Bulking vs Cutting: Apa Bedanya dan Mana yang Cocok untukmu?

Fimela.com, Malang Kalau kamu sudah cukup lama berkecimpung di dunia gym atau fitness, pasti pernah mendengar istilah bulking dan cutting. Dua istilah ini sering muncul dalam obrolan antar pecinta olahraga atau komunitas pembentuk badan. Tapi, bagi pemula, istilah ini mungkin masih terdengar asing dan membingungkan.

Sebenarnya, bulking dan cutting hanyalah dua fase berbeda dalam perjalanan fitness seseorang. Keduanya memiliki tujuan yang saling melengkapi, bulking berfokus untuk menambah massa otot dan kekuatan, sedangkan cutting bertujuan mengurangi lemak agar bentuk tubuh terlihat lebih tegas.

Namun, tak sedikit orang yang masih salah paham dan mengira bulking berarti makan sebanyak-banyaknya, atau cutting sama dengan kelaparan ekstrem. Padahal, keduanya bisa dilakukan secara sehat dan seimbang. Yuk, kita bahas lebih dalam perbedaan antara bulking dan cutting, serta bagaimana cara melakukannya dengan benar.

Bulking adalah fase di mana seseorang secara sengaja mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang dibakar tubuh. Tujuannya? Untuk menambah berat badan dengan fokus utama pada peningkatan massa otot. Dalam fase ini, tubuh diberi “bahan bakar” ekstra untuk membangun jaringan otot baru dan pulih dari latihan beban yang intens.

Biasanya, orang yang sedang bulking akan memperhatikan asupan protein tinggi untuk mendukung pertumbuhan otot, serta tidak terlalu membatasi karbohidrat dan lemak sehat. Meski berat badan meningkat, yang paling penting adalah komposisi peningkatan massa otot dibanding lemak.

Berbeda dengan bulking, fase cutting dilakukan dengan mengurangi asupan kalori agar tubuh berada dalam kondisi defisit kalori. Artinya, kalori yang masuk lebih sedikit dibanding yang dibakar. Tujuannya adalah mengurangi lemak tubuh tanpa kehilangan otot yang telah dibangun saat fase bulking.

Fase ini biasanya dilakukan setelah periode bulking, terutama oleh mereka yang ingin memperlihatkan hasil otot yang lebih jelas dan terdefinisi. Namun, cutting bukan berarti harus kelaparan atau berolahraga berlebihan. Kuncinya adalah menjaga keseimbangan: makan sehat, cukup protein, dan tetap berolahraga dengan pola yang teratur.

Kedua fase ini bekerja dalam siklus yang saling melengkapi. Dalam bulking, tubuh berfokus membangun otot dengan bantuan surplus kalori. Sementara dalam cutting, fokusnya adalah menurunkan kadar lemak agar bentuk tubuh terlihat lebih ideal tanpa mengorbankan hasil kerja keras sebelumnya.

Bagi atlet atau binaragawan, bulking dan cutting sering dilakukan bergantian untuk mencapai proporsi tubuh yang diinginkan. Namun, konsep ini juga bisa diterapkan oleh siapa pun yang memiliki tujuan kebugaran pribadi, seperti menambah kekuatan, memperbaiki bentuk tubuh, atau menjaga berat badan ideal.

1. Pilih makanan padat gizi. Pastikan menu harian berisi sumber protein, karbohidrat kompleks, sayuran, buah, dan lemak sehat.
2. Hindari ekstrem. Baik surplus maupun defisit kalori sebaiknya tidak dilakukan berlebihan agar tubuh tetap seimbang.
3. Kombinasikan dengan latihan beban. Untuk menjaga atau menambah otot, latihan kekuatan sangat penting dilakukan secara rutin.
4. Jaga hidrasi dan istirahat. Air dan tidur yang cukup membantu pemulihan dan menjaga performa tubuh.
5. Konsultasikan dengan ahli. Jika masih bingung, kamu bisa meminta bantuan pelatih pribadi untuk menyusun program sesuai kebutuhan tubuhmu.

Secara sederhana, bulking berarti menambah kalori untuk membangun otot dan berat badan, sedangkan cutting berarti mengurangi kalori untuk menurunkan lemak dan menonjolkan bentuk tubuh. Keduanya bukan tentang diet ekstrem, melainkan strategi cerdas dalam mengatur pola makan dan latihan.

Dengan disiplin, kesabaran, dan pemahaman yang benar, kamu bisa menjalani fase bulking dan cutting secara sehat tanpa harus tersiksa. Ingat, kebugaran adalah perjalanan jangka panjang, bukan perlombaan instan.