Sering Berkeringat di Area Telapak Tangan dan Kaki? Ini Penjelasannya!

Fimela.com, Jakarta Pernah merasa telapak tangan dan kaki selalu basah meski tidak sedang berolahraga atau berada di ruangan panas? Kondisi ini sering dianggap sepele, padahal bisa menjadi tanda adanya gangguan medis tertentu. Salah satunya adalah hiperhidrosis, yaitu produksi keringat berlebih yang muncul tanpa alasan jelas.

Hiperhidrosis dapat membuat seseorang merasa tidak nyaman dalam beraktivitas sehari-hari. Mulai dari sulit berjabat tangan, susah memegang benda, hingga menurunkan rasa percaya diri. Meski tidak berbahaya, kondisi ini tetap perlu dipahami agar tidak mengganggu keseharian.

Kelenjar Keringat Terlalu Aktif

Pada sebagian orang, kelenjar keringat bekerja lebih sensitif dibandingkan normal. Saraf yang mengatur produksi keringat menjadi terlalu aktif sehingga telapak tangan dan kaki terus mengeluarkan keringat meski tidak ada pemicu jelas. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis primer dan sering muncul sejak usia muda.

Faktor Emosional

Stres, rasa cemas, atau gugup dapat memicu keringat berlebih di telapak tangan dan kaki. Hal ini terjadi karena sistem saraf otonom merespons emosi dengan meningkatkan produksi keringat. Tidak jarang, orang dengan hiperhidrosis merasa semakin tertekan karena lingkaran stres dan keringat yang berulang.

Ketidakseimbangan Hormon

Perubahan hormon, seperti saat pubertas atau menopause, juga bisa menyebabkan keringat berlebih. Tubuh yang sedang beradaptasi dengan fluktuasi hormon sering kali menstimulasi kelenjar keringat lebih aktif. Akibatnya, telapak tangan dan kaki menjadi basah meski tidak ada aktivitas fisik berat.

Kondisi Medis Lain

Selain faktor saraf dan hormon, keringat berlebih juga bisa menjadi tanda adanya penyakit tertentu. Misalnya diabetes, gangguan saraf, atau masalah jantung yang memengaruhi sistem pengaturan suhu tubuh. Pada kasus ini, keringat berlebih disebut hiperhidrosis sekunder dan biasanya memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.

Untuk langkah sederhana di rumah, bisa menggunakan bedak atau antiperspirant khusus yang diformulasikan agar tetap kering lebih lama. Selain itu, memilih alas kaki yang menyerap keringat serta menghindari makanan pedas dan stres berlebih juga dapat membantu mengendalikan kondisi ini.

Jika cara sederhana belum cukup, penanganan medis bisa menjadi solusi. Terapi iontophoresis dengan arus listrik ringan terbukti efektif mengurangi produksi keringat, sementara suntikan botox dapat menghambat saraf pemicu keringat. Dokter juga bisa meresepkan obat oral untuk membantu mengontrol gejala, dan pada kasus hiperhidrosis yang sangat parah. 

Semoga artikel ini dapat membantu Sahabat Fimela memahami penyebab telapak tangan dan kaki yang sering berkeringat. Dengan mengenali kondisi hiperhidrosis serta langkah penanganannya, agar lebih percaya diri dan nyaman beraktivitas.