Fimela.com, Jakarta Hidup di era digital menawarkan kemudahan luar biasa—dari pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah, hiburan tanpa batas, hingga koneksi sosial yang bisa terjalin lintas benua. Namun di balik segala kenyamanan itu, hadir pula tantangan serius yang sering kali diabaikan: kelelahan digital dan tekanan mental akibat keterpaparan terus-menerus pada layar dan media sosial.
Tanpa disadari, banyak orang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk online, bahkan saat seharusnya beristirahat. Hal ini dapat memicu stres, kecemasan, dan penurunan kualitas tidur. Maka dari itu, praktik self-care menjadi sangat penting sebagai bentuk perlindungan diri di tengah arus informasi digital yang tak pernah berhenti.
Kenali Tanda-Tanda Digital Burnout
Digital burnout bukan hanya soal kelelahan fisik, tetapi juga mental dan emosional. Beberapa tandanya meliputi mudah marah, kesulitan fokus, lelah meski sudah tidur cukup, hingga rasa tidak puas setelah berselancar di media sosial. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berdampak jangka panjang terhadap kesejahteraan mental.
Langkah pertama dalam mengelola burnout adalah menyadarinya. Mulailah dengan mengevaluasi seberapa banyak waktu yang kamu habiskan di depan layar. Gunakan aplikasi pelacak waktu jika perlu, dan amati bagaimana perasaanmu setelah melakukan aktivitas digital tertentu.
Atur Batasan Digital Secara Bijak
Salah satu bentuk self-care yang paling efektif adalah menetapkan batasan terhadap penggunaan perangkat digital. Misalnya, terapkan digital detox harian seperti tidak menyentuh ponsel selama satu jam sebelum tidur, atau menetapkan satu hari dalam seminggu tanpa media sosial.
Selain itu, ciptakan zona bebas gadget di rumah seperti kamar tidur atau ruang makan. Ini bukan hanya membantu membatasi akses terhadap perangkat digital, tapi juga menciptakan ruang untuk membangun kembali koneksi nyata dengan diri sendiri dan orang sekitar.
Bangun Rutinitas Self-Care yang Konsisten
Self-care tidak harus rumit atau mahal. Aktivitas sederhana seperti meditasi lima menit, jalan kaki pagi hari, membaca buku, atau menulis jurnal dapat menjadi rutinitas penyegar pikiran. Kuncinya adalah konsistensi—meluangkan waktu secara rutin untuk hal-hal yang mengisi energi, bukan mengurasnya.
Penting juga untuk menyesuaikan rutinitas ini dengan kebutuhan pribadi. Apa yang bekerja untuk orang lain belum tentu cocok untukmu. Dengarkan tubuh dan pikiranmu, dan berikan perhatian pada apa yang benar-benar membuatmu merasa lebih baik secara mental dan emosional.
Di tengah tuntutan digital yang terus meningkat, menjaga kesehatan mental adalah bentuk kepedulian tertinggi terhadap diri sendiri. Self-care bukan kemewahan, melainkan kebutuhan esensial agar kita tetap sehat, produktif, dan bahagia.
Jadi, ambillah jeda. Matikan notifikasi. Tarik napas panjang. Di dunia yang selalu terhubung, memilih untuk hadir untuk diri sendiri adalah keputusan yang paling berani dan berarti.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.