Tahukah Kamu Vitamin B12 Hanya Ada di Hewani? Ini Pentingnya Protein Hewani untuk Kesehatan Optimal

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, pernahkah terpikirkan seberapa krusial peran protein hewani bagi tubuh kita? Seringkali kita mendengar tentang pentingnya nutrisi, namun detail mengenai mengapa sumber protein dari hewan begitu istimewa mungkin terlewatkan.

Faktanya, protein hewani bukan sekadar penyedia energi; ia adalah fondasi bagi banyak fungsi vital, mulai dari membangun sel hingga menjaga kekebalan tubuh. Kandungan asam amino esensial dan mikronutrien unik di dalamnya menjadikannya pilar utama diet sehat.

Mengabaikan asupan protein hewani yang cukup dapat membuka pintu bagi serangkaian masalah kesehatan serius yang mungkin tidak kita duga. Mari kita selami lebih dalam mengapa pentingnya protein hewani tidak bisa diremehkan untuk mencapai kesehatan optimal.

Protein hewani memiliki keunggulan signifikan karena mengandung proporsi asam amino esensial yang lebih tinggi dan seimbang. Asam amino ini sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan kelangsungan hidup manusia, yang seringkali tidak ditemukan selengkap itu pada protein nabati.

Selain asam amino, protein hewani juga merupakan sumber vital bagi berbagai mikronutrien yang mudah diserap tubuh. Bayangkan saja, lebih dari separuh populasi global menghadapi asupan nutrisi esensial yang tidak memadai, termasuk zat besi, riboflavin, folat, dan vitamin C.

Menariknya, beberapa nutrisi kunci hanya bisa ditemukan secara alami dalam makanan sumber hewani. Salah satu contoh paling mencolok adalah Vitamin B12, yang eksklusif ada pada produk hewani dan makanan yang telah diperkaya. Ini menunjukkan bahwa protein hewani menawarkan paket nutrisi yang komprehensif.

Bagi anak-anak, kekurangan protein hewani dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius. Kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan terhambat dan keterlambatan perkembangan yang memengaruhi kualitas hidup mereka di masa depan.

Kekurangan protein yang parah bahkan dapat memicu kondisi medis serius seperti Kwashiorkor dan Marasmus. Kwashiorkor ditandai dengan:

• Pembengkakan (edema) pada kaki dan perut
• Kesehatan kulit yang buruk
• Massa otot rendah
• Disfungsi hati

Sementara itu, Marasmus adalah kondisi kekurangan protein dan energi ekstrem, menyebabkan:

• Penampilan sangat kurus
• Pertumbuhan buruk
• Peningkatan risiko infeksi

Kondisi ini menggarisbawahi betapa krusialnya asupan protein, terutama pada masa pertumbuhan.

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun merasakan dampak kekurangan protein hewani, terutama pada massa otot. Tubuh kita menggunakan protein untuk membangun dan memperbaiki otot, sehingga defisiensi dapat menyebabkan pengecilan otot dan kelemahan. Pada lansia, asupan protein rendah mempercepat hilangnya otot, meningkatkan risiko kerapuhan dan jatuh.

Sistem kekebalan tubuh kita sangat bergantung pada asupan protein yang cukup. Protein esensial untuk produksi antibodi dan komponen imun lainnya, yang berarti kekurangan protein dapat melemahkan pertahanan tubuh. Akibatnya, Sahabat Fimela akan lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.

Lebih dari itu, asupan protein yang rendah juga dapat memengaruhi kesehatan mental kita. Perubahan suasana hati, iritabilitas, bahkan depresi bisa menjadi tanda kekurangan protein. Ini karena protein berperan penting dalam produksi neurotransmitter yang mengatur suasana hati dan fungsi otak.

Selain itu, protein juga memainkan peran kunci dalam proses penyembuhan luka. Jika tubuh kekurangan protein, proses perbaikan jaringan setelah cedera atau operasi akan melambat. Bahkan, tanda-tanda kekurangan protein bisa terlihat dari kondisi rambut dan kuku yang rapuh, serta kerontokan rambut.

Sahabat Fimela, dampak kekurangan protein hewani tidak berhenti pada hal-hal yang terlihat. Seiring waktu, defisiensi protein yang kronis dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital, termasuk hati dan ginjal. Tubuh akan berjuang keras untuk mempertahankan fungsi normal tanpa pasokan protein yang memadai.

Masalah pencernaan juga bisa menjadi indikasi lain dari kurangnya protein. Protein berperan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan, sehingga kekurangannya dapat mengganggu fungsi normal sistem ini. Ini menunjukkan betapa luasnya spektrum pengaruh protein hewani dalam tubuh.

Bahkan, studi menunjukkan bahwa kekurangan protein dapat menyebabkan atrofi dan kehilangan neuron, khususnya pada ganglion seliaka. Ini menggarisbawahi bahwa pentingnya protein hewani tidak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk integritas sistem saraf kita.

Meskipun protein nabati seperti tahu dan tempe memiliki banyak manfaat, kandungan asam aminonya tidak selalu selengkap protein hewani. Oleh karena itu, kombinasi keduanya sangat disarankan untuk memastikan semua kebutuhan gizi terpenuhi, terutama untuk pertumbuhan anak-anak dan mencegah stunting.