Lindungi Mata Anak: Kenali dan Waspadai Gejala Gangguan Penglihatan Sejak Dini

3 days ago 14
Update Warta News Sore Akurat Online

Fimela.com, Jakarta Di era digital saat ini, anak-anak semakin akrab dengan gadget sejak usia dini. Bermain game, menonton video, atau belajar melalui layar menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Hal ini, dikarekan pembiasaan orang tua yang memberikan ponsel miliknya ketika anak mulai rewel dan menangis. Pada awalnya, mungkin digunakan untuk pengalihan dari tangisnya, tetapi lama kelamaan anak akan kecanduan dan menginginkannya setiap saat tanpa harus menangis terlebih dahulu. 

Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, penggunaan gadget yang berlebihan dapat membawa dampak pada kesehatan mata anak Salah satunya adalah meningkatnya risiko gangguan penglihatan. Sebagai orang tua, penting untuk memperhatikan kesehatan mata anak-anak sejak dini mengingat gangguan penglihatan seringkali datang tanpa gejala yang jelas. Oleh karena itu, mari kita kenali gejala dan gangguan penglihatan yang sering terjadi pada anak. Melansir dari KMN EyeCare, di bawah inilah gejala yang timbul ketika anak mengalami gangguan penglihatan.

Gejala Gangguan Penglihatan yang Perlu Diwaspadai

1. Sering Menyipitkan Mata

Anak yang mengalami kesulitan melihat objek yang jauh atau dekat sering menyipitkan mata untuk membantu fokus. Hal ini biasanya menandakan kelainan refraksi seperti miopia dan hipermetropia.

2. Posisi Kepala Tidak Normal

Anak yang memiliki masalah penglihatan, seperti astigmatisme, mungkin sering memiringkan kepala untuk mendapatkan penglihatan yang lebih jelas.

3. Mendekatkan Objek ke Wajah

Jika anak sering melihat layar gadget, buku, atau objek lain dari jarak yang sangat dekat, ini bisa menjadi tanda gangguan penglihatan seperti miopia.

4. Mengucek Mata Secara Berlebihan

Mata yang mudah lelah atau terasa gatal sering menjadi gejala mata kering atau gangguan lainnya. Kebiasaan mengucek mata juga dapat memperburuk kondisi tersebut.

5. Sakit Kepala atau Mata Cepat Lelah

Anak dengan kelainan refraksi sering mengalami sakit kepala setelah membaca atau menatap layar dalam waktu lama. Hal ini disebabkan oleh otot mata yang bekerja terlalu keras untuk mencoba fokus.

6. Sulit Membaca Tulisan di Papan Tulis atau Buku

Jika anak sering mengeluh tidak bisa melihat tulisan di papan tulis atau merasa buku terlihat buram, ini adalah indikasi kuat adanya kelainan refraksi.

7. Tidak Tertarik pada Aktivitas Visual

Anak-anak yang sering menghindari aktivitas seperti membaca, menggambar, atau bermain game visual mungkin mengalami masalah penglihatan yang membuat mereka tidak nyaman.

8. Mata Merah atau Berair

Mata yang sering merah atau berair bisa menjadi tanda iritasi akibat paparan sinar biru dari gadget atau adanya gangguan mata lain, seperti infeksi.

Gangguan penglihatan pada anak tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga perkembangan akademik dan sosial mereka. Deteksi dini melalui pemeriksaan mata rutin adalah langkah penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.

Gangguan Penglihatan yang Sering Terjadi pada Anak-Anak

Menurut data Kementerian Kesehatan, di Indonesia ada sebanyak 3,6 juta anak mengalami kelainan refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat. Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata. Berikut adalah beberapa jenis gangguan penglihatan yang umum terjadi pada anak-anak di Indonesia:

1. Kelainan Refraksi

Kelainan ini mencakup rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), dan astigmatisme. Anak dengan kelainan refraksi biasanya kesulitan membaca tulisan di papan tulis atau melihat dengan jelas pada jarak tertentu.

2. Mata Malas (Amblyopia)

Gangguan ini terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang dengan baik, sehingga otak lebih dominan menggunakan mata yang sehat. Penanganan dini sangat penting untuk mencegah gangguan permanen di masa dewasa.

3. Strabismus (Mata Juling)

Mata juling ditandai dengan mata yang tidak sejajar sehingga anak sulit memfokuskan penglihatannya. Jika tidak segera ditangani, strabismus dapat menyebabkan mata malas.

4. Katarak Anak

Katarak tidak hanya terjadi pada orang dewasa tetapi juga dapat ditemukan pada anak-anak, terutama akibat infeksi selama kehamilan atau genetika. Di NTB, katarak menjadi penyebab utama kebutaan, meski prevalensinya lebih banyak ditemukan pada orang dewasa.

5. Dry Eye Syndrome (Mata Kering)

Penggunaan gadget dalam waktu lama tanpa istirahat dapat menyebabkan mata kering, gatal, dan iritasi. Anak-anak yang sering menatap layar dalam waktu lama tanpa berkedip rentan mengalami kondisi ini.

Pentingnya Pemeriksaan Mata Rutin Sejak Dini

Mata anak-anak masih dalam tahap perkembangan, terutama pada usia awal kehidupan hingga usia 5-11 tahun, sehingga kesehatan mata anak sangat rentan terhadap gangguan. Penggunaan gadget tanpa memperhatikan jarak pandang, dapat menyebabkan elongasi aksial (memanjangnya bola mata), yang berisiko menimbulkan kelainan refraksi seperti miopia. Risiko ini semakin tinggi jika anak bermain gadget dalam waktu lama dengan jarak sangat dekat. Dampak yang akan ditimbulkan ialah kemampuan melihat buram pada jarak tertentu menjadi keluhan yang umum. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memperburuk penglihatan anak hingga dewasa.

Dengan demikian, pemeriksaan mata rutin sejak dini sangat penting untuk mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini, hal ini memungkinkan kita untuk melakukan penanganan lebih cepat agar tidak semakin memburuk keadaannya. Orang tua perlu memantau dan memastikan anak menjalani pemeriksaan secara berkala, terutama jika muncul beberapa gejala seperti, mengucek mata atau sering menyipitkan mata. Deteksi dini juga dapat membantu mengidentifikasi masalah penglihatan sebelum berdampak pada kemampuan belajar, konsentrasi, dan aktivitas sehari-hari anak.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |