Mengapa Pentingnya Protein Hewani Tak Tergantikan untuk Tumbuh Kembang? Berikut Jawabannya

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, protein merupakan nutrisi fundamental yang krusial bagi tubuh kita, berperan penting dalam pertumbuhan, pemeliharaan, serta perbaikan otot dan jaringan. Nutrisi ini tersusun atas asam amino, di mana sembilan di antaranya adalah asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh dan wajib diperoleh dari asupan makanan sehari-hari. Memahami perbedaan antara protein hewani dan nabati menjadi kunci untuk memastikan kebutuhan gizi terpenuhi secara optimal.

Perdebatan mengenai mana yang lebih baik antara protein hewani dan nabati seringkali muncul, padahal keduanya memiliki peran unik dan keunggulannya masing-masing. Protein hewani, yang dikenal sebagai 'protein lengkap', menyediakan semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh dalam proporsi ideal. Sementara itu, protein nabati juga menawarkan beragam manfaat kesehatan dan nutrisi penting lainnya yang tidak kalah berharga.

Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan mendasar antara kedua jenis protein ini, mulai dari profil asam amino hingga dampak kesehatan dan lingkungan. Kami juga akan membahas mengapa pentingnya protein hewani, khususnya untuk tumbuh kembang anak dan pencegahan stunting, tidak bisa diremehkan. Mari kita selami lebih dalam untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif.

Perbedaan paling mendasar antara protein hewani dan nabati terletak pada profil asam aminonya. Protein hewani umumnya dikenal sebagai 'protein lengkap' karena mengandung kesembilan asam amino esensial dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan tubuh. Sumber-sumber seperti daging, unggas, ikan, telur, dan produk susu merupakan contoh nyata dari protein hewani yang kaya akan asam amino esensial seperti leusin dan lisin, yang sangat vital untuk aktivitas anabolik dan pembentukan otot.

Di sisi lain, sebagian besar protein nabati seringkali dianggap 'tidak lengkap' karena kekurangan satu atau lebih asam amino esensial. Namun, ada beberapa pengecualian penting yang perlu Sahabat Fimela ketahui. Kedelai, quinoa, soba, biji rami, spirulina, dan ragi nutrisi adalah contoh protein nabati yang juga tergolong lengkap.

Untuk memastikan asupan asam amino esensial yang lengkap dari sumber nabati, kombinasi makanan menjadi strategi yang efektif. Misalnya, memadukan kacang-kacangan dengan biji-bijian utuh seperti nasi dan kacang-kacangan, atau kacang-kacangan dengan biji-bijian lainnya. Pendekatan ini memungkinkan tubuh mendapatkan spektrum asam amino yang dibutuhkan, meskipun dari berbagai sumber.

Aspek penting lain yang membedakan adalah daya cerna dan penyerapan protein oleh tubuh. Protein hewani umumnya lebih mudah dicerna dan diserap dibandingkan protein nabati. Hal ini menghasilkan ketersediaan asam amino yang lebih besar dan stimulasi sintesis protein otot yang lebih kuat, menjadikannya pilihan efisien untuk pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh lapisan berserat pada tumbuhan yang dapat memperlambat proses pencernaan.

Meskipun protein nabati memiliki daya cerna yang sedikit lebih rendah, sekitar 10 hingga 20 persen, beberapa di antaranya mengandung antinutrien yang dapat mengganggu penyerapan nutrisi. Namun, antinutrien ini juga memiliki manfaat kesehatan tersendiri. Penting untuk dicatat bahwa protein nabati yang diisolasi atau diperkaya dengan asam amino esensial dapat memiliki kinetika pencernaan dan penyerapan yang setara dengan protein hewani.

Dalam hal kandungan nutrisi lain, protein hewani adalah sumber unggul untuk vitamin B12, zat besi heme yang mudah diserap, seng, selenium, dan fosfor. Ikan juga kaya akan asam lemak omega-3 yang bermanfaat. Sebaliknya, protein nabati umumnya rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta kaya serat, fitokimia, vitamin B, lemak tak jenuh sehat, dan antioksidan. Meskipun beberapa nutrisi seperti zat besi dan vitamin B12 kurang melimpah dalam sumber nabati, vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dari sumber tersebut.

Konsumsi protein memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan secara keseluruhan. Protein hewani, terutama dari sumber rendah lemak seperti unggas dan ikan, telah dikaitkan dengan risiko lebih rendah terhadap diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Selain itu, asupan protein hewani juga berperan dalam peningkatan massa otot tanpa lemak dan mengurangi kehilangan otot seiring bertambahnya usia, menunjukkan pentingnya protein hewani untuk menjaga kekuatan fisik.

Untuk pertumbuhan anak, pentingnya protein hewani tidak dapat diabaikan. Protein adalah zat gizi utama yang berperan dalam pembentukan sel dan jaringan tubuh anak. Menurut Ali, seorang ahli gizi, masalah stunting yang masih terjadi pada balita dan anak usia sekolah di Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya konsumsi protein, terutama yang berasal dari pangan hewani seperti susu, daging, dan ikan. “Tahu dan tempe bagus, tetapi kandungan asam aminonya tidak bisa disamakan dengan protein hewani seperti daging atau susu,” kata Ali.

Mengingat harga protein hewani yang cenderung lebih tinggi, kombinasi protein hewani dan nabati menjadi solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi harian anak. “Idealnya, keduanya dikonsumsi bergantian agar asupan protein tetap seimbang,” saran Ali. Dengan begitu, kebutuhan gizi tetap terpenuhi tanpa mengorbankan kesehatan, dan pentingnya protein hewani dapat dioptimalkan melalui pola makan yang seimbang dan bervariasi.