada 16 November 2002, Carey menceritakan bahwa ia pernah mengalami breakdown karena terlalu banyak bekerja.

“Intinya, saya benar-benar kelelahan,” ungkap Carey. “Saya selalu punya masalah insomnia. Lebih ke sulit tidur ketimbang terbangun di tengah malam, terutama setelah tampil atau melakukan wawancara—ada adrenalin tersendiri. Saat akhirnya bisa rileks dan tertidur, saya harus dibangunkan lagi beberapa jam kemudian untuk berbicara dengan seseorang di Australia, lalu mereka bilang, ‘Masih ada beberapa reporter lagi yang akan ikut di mobil,’ dan tidak ada waktu istirahat.”

Pada tahun 2018, Carey mengungkap bahwa dirinya telah didiagnosis bipolar disorder sejak 2001, yang kemungkinan besar menjadi akar masalah tidurnya. Dalam wawancara bersama People di tahun yang sama, ia menuturkan kini menjalani pengobatan yang tidak membuatnya merasa lelah atau lesu, dan ia merasa “berada di tempat yang jauh lebih baik.”

Jennifer Aniston

Dalam wawancara tahun 2016 dengan HuffPost, aktris Jennifer Aniston menceritakan pengalamannya melawan insomnia, yang ia gambarkan seperti memiliki “komite di dalam kepala.”

“Kalau saya terbangun jam 3 pagi, saya mulai bercakap-cakap (dengan pikiran sendiri) dan mereka tidak mau diam, lalu saya tidak bisa kembali tidur,” jelasnya.

Kepada People pada 2022, Aniston menambahkan, “Saya rasa ini mulai sejak usia 30-an, mungkin lebih awal, tapi kita tidak langsung menyadari dampak kurang tidur saat muda karena merasa tak terkalahkan. Awalnya saya hanya menerima saja, sampai akhirnya sadar bagaimana kurang tidur memengaruhi hari, pekerjaan, fungsi otak, bahkan kondisi fisik.”

Salah satu kebiasaan yang memperburuk insomnianya adalah menatap jam. “Itu kesalahan besar,” katanya. “Semakin saya memikirkan waktu yang terus berjalan, semakin sulit untuk tidur.”

Beberapa kebiasaan yang membantu Aniston tidur lebih baik antara lain: meletakkan ponsel minimal 1,5 meter dari tempat tidur, meditasi singkat sebelum tidur, serta melakukan peregangan dan yoga ringan. Ia juga menyarankan untuk mematikan perangkat elektronik setidaknya satu jam sebelum lampu dipadamkan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |