Fimela.com, Jakarta Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau yang dikenal sebagai Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas adalah kondisi yang kerap terjadi pada anak-anak, namun sering kali luput dari perhatian sejak awal. Anak-anak dengan ADHD cenderung mengalami tantangan dalam berkonsentrasi, menunjukkan perilaku impulsif, dan memiliki energi yang meluap-luap. Karena gejalanya yang beragam dan tidak selalu tampak jelas, banyak orang tua baru menyadari keberadaan ADHD ketika anak mereka mulai bersekolah.
Kondisi ini dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak, baik di bidang akademis maupun sosial. Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan dalam mengatur tugas, mendengarkan arahan, dan menjalin hubungan dengan teman-teman sebaya. Jika tidak ditangani sejak awal, ADHD dapat berlanjut hingga dewasa dan mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
ADHD bukan sekadar tentang anak yang aktif atau sulit untuk diam. Ini adalah gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan anak dalam mengendalikan impuls dan mempertahankan perhatian secara berkelanjutan. Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda ADHD pada anak sejak dini agar dapat memberikan intervensi yang tepat dan efektif.
Remaja dengan alergi makanan tertentu lebih besar kemungkinan untuk menderita depresi, kecemasan, dan ADHD, demikian temuan satu studi terbaru.
1. Mudah Teralihkan dan Sulit Fokus
Salah satu ciri utama ADHD pada anak di bawah usia lima tahun adalah kesulitan mereka dalam mempertahankan fokus pada satu aktivitas untuk waktu yang lama. Misalnya, saat bermain atau makan, mereka bisa dengan mudah teralihkan oleh suara atau gerakan di sekitar mereka.
Anak-anak dengan ADHD sering kali tampak tidak mendengarkan ketika diajak berbicara. Meskipun mereka seolah-olah memahami, ketika diminta untuk mengulangi atau mengikuti instruksi, mereka sering kali kesulitan untuk mengingat atau melaksanakan arahan dengan tepat. Ini bukan karena mereka sengaja tidak patuh, melainkan karena tantangan dalam mempertahankan perhatian.
Selain itu, anak-anak dengan ADHD cenderung lebih sering melamun dibandingkan dengan teman sebayanya. Mereka tampak kurang fokus, sering kehilangan barang, dan mudah lupa dengan tugas-tugas sederhana yang diberikan oleh orang tua atau guru.
2. Hiperaktif dan Tak Bisa Diam
Anak-anak dengan ADHD sering kali tampak memiliki energi yang tak terbatas, seolah-olah mereka memiliki sumber daya tak terlihat yang terus menggerakkan mereka. Di saat seharusnya mereka bisa duduk tenang, seperti saat makan malam atau mendengarkan cerita, mereka justru terus bergerak.
Gejala hiperaktif ini juga terlihat dalam kebiasaan mereka yang selalu ingin berlari, memanjat, atau bergerak tanpa henti. Kesulitan untuk duduk diam dalam waktu lama sering kali membuat mereka mengganggu aktivitas orang lain dengan tindakan impulsif yang tiba-tiba.
Di sekolah atau tempat umum, anak-anak dengan ADHD sering kali menghadapi tantangan besar dalam mengikuti aturan sosial, seperti duduk tenang di kelas atau menunggu giliran saat bermain. Guru dan pengasuh sering kali merasa kesulitan dalam mengelola perilaku mereka yang selalu aktif dan dinamis.
3. Sering Bertindak Impulsif
Impulsivitas adalah salah satu ciri utama dari ADHD yang sering kali tampak menonjol. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan akibatnya terlebih dahulu. Mereka kerap kesulitan menunggu giliran dan tanpa sadar menyela percakapan orang lain, meski tahu itu bukan hal yang sopan.
Sebagai contoh, ketika bermain dengan teman sebaya, mereka bisa tiba-tiba meraih mainan tanpa meminta izin terlebih dahulu atau mengganggu permainan yang sedang berlangsung. Anak-anak ini juga sering kali tidak memahami konsekuensi dari tindakan mereka, sehingga mereka bisa melakukan hal-hal yang berbahaya tanpa menyadari risikonya.
Kontrol impuls yang rendah pada anak-anak dengan ADHD membuat mereka lebih rentan terhadap kecelakaan atau cedera akibat tindakan spontan yang mereka lakukan. Karena itu, perhatian dan pengawasan ekstra dari orang tua sangatlah penting.
4. Kesulitan Mengatur Tugas dan Rutinitas
Anak-anak dengan ADHD sering kali menghadapi tantangan dalam mengatur dan menyelesaikan tugas hingga tuntas. Mereka cenderung cepat merasa bosan dan beralih ke aktivitas lain sebelum menyelesaikan apa yang sudah dimulai.
Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan sehari-hari, misalnya saat mereka diminta untuk merapikan mainan atau menyelesaikan pekerjaan rumah yang sederhana. Awalnya mereka mungkin terlihat bersemangat, namun perlahan-lahan kehilangan minat dan tergoda untuk melakukan hal lain yang lebih menarik bagi mereka.
Selain itu, anak-anak dengan ADHD juga kerap mengalami kesulitan dalam memahami konsep waktu. Mereka sering kali kesulitan mengikuti jadwal yang sudah ditentukan, seperti waktu makan, tidur, atau bermain, karena kecenderungan mereka untuk bertindak secara spontan.
5. Sering Lupa dan Kurang Menyadari Bahaya
Ketidakmampuan untuk mengingat adalah salah satu karakteristik khas ADHD yang sering kali dianggap remeh oleh orang tua. Anak-anak dengan ADHD kerap lupa di mana mereka meletakkan barang-barang mereka, seperti mainan atau alat tulis. Mereka juga sering kali melupakan tugas yang baru saja diberikan oleh guru atau orang tua.
Selain itu, anak-anak ini cenderung kurang menyadari bahaya di sekitar mereka. Contohnya, mereka mungkin tiba-tiba berlari ke jalan tanpa memperhatikan kendaraan yang melintas, atau memanjat tempat tinggi tanpa mempertimbangkan risiko jatuh. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kecelakaan.
Kurangnya kemampuan dalam menilai risiko adalah salah satu alasan mengapa anak dengan ADHD lebih sering mengalami cedera dibandingkan anak-anak lainnya. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perhatian dan pengawasan ekstra.
People Also Ask (FAQ)
1. Apakah ADHD bisa sembuh?
ADHD tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi dengan terapi yang tepat, anak dapat belajar mengelola gejala dan menjalani kehidupan yang lebih baik.
2. Bagaimana cara membedakan ADHD dengan sifat anak yang aktif?
Anak yang aktif masih bisa fokus pada satu tugas dan mendengarkan instruksi. Sementara anak dengan ADHD memiliki kesulitan dalam mempertahankan perhatian dan sering kali impulsif.
3. Apa yang harus dilakukan jika anak menunjukkan gejala ADHD?
Segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog anak untuk mendapatkan evaluasi dan diagnosis yang tepat.
4. Apakah ADHD hanya terjadi pada anak laki-laki?
Tidak. ADHD bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan, meskipun lebih sering terdeteksi pada anak laki-laki karena mereka lebih cenderung menunjukkan gejala hiperaktif.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.