Fimela.com, Jakarta Ketika seseorang mengalami sakit, umumnya dokter akan memberikan resep antibiotik yang harus dihabiskan. Antibiotik terbukti menjadi solusi yang efektif dalam melawan infeksi bakteri, termasuk radang tenggorokan, batuk, dan juga infeksi saluran kemih. Meskipun begitu, penggunaan antibiotik dapat menimbulkan efek samping seperti mual, diare, dan nyeri perut.
Menurut informasi yang dirangkum Fimela.com dari Today, pada hari Selasa (21/1/2025), hal ini terjadi karena antibiotik bekerja dengan membunuh bakteri secara efisien. Dengan kata lain, antibiotik tidak hanya menghilangkan bakteri jahat penyebab penyakit, tetapi juga dapat membunuh bakteri baik yang ada di sistem pencernaan, yang berperan penting dalam membantu tubuh mencerna dan menyerap nutrisi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan mikroba dalam usus.
Namun, dengan pola makan yang tepat, seseorang dapat membantu meminimalisir gangguan pada flora usus dan memulihkan keseimbangan bakteri baik yang sehat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makanan yang harus dihindari serta jenis makanan yang sebaiknya dikonsumsi saat mengonsumsi antibiotik. Berikut adalah penjelasannya.
Rutin mengonsumsi madu dipercaya baik untuk kesehatan tubuh. Tapi apakah Anda yakin madu yang dikonsumsi adalah madu murni? Karena beredar kabar, ada madu yang dicampur dengan zat antibiotik kimiawi. Selengkapnya dalam Hoax Atau Bukan.
1. Makanan yang Perlu Dihidangkan
Para ahli gizi menyarankan untuk menambahkan makanan kaya probiotik ke dalam diet saat mengonsumsi antibiotik guna mendukung kesehatan pencernaan. Makanan probiotik yang direkomendasikan meliputi yogurt, kefir, dan berbagai produk fermentasi seperti kimchi, sauerkraut, tempe, dan kombucha.
Beberapa jenis keju seperti Swiss, provolone, Gouda, cheddar, Edam, Gruyere, dan keju cottage juga mengandung probiotik. Namun, perlu diperhatikan bahwa konsumsi produk susu dapat mempengaruhi penyerapan beberapa antibiotik, seperti tetracycline, jadi penting untuk selalu memeriksa label obat untuk menghindari interaksi obat-makanan.
2. Makanan Kaya Prebiotik
Prebiotik memberikan nutrisi bagi bakteri baik di usus dan terdiri dari serat yang tidak dapat dicerna, mencapai usus besar untuk mendukung mikroba bermanfaat.
Makanan kaya serat prebiotik termasuk pisang, apel, bawang putih, dan biji-bijian utuh. Tidak semua serat adalah prebiotik. Penting juga memperhatikan asupan vitamin K, yang diproduksi oleh bakteri usus dan penting untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.
Konsumsi sayuran berdaun hijau seperti bayam dapat membantu mendapatkan vitamin K, kecuali bagi mereka yang menggunakan pengencer darah warfarin.
3. Makanan yang Perlu Dielakkan
Jika sebelumnya Anda telah mengetahui makanan yang sebaiknya dikonsumsi, kini saatnya untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan yang akan Anda konsumsi, menurut para ahli diet. Berikut adalah daftar makanan yang perlu diwaspadai:
Grapefruit adalah salah satu buah yang perlu diperhatikan. Menurut National Capital Poison Center, "buah ini dapat berinteraksi dengan beberapa antibiotik seperti erythromycin." Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa label antibiotik yang Anda konsumsi agar tidak terjadi interaksi yang tidak diinginkan.
Makanan yang digoreng dan mengandung lemak juga sebaiknya dihindari. "Makanan ini menunda pengosongan lambung, yang mungkin justru membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan tidak merasa sehat," kata Gentile. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun terlihat menggugah selera, makanan tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda.
Makanan pedas juga dapat menjadi masalah bagi beberapa orang. Bagi sebagian orang, makanan ini dapat memperburuk rasa mual, sehingga penting untuk mempertimbangkan toleransi tubuh Anda terhadap rasa pedas.
Makanan manis seperti permen, soda, dan kue kering juga patut diwaspadai. "Permen, soda, dan kue kering dapat memicu bakteri berbahaya di usus, yang selanjutnya mengganggu keseimbangan tubuh Anda," kata Wright. Ini menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan manis dapat berkontribusi pada masalah kesehatan yang lebih serius.
Terakhir, alkohol juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Alkohol dapat memperburuk efek samping seperti mual dan diare, sehingga sebaiknya dikonsumsi dengan sangat hati-hati. Menghindari atau membatasi konsumsi alkohol dapat membantu menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.