ringkasan
- Osteoporosis adalah kondisi tulang rapuh yang sangat umum pada perempuan, dengan satu dari tiga wanita di atas 50 tahun berisiko mengalaminya.
- Perempuan lebih rentan terhadap osteoporosis karena tulang yang lebih kecil, penurunan drastis estrogen saat menopause, dan harapan hidup yang lebih panjang.
- Pencegahan osteoporosis melibatkan diet kaya kalsium dan vitamin D, olahraga teratur, serta menghindari merokok dan alkohol berlebihan untuk menjaga kesehatan tulang.
Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tahukah kamu bahwa Osteoporosis Mengintai Perempuan secara signifikan? Kondisi progresif ini membuat tulang menjadi lemah dan rapuh, sehingga lebih rentan terhadap patah tulang. Bahkan, satu dari tiga wanita di atas usia 50 tahun di seluruh dunia berisiko tinggi mengalami penyakit tulang ini.
Penyakit tulang yang paling umum ini terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak mampu mengimbangi hilangnya tulang lama. Akibatnya, tulang menjadi sangat rapuh. Bahkan, tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk pun bisa menyebabkan patah tulang. Patah tulang terkait osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang.
Mengapa perempuan lebih rentan terhadap kondisi ini? Penurunan hormon estrogen saat menopause menjadi salah satu pemicu utama pengeroposan tulang. Memahami risiko serta faktor penyebabnya sangat penting. Ini membantu Sahabat Fimela mengambil langkah pencegahan yang tepat sejak dini untuk kesehatan tulang.
Prevalensi dan Fakta Mengejutkan Osteoporosis
Menyambut Hari Olahraga Nasional yang jatuh setiap 9 September, masyarakat Indonesia diajak kembali mengingat pentingnya menjaga tubuh tetap aktif setiap hari. Bukan hanya demi kebugaran, olahraga juga terbukti berperan penting dalam mencegah penyakit degeneratif, termasuk osteoporosis yang diam-diam mengintai banyak orang.
Fakta menunjukkan, 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko mengalami osteoporosis. Pada laki-laki, sekitar 1 dari 5 berisiko terkena osteoporosis. Namun pada perempuan, angkanya jauh lebih tinggi: 1 dari 3 wanita berusia 50 tahun ke atas diperkirakan menderita osteoporosis2, terutama akibat menurunnya kadar hormon estrogen setelah menopause, massa tulang yang lebih kecil dibanding pria, serta faktor kehamilan dan menyusui. Kondisi ini sering disebut sebagai silent disease karena pada tahap awal hampir tidak bergejala, namun berisiko berujung pada patah tulang yang dapat mengancam kualitas bahkan keselamatan hidup.
Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG), Ketua Umum Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) menjelaskan, “Perempuan memang lebih rentan terkena osteoporosis, terutama setelah menopause akibat menurunnya kadar estrogen yang penting dalam metabolisme tulang. Pencegahan sebaiknya dilakukan sejak dini dengan gaya hidup aktif, seperti berjalan 10.000 langkah setiap hari dan tentunya olahraga rutin. Aktivitas sederhana ini dapat membantu menjaga kepadatan tulang, sendi, dan otot, sekaligus mengurangi risiko patah tulang di kemudian hari.”
Tidak Rutin Olahraga Bisa Terkena Osteoporosis
Studi menunjukkan bahwa wanita menopause yang tidak rutin berolahraga memiliki risiko osteoporosis 4,67 kali lebih besar dibandingkan mereka yang teratur berolahraga. Secara biologis, olahraga teratur memberi tekanan alami pada tulang sehingga merangsang tubuh untuk menyimpan lebih banyak kalsium, meningkatkan kepadatan tulang, dan mengaktifkan sel pembentuk tulang baru. Proses ini membuat tulang lebih kuat, sementara otot dan sendi pun tetap terjaga fungsinya. Karena itu, aktivitas sederhana seperti jalan 10.000 langkah bukan hanya melatih stamina, tetapi juga bekerja langsung memperkuat struktur tulang.
Berdasarkan jurnal kesehatan ilmiah internasional menunjukkan bahwa jumlah langkah harian berbanding lurus dengan manfaat kesehatan. Dibandingkan dengan kelompok yang paling sedikit berjalan, yaitu rata-rata 3.553 langkah per hari, mereka yang mencapai rata-rata 10.901 langkah per hari memiliki risiko kematian dini 40% hingga 53% lebih rendah dalam kurun waktu tujuh tahun. Jalan 10.000 langkah atau melakukan aktivitas fisik secara rutin juga melatih tulang, otot, dan pembuluh darah agar tetap berfungsi optimal.
Selain itu, semakin banyak bergerak berarti semakin sedikit waktu duduk, yang terbukti berkaitan dengan berkurangnya risiko kekakuan sendi, gangguan metabolisme, hingga penurunan harapan hidup. Dengan kata lain, langkah kecil yang konsisten setiap hari dapat memberi dampak besar bagi kesehatan jangka panjang.
Pola Makan Cegah Risiko Osteoporosis
Selain aktif bergerak, pola makan sehat dan asupan nutrisi lengkap juga menjadi faktor kunci. Haryadi Raharjo, Scientific & Nutrition Manager, Fonterra Brands Indonesia menambahkan, “Kepadatan tulang mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun, kemudian bertahan hingga 10 tahun berikutnya, sehingga pemenuhan nutrisi seperti kalsium dan vitamin D sangat penting di fase ini. Setelah usia 40 tahun, kepadatan tulang memang menurun secara alami, tetapi dengan nutrisi yang tepat prosesnya bisa diperlambat. Orang dengan kepadatan tulang tinggi terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena osteoporosis dan patah tulang.
Susu yang diformulasikan dengan tiga manfaat utama menjaga kekuatan tulang berkat kandungan kalsium tinggi, mendukung sendi tetap fleksibel melalui kolagen, serta membantu mempertahankan massa otot dengan protein berkualitas tinggi dari susu sapi New Zealand bisa mencegah Osteoporosis .
Untuk dewasa muda mulai usia 19 tahun, bisa memilih susu diperkaya kalsium, magnesium, protein, kolagen, zink, serta vitamin B2, B6, C, D, dan E. Formulasi ini membantu menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot sebagai langkah preventif sebelum risiko penurunan kepadatan tulang muncul. Sementara itu, bagi mereka yang memasuki usia 45 tahun ke atas, susu dengan omega 3 & 6, kalium, serta vitamin B9 dan B12, yang dapat menjaga kesehatan tulang, sendi, dan otot.
Dengan langkah kecil yang konsisten, osteoporosis bisa dicegah sejak dini. Mari mulai dari sekarang bergerak aktif, penuhi nutrisi tulang, dan jadikan 10.000 langkah sehari bersama Anlene sebagai gerakan untuk hidup lebih sehat, kuat, dan bebas bergerak di setiap tahap usia.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.