Fimela.com, Jakarta Kanker kulit sering dianggap sebagai penyakit yang muncul hanya karena terlalu lama berjemur atau terkena sinar matahari. Padahal, penyebabnya jauh lebih beragam dan bisa datang dari berbagai faktor yang mungkin selama ini luput dari perhatian kita.
Mulai dari warna kulit, gaya hidup, hingga lingkungan sekitar, semuanya bisa berperan dalam meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Penting banget buat kita mengenali penyebab-penyebab ini agar bisa lebih waspada dan melakukan pencegahan sejak dini. Dengan memahami faktor-faktor yang berperan, kita bisa mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan kulit. Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut penjelasannya.
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV) dari Matahari atau Tanning Bed
Paparan sinar ultraviolet (UV) adalah faktor risiko utama dalam perkembangan kanker kulit. Sinar UV yang berasal dari matahari atau alat tanning buatan seperti sunbed dapat merusak DNA sel-sel kulit. Kerusakan ini dapat memicu pertumbuhan sel kulit yang abnormal dan tidak terkendali, yang kemudian berkembang menjadi kanker kulit. Bahkan, paparan sinar UV yang intens terutama pada masa kecil dan remaja dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit di masa depan.
2. Memiliki Kulit Terang dan Banyak Tahi Lalat
Warna kulit yang terang merupakan salah satu faktor risiko signifikan karena melanin, pigmen yang memberi warna kulit dan membantu melindungi dari sinar UV, jumlahnya lebih sedikit. Orang dengan rambut pirang atau merah dan mata berwarna cerah seperti biru atau hijau cenderung lebih rentan terhadap kerusakan akibat sinar UV. Selain itu, memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat dengan bentuk, warna, dan ukuran yang tidak biasa dapat menjadi tanda risiko kanker kulit yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pemantauan terhadap perubahan pada tahi lalat sangat penting untuk deteksi dini.
3. Penyakit Kulit Prakanker (Actinic Keratosis)
Actinic keratosis adalah kondisi kulit yang ditandai dengan munculnya bercak kasar, kering, dan bersisik akibat paparan sinar matahari jangka panjang. Kondisi ini dianggap sebagai prakanker karena jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi kanker kulit tipe sel skuamosa yang agresif. Cleveland Clinic menyarankan agar kondisi ini segera diobati untuk mencegah perkembangan menjadi kanker kulit yang serius.
4. Riwayat Keluarga dengan Kanker Kulit
Faktor genetik juga memegang peranan penting dalam risiko seseorang terkena kanker kulit. Jika dalam keluarga ada yang pernah menderita kanker kulit, terutama melanoma, risiko terkena kanker kulit pada anggota keluarga lainnya menjadi lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan herediter yang perlu diperhatikan dengan lebih serius dalam menjaga kesehatan kulit dan melakukan pemeriksaan rutin.
5. Sistem Imun yang Melemah
Sistem kekebalan tubuh berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan sel-sel yang tidak normal, termasuk sel kanker. Namun, pada orang dengan sistem imun yang lemah, kemampuan ini berkurang. Contohnya adalah pasien transplantasi organ yang harus menggunakan obat imunosupresif untuk mencegah penolakan organ, serta penderita HIV/AIDS yang memiliki sistem kekebalan rendah. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker kulit, khususnya jenis sel skuamosa.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Kanker kulit bukan hanya disebabkan oleh terlalu lama berjemur di bawah sinar matahari, melainkan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tipe kulit, genetika, kondisi prakanker, serta kesehatan sistem imun. Dengan memahami penyebab-penyebab tersebut, kita bisa lebih waspada dan melakukan langkah pencegahan yang tepat, seperti memakai tabir surya, menghindari tanning bed, serta rutin memeriksa kondisi kulit. Deteksi dini melalui pemeriksaan kulit juga sangat penting untuk mencegah kanker kulit berkembang menjadi lebih serius.
Penulis: Siti Nur Arisha
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.