Ciri-Ciri Gula Kering di Kaki dan Perbedaannya dengan Gula Basah, Kenali untuk Pengobatan yang Tepat

1 week ago 19
Update Liputan News Sore Tepat Online

Fimela.com, Jakarta Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak hanya berbahaya akibat tingginya kadar gula darah, tetapi juga karena komplikasi yang dapat menyerang berbagai bagian tubuh, termasuk kaki. Banyak individu yang menderita diabetes mengalami luka pada kaki yang sulit untuk sembuh, bahkan dapat berujung pada amputasi jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Dalam masyarakat, kondisi ini sering kali disebut sebagai "gula kering" dan "gula basah".

Meskipun istilah-istilah ini tidak termasuk dalam terminologi medis resmi, mereka cukup populer digunakan untuk membedakan jenis luka yang dialami oleh penderita diabetes. Luka yang disebut gula kering ditandai dengan kondisi kering dan berwarna hitam tanpa adanya nanah, sementara gula basah menunjukkan luka yang terbuka, bernanah, dan mengeluarkan bau tidak sedap. Perbedaan ini tidak hanya terlihat dari penampilan luka, tetapi juga berhubungan dengan tingkat keparahan serta metode penanganannya.

Seperti yang dijelaskan oleh berbagai sumber medis, kondisi ini muncul akibat kerusakan pada saraf serta gangguan sirkulasi darah yang dialami oleh penderita diabetes.

Kadar gula darah yang tinggi melampaui batas normal dapat meningkatkan resiko diabetes dan komplikasi penyakit berat seperti penyakit jantung, ginjal hingga kanker.

1. Mengenal Ciri-Ciri Gula Kering pada Kaki

Gula kering adalah kondisi luka yang kering akibat komplikasi diabetes, yang disebabkan oleh aliran darah yang sangat buruk ke jaringan tertentu. Luka yang muncul biasanya tidak bernanah, tetapi dapat terlihat menghitam atau kebiruan, menandakan bahwa jaringan di area tersebut mulai mati.

Gejala awal yang harus diperhatikan adalah kondisi kulit kaki yang sangat kering dan keriput. Hal ini terjadi akibat kerusakan pada saraf otonom yang berfungsi mengatur keringat, sehingga kaki tidak dapat berkeringat secara normal meskipun dalam cuaca panas, membuat kulit menjadi rentan dan mudah terluka.

Berikut adalah ciri-ciri gula kering di kaki:

  • Kulit kering dan kasar: Kulit kaki menjadi kering karena produksi keringat berkurang akibat kerusakan saraf.
  • Perubahan warna kulit: Kulit kaki bisa berubah warna menjadi cokelat, ungu, atau hitam karena gangren kering.
  • Luka sulit sembuh dan kering: Luka di kaki cenderung kering dan sulit sembuh akibat gangguan suplai darah dan saraf.
  • Kulit menebal atau kapalan: Bagian kaki yang sering mendapat tekanan bisa menebal sebagai respons tubuh.
  • Mati rasa atau kebas: Penderita merasakan kaki kebas akibat neuropati diabetik yang merusak saraf.
  • Kesemutan atau nyeri seperti terbakar: Sensasi kesemutan dan nyeri seperti disayat pisau sering muncul pada kaki diabetesi.
  • Penurunan pertumbuhan rambut di kaki: Rambut di kaki menipis atau hilang karena sirkulasi darah yang buruk.

Ini adalah gejala klasik dari neuropati diabetik, yang timbul akibat tingginya kadar gula darah yang terus-menerus merusak sistem saraf. Jika tidak segera ditangani, luka kecil pun bisa berubah menjadi gangren kering yang membahayakan. 

2. Ciri-Ciri Gula Basah dan Tingkat Risiko Lebih Tinggi

Berbeda dengan kondisi gula kering, gula basah ditandai dengan adanya luka terbuka yang lembap, bernanah, dan memiliki risiko tinggi untuk mengalami infeksi serius. Luka-luka ini sering kali mengeluarkan bau tidak sedap dan tampak merah serta bengkak di sekeliling jaringan yang terkena. Gula basah menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh penderita diabetes sudah sangat terganggu, ditambah dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Hal ini mengakibatkan tubuh menjadi tidak mampu melawan infeksi dengan efektif. Luka yang tidak kunjung sembuh dapat dengan cepat berkembang menjadi ulkus diabetikum.

Menurut laporan medis, risiko amputasi pada penderita gula basah jauh lebih tinggi dibanding gula kering." Penyebaran infeksi yang cepat dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya, sehingga penanganan luka semacam ini harus segera dilakukan oleh tenaga medis yang profesional.

Berikut ciri-ciri lengkapnya:

  • Luka terbuka yang basah dan sulit mengering.
  • Mengeluarkan cairan bernanah atau berwarna kekuningan.
  • Bau tidak sedap dari area luka.Kemerahan dan pembengkakan di sekitar luka.
  • Rasa nyeri atau perih pada luka yang semakin parah.
  • Kulit di sekitar luka terasa hangat, tanda adanya infeksi.
  • Luka sulit sembuh dan memburuk dengan cepat.
  • Tanda infeksi serius, seperti demam atau badan menggigil (pada kondisi berat).
  • Jaringan di sekitar luka bisa berubah warna menjadi kehitaman bila mulai mengalami kerusakan.
  • Berisiko tinggi mengalami komplikasi, seperti ulkus diabetikum dan amputasi jika tidak segera ditangani.

3. Perbedaan Gula Kering dan Gula Basah di Kaki

Kondisi Luka

Gula Kering: Luka kering, tidak mengeluarkan cairan.

Gula Basah: Luka basah, mengeluarkan nanah atau cairan.

Bau Luka

Gula Kering: Tidak berbau menyengat.

Gula Basah: Mengeluarkan bau tidak sedap.

Tanda Infeksi

Gula Kering: Umumnya tidak ada infeksi aktif.

Gula Basah: Terdapat infeksi serius, bisa menyebar cepat.Tampilan

Sekitar Luka

Gula Kering: Kehitaman, tanda jaringan mati

Gula Basah: Merah, bengkak, hangat, tanda peradangan.

Rasa Nyeri

Gula Kering: Nyeri ringan atau tidak terasa.

Gula Basah: Nyeri lebih intens dan menyiksa.

Risiko Penyebaran

Gula Kering: Risiko penyebaran rendah, tapi bisa berkembang jika tidak dirawat.

Gula Basah: Risiko penyebaran tinggi ke jaringan sehat.

Tingkat Bahaya

Gula Kering: Relatif lebih stabil, tapi tetap perlu penanganan medis.

Gula Basah: Lebih berbahaya, berpotensi menyebabkan amputasi.

Kadar Gula Darah

Gula Kering: Bisa terjadi meski kadar gula mulai terkontrol.

Gula Basah: Umumnya terjadi saat gula darah sangat tidak terkontrol.

Penanganan

Gula Kering: Perlu pemantauan dan perawatan luka rutin.

Gula Basah: Harus segera ditangani oleh tenaga medis profesional.

4. Pengobatan Medis untuk Gula Kering dan Gula Basah

Langkah awal dalam proses pengobatan adalah memastikan bahwa kebersihan kaki terjaga dengan baik. Penderita disarankan untuk mencuci kaki menggunakan air hangat, mengeringkannya dengan lembut, dan mengaplikasikan krim pelembap agar terhindar dari kekeringan yang berlebihan yang dapat menyebabkan munculnya luka baru.

Apabila sudah ada luka yang terbentuk, dokter akan melakukan tindakan debridemen, yang merupakan prosedur medis untuk mengangkat jaringan yang mati guna mencegah penyebaran gangren. "Penggunaan antibiotik juga diperlukan jika terdapat tanda-tanda infeksi, baik dengan salep topikal maupun melalui infus." Dalam beberapa kasus yang lebih parah, terapi oksigen hiperbarik dapat diterapkan untuk mempercepat proses penyembuhan luka.

Terapi ini berfungsi untuk meningkatkan oksigenasi jaringan yang rusak dan mempercepat regenerasi kulit. Dalam situasi yang sangat kritis, amputasi mungkin menjadi pilihan terakhir yang diambil untuk menyelamatkan bagian tubuh lainnya dari kerusakan lebih lanjut.

5. Langkah Pencegahan Gula Kering dan Basah

Pencegahan penyakit diabetes dapat dimulai dengan mengontrol kadar gula darah melalui pola makan yang sehat, berolahraga secara teratur, serta mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi obat. Sangat dianjurkan untuk memilih makanan yang kaya serat dan rendah gula sederhana, karena hal ini dapat membantu menjaga kestabilan kadar glukosa dalam darah.

Selain itu, pemeriksaan rutin pada kaki setiap hari sangat penting, terutama bagi mereka yang menderita diabetes. Perhatian khusus harus diberikan pada tanda-tanda seperti perubahan warna kulit, munculnya luka kecil, atau pembengkakan. Memilih sepatu yang nyaman dan tidak sempit, serta menggunakan kaus kaki yang mampu menyerap keringat, juga dapat mengurangi risiko gesekan atau tekanan berlebih pada kulit kaki.

Rutin melakukan pemeriksaan ke dokter, terutama kepada spesialis penyakit kaki (podiatrist), sangat membantu dalam mendeteksi kemungkinan komplikasi sejak dini. Selain itu, edukasi mengenai perawatan kaki untuk penderita diabetes menjadi hal yang krusial untuk mencegah kejadian yang membahayakan, seperti amputasi. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan penderita diabetes dapat menjaga kesehatan kaki mereka dengan lebih baik.

6. Faktor Risiko dan Komplikasi yang Perlu Diwaspadai

Berbagai faktor risiko seperti konsumsi gula yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, dan gaya hidup yang tidak aktif memiliki peran besar dalam perkembangan diabetes tipe 2 beserta komplikasinya. Selain itu, obesitas dan adanya riwayat keluarga juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kondisi gula kering atau basah.

Komplikasi yang muncul akibat gula kering dan basah tidak hanya terbatas pada masalah kaki. Retinopati (kerusakan retina), nefropati (kerusakan ginjal), dan kerusakan saraf permanen merupakan komplikasi lanjut yang sering dijumpai pada penderita diabetes tidak terkontrol.

Data yang ada menunjukkan bahwa satu dari tiga orang yang menderita diabetes akan mengalami komplikasi serius jika mereka tidak melakukan pengelolaan penyakit dengan disiplin. Oleh karena itu, langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi risiko tersebut secara signifikan dan juga dapat meningkatkan kualitas hidup para penderita.

Pertanyaan Populer (PAA)

Apa perbedaan gula kering dan gula basah pada diabetes?

Gula kering ditandai dengan luka yang kering, tidak bernanah, dan biasanya tidak terinfeksi, sedangkan gula basah berupa luka terbuka, bernanah, dan sering terinfeksi parah.

Apakah gula kering bisa menyebabkan amputasi?

Ya, jika tidak ditangani, gangren kering akibat gula kering bisa berkembang menjadi luka parah yang memerlukan tindakan amputasi.

Bagaimana cara mengobati luka gula kering di kaki?

Pengobatan mencakup perawatan luka, penggunaan antibiotik jika diperlukan, terapi oksigen hiperbarik, dan pengendalian kadar gula darah secara ketat.

Apakah gula basah lebih berbahaya dari gula kering?

Gula basah cenderung lebih berbahaya karena risiko infeksinya lebih tinggi dan proses penyembuhannya lebih sulit, yang bisa berujung amputasi.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Miranti
drobotdean/freepik)

Beauty5 Model Sanggul Modern dengan Rambut Sendiri untuk Rayakan Hari Kartini 2025, Anggun Bersahaja

Sanggul modern yang menggunakan rambut asli sangat pas untuk merayakan Hari Kartini 2025. Penampilannya anggun, sederhana, dan bisa dibuat sendiri di rumah.

 Freepik/lifeforstock).

InfoSaatnya Upgrade Diri, ini 8 Rekomendasi Buku Self Improvement 2025 yang Wajib Dibaca

Buku terbaik tentang pengembangan diri tahun 2025 yang dapat membantu kamu menjadi pribadi yang lebih optimis dan fokus.

 cookie_studio/freepik)

FashionInspirasi Tampil Keren dan Maskulin, Intip 5 Model Rambut Panjang Pria yang Stylish

Beragam gaya rambut panjang yang rapi dan menarik untuk pria, mulai dari potongan bob hingga man bun yang modern, bisa jadi inspirasi untuk tampil stylish.

Gambar Plafon Rumah Simpel Minimalis Terbaru 2025 (credit upklyakfreepik)

Lifestyle5 Gambar Plafon Rumah Sederhana Minimalis Terbaru 2025, Inspirasi untuk Interior Cantik dan Estetik

Simak pilihan model plafon rumah minimalis yang sederhana dan cocok untuk berbagai ruangan, memberikan kesan estetis yang menarik.

 freepik.com)

LifestyleSimak Model Pintu Rumah 1 Pintu yang Sedang Tren di 2025, Bahan Kayu hingga Kaca

Pintu rumah satu daun yang elegan tersedia dalam desain kaca, kayu, dan warna hitam minimalis, ideal untuk rumah bergaya modern.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |