Bulan Kesadaran Kanker Darah 2025, Ketahui Jenis Multiple Myeloma hingga Deteksi Dini Jadi Kunci Pengobatan yang Tepat

2 days ago 10

Fimela.com, Jakarta Kanker darah yang paling umum diketahui masyarakat seperti leukemia atau limfoma. Padahal, kanker darah jenis Multiple Myeloma paling umum ke dua di dunia yang menyerang tubuh. Dengan lebih dari 3.000 kasus baru Multiple Myeloma yang didiagnosis setiap tahun di Indonesia.

Banyak pasien baru mengetahui kondisi mereka yang sebenarnya pada saat kerusakan organ telah terjadi, di mana hal inimenurunkan pilihan tatalaksana yang dapat mereka terima, serta kualitas hidup mereka secara drastis.

dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan berbagai jenis kanker termasuk Multiple Myeloma masih menjadi beban Kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, Multiple Myeloma menempati peringkat ke‑19 dari semua jeniskanker di Indonesia, dengan estimasi sekitar 3.289 kasus baru per tahun, atau sekitar 0,8% dari seluruh insiden kanker nasional. 

Terbatasnya pilihan pengobatan termasuk obat obatan merupakan tantangan yang besaruntuk angka kesintasan penderita kanker. Makin dini kita mendeteksi stadium awal kanker makin baik angka survival terhadap penyakit ini. Bukan hanya itu saja secara pembiayaan akan relative menjadi lebih murah dibandingkan pengobatan kanker pada stadium lanjut.

“Meski terdengar kecil secara persentase, angka tersebut mencerminkan bahwa ribuan keluarga dihadapkan pada tantangan hidup yang berat setiap tahun, karena dampak dari penyakit kanker bukan saja beban ekonomi, beban psikologi dan sosial yang harus dihadapi pasien serta keluarganya,” ujarnya dalam Bulan Kesadaran Kanker Darah, Takeda bekerja samadengan organisasi pasien Multiple Myeloma Indonesia (MMI), serta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia edukasi media bertajuk “Sadari, Pahami & Berdamai dengan Multiple Myeloma, di Jakarta. 

Menyadari hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan enam strategi pencegahan dan pengendalian kanker, yaitu: promotif dan preventif; skrining dan deteksi dini; peningkatan akses diagnostik, tata laksana kanker dan pelayanan paliatif; penguatan registri dan penelitian kanker; kemitraan denganpemangku kepentingan; serta tata kelola dan akuntabilitas pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian kanker. 

Mengenal Multiple Myeloma dan Pentingnya Deteksi Dini

Multiple Myeloma adalah jenis kanker darah yang berkembang pada sel plasma di sumsum tulang. Sel plasma berfungsi menghasilkan antibodi untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri.Prof. DR. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, Sp.PD, KHOM, M.Epid, M.PdKed, FACP, FINASIM, FISQua, Konsultan Hematologi-Onkologi Medik mengatakan pada kondisi ini, sumsum tulangmemproduksi sel plasma abnormal atau sel mieloma yang tidak lagi berfungsi normal. 

Sel mieloma tersebut menghasilkan antibodi yang tidak efektif dan tumbuh secara berlebihan hingga menekan produksi sel darah sehat. Pertumbuhan sel mieloma biasanya terjadi di banyak area pada sumsum tulang, sehingga disebut “multiple” myeloma. Penyakit ini juga dikenal dengan nama lain plasma cell myeloma.

Multiple Myeloma tetap menjadi ancaman serius karena pada banyak kasus baru terdiagnosis setelah stadium lanjut, ketika kerusakan organ sudah terjadi. 

“Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena Multiple Myeloma, seperti usia lanjut, riwayat keluarga, jenis kelamin laki-laki, paparan radiasi atau bahan kimia tertentu, berat badanberlebih, serta riwayat kelainan sel plasma. Jika dahulu laki-laki sering terkena penyakit ini, kali ini perempuan juga sangat berisiko,” kata dr. Ikhwan Rinaldi

dr. Ikhwan Rinaldi mengatakan penyakit ini menyerang area tubuh di mana sumsum tulang aktif seperti tulang belakang, tengkorak, panggul, tulang rusuk, dan sekitar bahu serta pinggul—dan dapat menyebabkan kerusakan tulang yang berujung pada patah tulang maupun kadar kalsium tinggi dalam darah. 

“Kalau terkena Multiple Myeloma, tulang warnanya hitam-hitam. Sering terjadi dan terasa di tulang belakang karena buat berdiri. Bahkan busa mengalami patah kaki,” katanya. 

dr. Ikhwan Rinaldi mengatakan multiple Myeloma berbeda dengan leukemia. Leukimia terjadi karena sel darah putih berlebihan hingga ratusan ribu. Diibaratkan banyak bayi darah putih yang belum matang. Sedangkan, Multiple Myeloma kanker sel plasma terjadi masalah tulang dan ginjal. Selain itu, produksi sel darah juga terganggu sehingga pasien sering mengalami anemia, 

Sayangnya, gejala Multiple Myeloma sering tidakdikenali sejak awal karena terlalu umum. Salah satu yang menjadi tantangan terbesar untuk hal ini adalah masih rendahnya literasi dan pemahaman masyarakat di Indonesia terhadap Multiple Myeloma.

Sementara, deteksi dini sangat penting untuk keberhasilan terapi. Oleh karena itu, peran edukasi dan penyebaran informasi melaluimedia sangat penting agar masyarakat lebih waspada.

Multiple Myeloma adalah kanker darah yang berasal dari sel plasma di sumsum tulang. Gejalanya sering berkembang perlahan dan bisa mirip dengan penyakit lain.

Pengobatan hingga Komunitas yang Berperan penting

Prof. Ikhwan menambahkan, saat ini tersedia berbagai pilihan terapi untuk pasien Multiple Myeloma di Indonesia yang dapat diberikan, baik secara oral maupun infus. Mulai dari kemoterapi, kortikosteroid, imunomodulator, sampai dengan terapi inovatif seperti terapi target, contohnya adalah proteasome inhibitor.

Seiring berkembangnya terapi, semakin besar peluang pasien untuk mempertahankan kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, penting sekali bagi pasien untuk segera bertindak. Kalau seseorang sudah mulai merasakan gejala yang mencurigakan, jangan menunda untuk memeriksakan diri.

“Semakin cepat Multiple Myeloma didiagnosis, semakin cepat dapat ditatalaksana, dan semakin tepat pengobatan bisa diberikan,” katanya 

Andreas Gutknecht, General Manager Takeda, menekankan bahwa inovasi dalam pengobatan harus berjalan beriringan dengan edukasi publik yang berkelanjutan. “Edukasi yang berkelanjutan tentang penyakit seperti Multiple Myeloma sangat penting agar masyarakat dapat lebih waspada, mengenali gejala sejak dini, dan segera mencari pertolongan medis,” katanya

dr. Abraham Michael, Sp.KN-TM, Pg.Dipl (HM), FISQua, FIHFAA, Ketua Organisasi Pasien Multiple Myeloma Indonesia (MMI), menggarisbawahi peran organisasi pasien dalam menemani dan mendukung pasien menjalani perjalanan penyakitnya. 

“Kami melihat langsung bagaimana Multiple Myeloma memengaruhi kehidupan, bukan hanya secara fisik tetapi juga emosional, sosial, dan finansial, tidak hanya bagi pasien tetapijuga keluarga mereka. Banyak pasien datang dalam kondisi yang sudah berat karena terlambat terdiagnosis, sementara informasi tentang penyakit ini masih terbatas di masyarakat,” ujarnya

Tantangan lain yang sering didengardari pasien adalah rasa terisolasi dan tidak tahu harus mencari bantuan ke mana. Di sinilah pentingnya advokasi, karena suara pasien dapat memperjuangkan akses yang lebih baik, perawatan yang sesuai dengan kondisi dankebutuhan pasien, serta kualitas hidup yang lebih baik. Penyakit ini memang tidak dapat dicegah, tetapi dengan edukasi yang tepat, dukungan komunitas, serta kolaborasi dengan pemerintah, tenaga medis, dan industri.

Cerita Pasien Terkena Multiple Myeloma Juga Para Artis yang Terkena

Sekilas cerita seputar perjalanan penyakit Multiple Myeloma disampaikan oleh Ibu Santyna Sanjaya, seorang penyintas yang telah berjuang menghadapi penyakitnya dalam beberapa tahun terakhir.Selama beberapa tahun terakhir, Ibu Santyna berpikir bahwa kelelahan yang terus-menerus dan nyeri berulang yang ia alami hanyalah bagian dari proses penuaan. Baru setelah kolaps danmencari bantuan medis, ia mengetahui penyebab sebenarnya: Multiple Myeloma, suatu bentuk kanker darahyang seringkali tidak terdeteksi hingga sudah terlambat.

“Awalnya saya tidak menyadari gejala yang saya alami. Keluhan seperti muka pucat dan nyeri yang terus berulang, saya pikir hanyamasalah saraf biasa. Namun karena rasa tidak nyaman itu semakin mengganggu sampai sempat membuat saya tidak bisa bergerak. Akhirnya saya memutuskan untuk memeriksakan diri. Kurang lebih empat bulan, baru saat saya didiagnosis Multiple Myeloma,” katanya

Pada waktu itu, informasi yang saya dapatkan masih terbatas, sehingga ia bahkan harus mencari second opinion ke negeri tetangga untuk lebih memahami kondisi. Perjalanan sebagai pasien Multiple Myeloma bukan hanya soal menghadapi penyakit itu sendiri, tetapi juga beban besar yang datang bersamanya, mulai dari biaya, rasa cemas, hingga perubahan dalam kehidupan sehari-hari. 

Patti Scialfa mengungkapkan bahwa ia didiagnosis menderita multiple myeloma, suatu bentuk kanker sumsum tulang, pada tahun 2018, yang mendorongnya untuk mengurangi waktu bermainnya di E Street Band bersama suaminya, Bruce Springsteen. "Tur telah menjadi tantangan bagi saya," kata Scialfa dalam film dokumenter baru Road Diary: Bruce Springsteen and the E Street Band, yang tayang perdana di Festival Film Internasional Toronto pada hari Minggu. "Saya hanya harus berhati-hati dengan apa yang saya pilih untuk lakukan dan ke mana saya akan pergi."

Scialfa pertama kali bergabung dengan E Street Band pada tahun 1984, dan telah sering melakukan tur bersama grup tersebut, tetapi ia secara khusus absen dari hampir semua pertunjukan grup tersebut pada tahun 2023 dan 2024. Diagnosis myeloma multiple muncul selama residensi Springsteen on Broadway, saat itu ia menjadi bintang tamu dalam dua lagu.

Perjuangannya yang berani melawan Multiple Myeloma (MM) telah mendongkrak popularitas model kelahiran Kanada sekaligus aktris Lisa Ray dalam beberapa minggu terakhir. Lisa Ray, 37, didiagnosis menderita Multiple Myeloma pada 2009, kanker sel plasma darah yang langka dan tak tersembuhkan. Sejak saat itu, Lisa Ray rutin menulis blog di blog Yellow Diaries miliknya dan memanfaatkan status selebritasnya untuk meningkatkan kesadaran publik tentang Multiple Myeloma dan kemajuan medis yang telah dicapai dalam pengobatan Myeloma.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Anisha Saktian Putri

    Author

    Anisha Saktian Putri
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |