Kenali Tanda-Tanda Chronic Kidney Disease atau CKD pada Anak

4 days ago 13
Update Info Live Sekarang Tepat

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, tahukah kamu bahwa Penyakit Chronic Kidney Disease atau CKD juga mengintai anak-anak? CKD adalah kondisi serius di mana ginjal anak tidak berfungsi normal dalam jangka panjang, menyebabkan penumpukan zat berbahaya. Meskipun jarang, kasusnya meningkat. Penyebabnya beragam, mulai dari kelainan bawaan hingga penyakit genetik dan infeksi. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius.

CKD pada anak balita sering disebabkan kelainan bawaan pembentukan ginjal atau sumbatan saluran kemih. Pada anak di atas 5 tahun, penyebabnya lebih kompleks, termasuk penyakit genetik, infeksi ginjal, penyakit autoimun, paparan racun, efek samping obat, dan riwayat penyakit ginjal akut. Faktor risiko lain meliputi prematuritas, berat badan lahir rendah, hipertensi, obesitas, dan diabetes yang tidak terkontrol.

Gejalanya seringkali tidak spesifik, seperti bengkak, kehilangan nafsu makan, muntah, lelah, dan perubahan frekuensi buang air kecil. Waspadai juga urin berdarah atau berbusa, tekanan darah tinggi, dan gangguan pertumbuhan. Deteksi dini sangat penting karena CKD dapat menyebabkan gagal ginjal tahap akhir, memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

Mengenal Lebih Dekat Penyebab CKD pada Anak

Mari kita bahas lebih dalam penyebab CKD pada anak. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, penyebabnya sangat beragam dan bergantung pada usia anak. Pada balita, kelainan bawaan seperti hipoplasia ginjal (kelainan pembentukan jaringan ginjal) sering menjadi penyebab utama. Sedangkan pada anak yang lebih besar, penyakit genetik seperti penyakit ginjal polikistik menjadi faktor penting.

Selain itu, penyakit yang didapat juga dapat menyebabkan CKD, termasuk glomerulonefritis kronis (peradangan pada glomeruli). Infeksi ginjal (pielonefritis), penyakit autoimun (seperti lupus), dan paparan bahan kimia beracun juga perlu diwaspadai. Faktor gaya hidup seperti hipertensi, obesitas, dan diabetes yang tidak terkontrol juga dapat meningkatkan risiko CKD.

Riwayat penyakit ginjal akut yang tidak tertangani, lahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah, serta riwayat penyakit ginjal dalam keluarga juga meningkatkan kerentanan anak terhadap CKD. Oleh karena itu, Sahabat Fimela, penting untuk selalu menjaga kesehatan anak dan melakukan pemeriksaan rutin.

Gejala Awal CKD

Penting untuk mengenali gejala PGK sejak dini. Sayangnya, gejala CKD seringkali tidak spesifik dan mudah terabaikan. Gejala umum meliputi bengkak di wajah, tangan, dan kaki (edema), kehilangan nafsu makan, sering muntah, dan kelelahan.

Anak juga mungkin tampak pucat (anemia), mengalami nyeri atau rewel saat buang air kecil, demam, dan perubahan frekuensi buang air kecil. Waspadai juga jika anak mengalami urin berdarah atau berbusa, serta tekanan darah tinggi. Gangguan pertumbuhan juga bisa menjadi indikasi CKD. Jika Sahabat Fimela menemukan gejala-gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter.

Perlu diingat bahwa tidak semua anak dengan gejala ini menderita CKD. Namun, penting untuk tetap waspada dan melakukan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis yang tepat. Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Tahapan dan Dampak CKD: Memahami Progresivitas Penyakit

CKD dibagi menjadi lima tahap berdasarkan tingkat kerusakan ginjal dan laju filtrasi glomerulus (LFG). Tahap 1 menunjukkan kerusakan ginjal dengan LFG normal, sementara tahap 5 adalah gagal ginjal tahap akhir (ESKD) dengan LFG sangat rendah.

Sahabat Fimela, jika tidak ditangani, CKD dapat menyebabkan ESKD, yang memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal. Selain itu, CKD dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk gangguan pertumbuhan, anemia, hipertensi, masalah jantung dan pembuluh darah, gangguan tulang, gangguan elektrolit, malnutrisi, dan masalah kesehatan mental pada anak dan keluarga.

Oleh karena itu, pengobatan dan pencegahan sangat penting. Pengobatan bertujuan memperlambat progresivitas penyakit dan mencegah komplikasi. Pengobatan dapat meliputi obat-obatan, diet khusus, dialisis, dan transplantasi ginjal. Pencegahan menekankan deteksi dini dan pengelolaan faktor risiko.

Sahabat Fimela, konsultasi rutin dengan dokter spesialis anak sangat penting untuk pemantauan dan pengobatan CKD. Ingat, informasi ini bersifat umum dan tidak menggantikan konsultasi dengan tenaga medis profesional. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan ginjal anak Anda, segera konsultasikan dengan dokter.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

  • Adinda Tri Wardhani

    Author

    Adinda Tri Wardhani
Read Entire Article
Health | Komunitas | Berita Hot |