Fimela.com, Jakarta Melinjo sering kali menjadi topik perbincangan hangat di dunia kesehatan. Banyak orang yang meyakini bahwa mengonsumsi melinjo, terutama dalam bentuk emping, dapat memicu peningkatan kadar asam urat. Keyakinan ini sering kali membuat masyarakat merasa ragu untuk menikmatinya.
Namun, benarkah melinjo berdampak buruk terhadap kadar asam urat? Beragam penelitian menunjukkan hasil yang bervariasi, tergantung pada seberapa banyak dan bagaimana cara pengolahannya. Pengetahuan mengenai hubungan antara melinjo dan asam urat menjadi sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat hiperurisemia.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai apakah melinjo benar-benar dapat meningkatkan asam urat, serta panduan konsumsi yang aman untuk menjaga kesehatan tubuh Anda.
Liputan6.com,Jakarta(Liputan6.com)
1. Apa itu Asam Urat dan Penyebabnya?
Asam urat, atau yang dikenal sebagai uric acid, adalah senyawa yang terbentuk ketika tubuh kita memecah purin, zat alami yang terdapat dalam makanan seperti daging merah, jeroan, dan minuman beralkohol. Tak ketinggalan, purin juga ditemukan dalam bahan makanan seperti melinjo.
Ketika kadar asam urat dalam tubuh terlalu tinggi, ini dapat memicu peradangan dan rasa nyeri yang hebat pada persendian, suatu kondisi yang dikenal dengan nama gout. Lebih dari itu, tingginya kadar asam urat, atau yang disebut hiperurisemia, bisa menimbulkan komplikasi serius seperti batu ginjal dan penyakit jantung koroner.
Peningkatan kadar asam urat ini umumnya disebabkan oleh gangguan metabolisme purin, konsumsi makanan yang kaya purin secara berlebihan, atau fungsi ginjal yang kurang optimal dalam mengeluarkan kelebihan asam urat dari tubuh.
2. Apakah Konsumsi Melinjo Bisa Meningkatkan Asam Urat?
Melinjo sering kali dikenal sebagai makanan yang dapat memicu peningkatan kadar asam urat. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicine and Health pada tahun 2019 menunjukkan bahwa tikus yang mengonsumsi ekstrak biji melinjo mengalami peningkatan kadar asam urat hingga 81,2% setelah sembilan hari. Namun, perlu dicatat bahwa penelitian ini dilakukan pada hewan dengan dosis ekstrak yang cukup tinggi, yaitu 4,5 gram per kilogram berat badan, sehingga hasilnya belum bisa sepenuhnya diterapkan pada manusia.
Menariknya, penelitian lain memberikan hasil yang berbeda ketika diuji pada manusia. Di Jepang, sebuah studi menemukan bahwa konsumsi 750 mg ekstrak melinjo per hari justru dapat menurunkan kadar asam urat secara signifikan setelah delapan minggu. Temuan ini mengisyaratkan bahwa efek melinjo terhadap kadar asam urat mungkin bergantung pada dosis dan cara pengolahannya.
Namun, ada bagian dari melinjo yang sebaiknya dihindari oleh penderita asam urat, seperti emping melinjo. Emping ini mengandung purin yang sangat tinggi, berkisar antara 150-800 mg per 100 gram, sehingga dapat memicu peningkatan kadar asam urat jika dikonsumsi secara berlebihan.
3. Bagian Melinjo yang Bisa Menurunkan Asam Urat
Tidak semua bagian dari melinjo berdampak negatif terhadap kadar asam urat. Sebaliknya, kulit dan daun melinjo justru memberikan manfaat yang positif dalam menurunkan kadar asam urat. Penelitian dari Universitas Negeri Malang menemukan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam kulit melinjo mampu menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, dengan efektivitas yang dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan allopurinol. Selain itu, kulit melinjo kaya akan flavonoid, polifenol, asam askorbat, tokoferol, dan saponin yang berfungsi sebagai antioksidan, dan aktivitasnya semakin meningkat setelah direbus.
Lebih lanjut, ekstrak daun melinjo juga telah terbukti secara signifikan mampu menurunkan kadar asam urat. Sebuah studi menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun melinjo dengan dosis 36 mg per kilogram berat badan tikus dapat menurunkan kadar asam urat hingga 61,04%. Kandungan flavonoid dan polifenol dalam daun melinjo memainkan peran penting dalam menghambat aktivitas enzim xantin oksidase.
Secara keseluruhan, kulit dan daun melinjo menawarkan solusi alami yang aman dan efektif untuk pencegahan dan pengobatan asam urat. Konsumsi jangka panjangnya tidak menimbulkan efek samping serius pada organ tubuh seperti ginjal, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan obat-obatan kimia.
4. Cara Konsumsi Melinjo yang Aman
Untuk mencegah melinjo memicu peningkatan asam urat, penting bagi kita untuk memperhatikan jumlah konsumsi dan cara pengolahannya. Melinjo sebaiknya dinikmati dalam porsi yang wajar, tidak berlebihan. Pengolahan yang tepat, seperti dengan merebus atau mengukus, dapat membantu menurunkan kandungan purin dalam melinjo.
Sebagai contoh, mengolah melinjo menjadi emping melalui proses penggorengan dapat meningkatkan kadar purin. Oleh karena itu, konsumsi emping melinjo sebaiknya dibatasi, terutama bagi mereka yang menderita hiperurisemia.
5. Fakta atau Mitos: Melinjo dan Asam Urat
Fakta menunjukkan bahwa melinjo memang mengandung purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat. Namun, efek ini sangat bergantung pada seberapa banyak dan bagaimana melinjo diolah. Dalam jumlah yang sedikit hingga sedang, melinjo justru bisa memberikan manfaat kesehatan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ekstrak melinjo dapat dimanfaatkan sebagai terapi alami untuk mengontrol kadar asam urat. Meski begitu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang konsumsi melinjo pada manusia.
Apakah melinjo selalu menyebabkan asam urat naik?
Tidak selalu. Melinjo dapat meningkatkan kadar asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, tetapi dalam dosis moderat, justru memiliki potensi menurunkan asam urat.
Bagaimana cara mengolah melinjo agar aman bagi penderita asam urat?
Merebus atau mengukus melinjo adalah cara yang efektif untuk menurunkan kadar purin, dibandingkan jika Anda menggorengnya menjadi emping.
Apakah daun melinjo bisa dikonsumsi untuk menurunkan asam urat?
Ya, daun melinjo memiliki kandungan flavonoid dan polifenol yang dapat membantu menurunkan kadar asam urat.
Apakah penelitian pada tikus relevan untuk manusia?
Penelitian pada tikus memberikan gambaran awal, tetapi hasilnya belum tentu sama pada manusia. Diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efeknya pada manusia.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.