Selain uveitis, beberapa gangguan retina umum yang kerap terlewatkan, khususnya seiring bertambahnya usia, meliputi Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD), Retinopati Diabetik, Ablasi Retina, Retinitis Pigmentosa, Glaukoma, dan Katarak. Setiap kondisi memiliki karakteristik dan gejala awal yang perlu diwaspadai agar tidak menjadi salah satu gangguan retina yang sering diabaikan.
Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD)
AMD adalah kondisi yang menyebabkan pandangan buram atau gangguan penglihatan pada pusat jangkauan visual akibat kerusakan makula. Ini merupakan penyebab utama kehilangan penglihatan pada lansia. Gejala awal meliputi garis lurus tampak bengkok, penglihatan buram di bagian tengah, kesulitan mengenali wajah, serta kebutuhan cahaya lebih terang saat membaca.
Deteksi dini AMD sangat krusial melalui pemeriksaan mata rutin. Dokter mata dapat mengidentifikasi drusen (endapan kuning) sebagai tanda awal. Tes diagnostik lain seperti fluorescein angiography dan OCT juga membantu melihat kondisi pembuluh darah dan kebocoran.
Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik adalah komplikasi diabetes yang merusak pembuluh darah retina akibat kadar gula darah tinggi. Pada tahap awal, kondisi ini sering tanpa gejala, namun lambat laun dapat menyebabkan penglihatan menurun, munculnya floaters, kesulitan membedakan warna, hingga nyeri mata.
Penderita diabetes disarankan menjalani pemeriksaan mata menyeluruh setiap 2 tahun sekali, atau setidaknya setahun sekali jika risiko meningkat. Pemeriksaan mata dilatasi, angiografi fluoresensi, dan tomografi koherensi optik (OCT) adalah metode deteksi yang efektif.
Ablasi Retina (Retinal Detachment)
Ablasi retina merupakan kondisi darurat di mana lapisan retina terlepas dari posisi normalnya. Gejala muncul tiba-tiba seperti bintik gelap atau garis bergelombang (floaters) dalam jumlah banyak, kilatan cahaya, penglihatan kabur, serta bayangan seperti tirai gelap yang menyebar di bidang penglihatan.
Jika mengalami gejala ini, segera hubungi dokter mata. Pemeriksaan mata dilatasi, ultrasonografi, atau OCT dapat digunakan untuk melihat posisi retina dan memastikan diagnosis.
Retinitis Pigmentosa (RP)
RP adalah penyakit mata genetik langka yang menyebabkan kerusakan sel retina secara perlahan, berujung pada kehilangan penglihatan. Gejala umumnya dimulai pada masa kanak-kanak atau remaja, ditandai dengan rabun senja, kesulitan melihat dalam cahaya redup, dan kehilangan penglihatan samping (tunnel vision).
Diagnosis RP melibatkan pemeriksaan mata dilatasi, elektroretinografi, dan tes genetik. Deteksi dini penting untuk perencanaan manajemen dan dukungan.
Glaukoma
Meskipun bukan gangguan retina primer, glaukoma merusak saraf optik yang merupakan perpanjangan dari retina, seringkali akibat peningkatan tekanan intraokular. Glaukoma sudut terbuka, jenis paling umum, sering tanpa gejala awal yang jelas, berkembang perlahan selama bertahun-tahun.
Gejala yang mungkin muncul meliputi bintik hitam di pinggir mata, penglihatan buram, nyeri mata intens, mata memerah, atau melihat lingkaran cahaya di sekitar lampu. Pemeriksaan mata teratur untuk saraf mata, tekanan intraokular, dan lapang pandang sangat penting untuk deteksi dini.
Katarak
Katarak adalah kondisi lensa mata menjadi keruh akibat gumpalan protein, menghalangi cahaya mencapai retina. Ini umum terjadi seiring bertambahnya usia. Gejala berkembang perlahan dan sering terabaikan, seperti pandangan buram, sensitif terhadap cahaya silau, munculnya lingkaran cahaya, kesulitan melihat malam hari, dan perubahan resep kacamata yang sering.
Pemeriksaan mata rutin setiap 2–4 tahun sejak usia 40–64 tahun, dan 1–2 tahun sekali mulai usia 65 tahun, dapat membantu mendeteksi katarak sejak dini.