Bahaya Suntik Putih dan Diet Mandiri tanpa Pendampingan Dokter yang Berujung Gangguan Autoimun

1 week ago 19
Portal Informasi Live Sekarang Cermat Terbaru

Fimela.com, Jakarta Memiliki tubuh ideal masih menjadi keharusan bagi banyak perempuan. Dalam upaya mencapai standar kecantikan tertentu, banyak individu yang memilih metode instan seperti suntik putih dan menjalani diet ekstrem tanpa pengawasan medis. Namun, praktik ini dapat menimbulkan risiko serius, termasuk gangguan autoimun. Hal ini seperti yang terjadi pada pemilik akun Mama Cucit atau Katrin.

Ia mengalami gangguan Autoimun setelah melakukan diet ekstrem dan suntik putih 10 tahun lalu. Namun malang tak dapat ditolak, setelah berat badannya turun hingga 10 kg, Mama Cucit menderita Autoimun jenis Skleroderma.

Skleroderma adalah penyakit autoimun yang menyebabkan kulit dan jaringan ikat lainnya menebal dan mengeras. Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, menyebabkan peradangan dan penumpukan kolagen yang berlebihan. 

Suntik Putih dan Risiko Autoimun

Cantik dan menarik memang 'mahal'. Ada usaha yang dilakukan untuk memenuhi standar tersebut. Perlu pengorbanan, waktu, tenaga, hingga materi. Salah satu yang sering dilakukan untuk mengubah penampilan adalah dengan suntik pencerah kulit atau suntik putih.

Perlu diketahui, suntik putih umumnya mengandung vitamin C dosis tinggi, glutathione, dan kolagen. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang secara langsung menghubungkan suntik putih dengan penyakit autoimun, beberapa laporan menunjukkan adanya efek samping yang perlu diwaspadai.

Menurut jurnal Autoimmunity Reviews, ketidakseimbangan kadar glutathione dalam tubuh dapat memicu peradangan yang berhubungan dengan gejala autoimun. Selain itu, sebuah kasus yang dilaporkan dalam Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan bahwa seorang wanita mengalami urtikaria kronis setelah menerima suntikan kolagen, yang merupakan salah satu komponen dalam suntik putih.

Efek samping lain dari suntik putih termasuk mual, peningkatan asam lambung, dan reaksi alergi seperti ruam atau gatal. Penggunaan dosis tinggi tanpa pengawasan medis dapat meningkatkan risiko komplikasi serius.

Diet Mandiri dan Dampaknya pada Autoimun

Tak hanya melakukan perubahan warna kulit hingga lebih cerah, diet ekstrem pun seringkali dilakukan untuk mendapat tubuh ideal. Melakukan diet ekstrem tanpa konsultasi dengan profesional kesehatan dapat memperburuk kondisi autoimun. Diet yang tidak seimbang dapat menyebabkan defisiensi nutrisi, memperlemah sistem kekebalan tubuh, dan memicu peradangan.

Sebuah studi dalam jurnal Cureus melaporkan bahwa diet Autoimmune Protocol (AIP) dapat membantu mengurangi gejala penyakit autoimun seperti tiroiditis Hashimoto. Namun, diet ini harus dilakukan dengan bimbingan ahli gizi untuk memastikan kebutuhan nutrisi terpenuhi dan menghindari efek samping. 

Selain itu, diet tinggi asam lemak omega-3 dan rendah lemak jenuh terbukti efektif dalam mengurangi keparahan penyakit autoimun pada penelitian hewan. Namun, suplementasi dosis tinggi omega-3 dalam jangka panjang tidak direkomendasikan tanpa pengawasan medis.

Suntik putih dan diet mandiri tanpa pendampingan dokter dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan, termasuk memicu atau memperburuk penyakit autoimun. Penting untuk selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum memulai perawatan estetika atau program diet tertentu. Pendekatan yang aman dan terkontrol adalah kunci untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.

Tampil cantik dan menarik memang penting, tapi bukan berarti harus mengabaikan kesehatan ya. Semoga informasi ini bermanfaat.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |