Targetkan Indonesia Bebas DBD 2030: Kemenkes Gandeng Takeda Perkuat Langkah Pencegahan Dengue

2 weeks ago 23
Situs Buletin Live Dini Akurat Non Stop

Fimela.com, Jakarta Sebagai negara tropis dengan curah hujan sepanjang tahun, Indonesia mencatatkan sejarah menjadi salah satu negara dengan serangan kasus DBD tertinggi di dunia dan Asean. Tentu hal ini bukanlah prestasi yang patut dibanggakan, melainkan harus dibenahi bersama. Artinya, tanggung jawab ini bukan hanya milik Kementerian Kesehatan RI saja, tetapi juga dimulai dari kesadaran setiap individu, yaitu mulai dari diri kita.

Kementerian Kesehatan RI mencatat, sampai dengan 13 April 2025, terdapat 38.740 kasus dengue di Indonesia (Incidence Rate/IR: 13,67/100.000 penduduk) dengan kematian sebanyak 182 kasus (Case Fatality Rate/CFR: 0,47%), yang tersebar di 447 kabupaten/kota di 34 provinsi. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan lonjakan kasus pada periode yang sama tahun lalu, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran NomorHK.02.02/C/466/2025 tentang:

“Kewaspadaan Dini terhadap Penyakit DBD dan Chikungunya” kepada seluruh Dinas Kesehatan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap potensi peningkatan kasus diawal tahun 2025.3 Penurunan tren ini tidak serta merta menjadi alasan untuk melonggarkan kewaspadaan. Sebagai negara hiper-endemik, Indonesia terus menghadapi risiko penularan dengue sepanjang tahun, yang dapat meningkat kapan saja jika langkah pencegahan tidak dilakukan secara konsisten. Melalui kegiatan media briefing bertajuk “Waspada DBD: Lindungi Keluarga, Selamatkan Masa Depan,” PT Takeda Innovative Medicines bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI kembali mendorong pentingnya edukasi dan pencegahan terhadap dengue. Acara ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan CegahDBD yang telah berjalan sejak tahun 2023.

Pada kesempatan ini, pemerintah dan WHO juga menargetkan nol kasus DBD pada tahun 2030. Untuk mencapai misi ambisius ini, Kementerian Kesehatan RI menggandeng perusahaan farmasi Takeda, dalam upaya memperkuat strategi pencegahan. Kolaborasi ini menandai langkah baru yang lebih proaktif, tidak hanya mengandalkan 3M Plus dan fogging, tapi juga mengedepankan vaksinasi, edukasi, dan pemanfaatan inovasi teknologi terbarukan demi mengurangi risiko penyebaran dengue secara signifikan.

Kekhawatiran Masyarakat Terhadap DBD

Meskipun pemerintah masif melakukan berbagai upaya pencegahan, keresahan di tengah masyarakat terhadap ancaman DBD belum mereda. Setiap musim hujan, kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kasus selalu menghantui, terutama di kawasan padat penduduk dengan sanitasi yang belum memadai. Namun, tahukah kamu? Bahwa ternyata dengue tidak hanya datang di saat musim hujan, melainkan di musim kemarau juga dengue bisa datang menghampiri kapanpun dan di manapun. Karena pada dasarnya dengue tidak pandang bulu atau usia sekalipun. Nah, oleh sebab itu kita harus lebih sadar dan peduli dengan kondisi kesehatan. Perlu diingat juga, dengue juga bisa berakibat sangat fatal (kematian) jika telat dilakukan penanganannya dan pada individu dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, dan ginjal kronik.

Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Tasya Kamila, public figure sekaligus seorang ibu muda. Ia mengaku sangat peduli dengan perlindungan anak dari ancaman dengue.

“Sebagai seorang ibu, saya tentu merasa khawatir. Bukan karena ingin panik, tapi karena saya tahu dengue itu nyata dan bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak kita. Kita sering dengar kabar ada yang harus dirawat di rumah sakit, bahkan kehilangan orang terdekat karena dengue. Kadang bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Rasanya sedih, apalagi saat kita tahu bahwa banyak kasus sebenarnya bisa dicegah. Tubuh anak-anak belum sekuat orang dewasa. Mereka sangat bergantung pada kita sebagai "orang tuanya" untuk memberikan perlindungan terbaik. Saya ingin semua orang tua memahami bahwa kita sebenarnya punya pilihan. Kita bisa mulai dari hal-hal sederhana, seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan 3M Plus. Apalagi saat ini sudah ada pencegahan inovatif yang dapat memberikan perlindungan tambahan dari dalam diri kita. Pencegahan selalu lebih baik daripada mengobati. Jadi kalau kita bisa mencegah, kenapa harus menunggu sampai ada yang sakit dulu? Ini bukan hanya soal takut terhadap penyakit, tapi soal rasa tanggung jawab untuk menjaga keluarga kita, untuk memastikan anak-anak kita tumbuh sehat tanpa harus melewati penderitaan yang seharusnya bisa dihindari,” jelasnya.

Tindak Pencegahan DBD

1. Vaksinasi

Vaksin dengue, yang saat ini sudah tersedia sangat efektif sebagai antibodi pencegahan DBD, bertujuan untuk melindungi tubuh dari infeksi empat serotipe virus dengue yang berbeda. Vaksin ini diharapkan menjadi bagian penting dari strategi pencegahan DBD di Indonesia, mengingat negara kita ini merupakan salah satu yang paling terdampak di dunia. Nah, vaksin dengue ini hanya ada 2 dosis yang mana setiap dosisnya akan diberikan bertahap setelah 3-6 bulan setelah vaksin pertama. 

2. 3M Plus sebagai Langkah Awal

Sudah tak asing lagi bagi kita mengenai 3M Plus yang hingga kini terus digaungkan sebagai alternatif pencegahan yang ampuh, mudah, dan dekat dengan masyarakat. Meskipun, terkadang diperlukan penyuluhan ulang untuk terus mengkampanyekan pencegahan DBD dengan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur). 

3. Fogging

Fogging atau pengasapan merupakan metode yang cukup dikenal oleh masyarakat sebagai upaya membasmi nyamuk dewasa. Namun, meskipun efektif untuk mengurangi populasi nyamuk dalam jangka pendek, fogging tidak cukup untuk menghentikan siklus hidup nyamuk secara keseluruhan. Oleh karena itu, ada baiknya kita menerapkan 3M Plus karena lebih efektif.

4. Penggunaan Lotion dan Minyak Anti Nyamuk

Biasanya kita memakai lotion anti nyamuk untuk menjaga dari gigitan nyamuk selama durasi tidur. Nah, meskipun efektif, lotion hanya sementara melindungi diri kita. Sedangkan minyak anti nyamuk yang juga tak kalah populer untuk digunakan, sebaiknya dikurangi karena bisa menyebabkan iritasi. 

Inovasi Terbaru Kemenkes RI Bersama PT Takeda

Dalam langkah meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahayanya DBD, Kementerian Kesehatan berkolaborasi dengan PT Takeda dalam menciptakan inovasi terbaru dalam upaya pencegahan DBD dengan meluncurkan video edukasi, website interaktif, dan WhatsApp CegahDBD untuk mengedukasi masyarakat lebih dekat lagi. Semua inovasi ini sudah bisa diakses di internet sehingga dapat memudahkan masyarakat mengakses informasi seputar pencegahan dan penanggualngan DBD.

CegahDBD merupakan bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD, yang juga merupakan hasil kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan. Kampanye ini mendorong pendekatan pencegahan yang lebih komprehensif dan kolaboratif, dimulai dari edukasi, penguatan praktik 3M Plus, hingga pemanfaatan inovasi baru seperti vaksinasi.

Edukasi menjadi kunci agar masyarakat tidak hanya bertindak saat DBD mewabah, tetapi juga memahami pentingnya pencegahan sejak dini. Kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan target Nol Kematian Akibat Dengue pada Tahun 2030.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • via indriyani
  • Nabila Mecadinisa
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |