Fimela.com, Jakarta Glenn Alinskie, aktor kenamaan tanah air, baru-baru ini mengungkapkan perjalanan medis yang ia jalani akibat hipertrofi turbinat. Melalui unggahan di Instagram, Glenn berbagi cerita tentang gangguan kesehatan yang membuatnya sulit bernapas dan memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam postingan tersebut, Glenn juga menjelaskan bahwa ia telah menjalani prosedur medis untuk mengatasi kondisi tersebut.
Operasi yang dilakukan menggunakan metode minimal invasif dengan laser, dikenal sebagai reduksi konka. Glenn menyebutkan bahwa operasi berjalan lancar dan memberikan hasil yang sangat memuaskan. Ia juga mengungkapkan rasa syukur kepada tim medis serta dukungan tak henti dari istrinya, Chelsea Olivia. Kisah ini mendapat banyak respons positif dari para penggemar, yang memuji keberanian dan keterbukaan Glenn dalam berbagi pengalaman.
Hipertrofi konka merupakan kondisi yang sering kali kurang dikenal oleh masyarakat. Padahal, penyakit ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan, terutama dalam fungsi pernapasan. Glenn berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran bagi orang lain untuk lebih peduli terhadap kesehatan, terutama dalam mengenali gejala-gejala yang sering dianggap sepele.
Apa Itu Hipertrofi Turbinat?
Hipertrofi Turbinat adalah kondisi di mana konka atau turbinat hidung mengalami pembengkakan hingga menghambat aliran udara. Konka sendiri adalah struktur kecil yang terletak di dalam rongga hidung dan berfungsi untuk menyaring, melembapkan, serta menghangatkan udara sebelum masuk ke paru-paru.
Pembengkakan ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti alergi, infeksi sinus yang berulang, paparan polusi udara, atau iritasi dari rokok dan bahan kimia. Pada beberapa kasus, hipertrofi konka juga bisa disebabkan oleh kelainan bawaan atau perubahan hormon tertentu.
Gejala utama hipertrofi turbinat meliputi hidung tersumbat kronis, sulit bernapas melalui hidung, sering bersin, perubahan indra penciuman, serta gangguan tidur seperti mendengkur atau sleep apnea. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan akibat kurangnya oksigen dan menurunkan kualitas hidup seseorang.
Bagaimana Hipertrofi Turbinat Didiagnosis?
Untuk memastikan diagnosis hipertrofi turbinat, dokter spesialis THT biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan. Langkah pertama adalah anamnesis atau wawancara medis untuk mengetahui gejala yang dialami pasien. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menggunakan alat bernama endoskopi hidung untuk melihat kondisi konka secara lebih jelas.
Selain itu, pemeriksaan pencitraan seperti CT scan juga bisa dilakukan jika diperlukan, terutama untuk melihat apakah ada kelainan lain yang menyertai, seperti deviasi septum hidung. Jika hipertrofi konka disebabkan oleh alergi, dokter mungkin akan merekomendasikan tes alergi untuk mengetahui pemicunya.
Setelah diagnosis ditegakkan, dokter akan menentukan metode pengobatan yang paling sesuai, baik dengan terapi medis maupun tindakan bedah.
Metode Pengobatan dan Prosedur Operasi Reduksi Konka
Penanganan hipertrofi konka dapat dilakukan dengan beberapa metode, tergantung pada tingkat keparahannya. Pada kasus ringan, dokter biasanya akan meresepkan obat-obatan seperti semprotan hidung yang mengandung kortikosteroid, antihistamin untuk mengurangi reaksi alergi, atau dekongestan untuk membantu melegakan hidung.
Namun, jika terapi obat tidak memberikan hasil yang memuaskan, prosedur bedah bisa menjadi pilihan. Salah satu metode yang paling umum adalah reduksi konka dengan laser atau radiofrekuensi, yang bertujuan mengecilkan ukuran konka tanpa merusak fungsinya. Prosedur ini minim invasif, dilakukan melalui lubang hidung, dan hanya memerlukan waktu pemulihan yang relatif singkat.
Pada kasus yang lebih kompleks, dokter bisa melakukan kombinasi prosedur seperti septoplasti jika ada deviasi septum yang menyertai hipertrofi konka. Setelah operasi, pasien biasanya akan mengalami sedikit pembengkakan dan rasa tidak nyaman selama beberapa hari, tetapi hasil akhirnya akan sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pernapasan.
Pentingnya Mewaspadai Gejala dan Mencegah Hipertrofi Turbinat
Hipertrofi turbinat sering kali dianggap sebagai masalah ringan, padahal jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa berdampak besar pada kesehatan secara keseluruhan. Gangguan pernapasan akibat konka yang membesar dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, meningkatkan risiko sakit kepala kronis, gangguan tidur, bahkan memengaruhi daya konsentrasi.
Untuk mencegah hipertrofi turbinat, penting untuk menjaga kebersihan saluran pernapasan, menghindari paparan alergen dan polusi udara, serta rutin memeriksakan kesehatan hidung jika mengalami gejala yang mengganggu. Jika sudah mengalami gejala berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT agar dapat ditangani lebih dini.
Pengalaman Glenn Alinskie menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa kesehatan pernapasan tidak boleh diabaikan. Dengan penanganan yang tepat, hipertrofi turbinat bisa diatasi dan kualitas hidup dapat kembali membaik.
Penulis: Rianti Fitri Wulandari
#UnlockingTheLimitless
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.