20 Tren Wellness yang Sebaiknya Tidak Dilakukan demi Kesehatan Optimal

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, di era digital yang serba cepat ini, informasi tentang gaya hidup sehat dan tren wellness menyebar begitu masif. Banyak di antaranya menjanjikan hasil instan atau solusi ajaib untuk berbagai masalah kesehatan. Namun, apakah semua tren tersebut benar-benar aman dan efektif? Penting bagi kita untuk bersikap kritis dan tidak mudah tergiur.

Fenomena ini menunjukkan bahwa tidak semua yang viral di media sosial atau populer di kalangan influencer patut diikuti. Beberapa tren wellness yang sebaiknya tidak dilakukan justru berpotensi membahayakan kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, mari kita telaah lebih dalam mengenai tren-tren yang perlu diwaspadai agar kita tidak terjebak dalam praktik yang merugikan.

Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai tren wellness yang sebaiknya tidak dilakukan, lengkap dengan penjelasan ilmiah dan potensi risikonya. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif sehingga Sahabat Fimela dapat membuat pilihan yang cerdas dan bertanggung jawab demi menjaga kesehatan optimal.

Banyak tren diet dan pola makan yang menjanjikan penurunan berat badan cepat atau detoksifikasi instan, namun seringkali tanpa dasar ilmiah yang kuat. Salah satu contoh yang sempat viral adalah kopi lemon. Tren ini mengklaim bahwa menambahkan jus lemon ke kopi dapat membantu menurunkan berat badan dan meredakan sakit kepala. Padahal, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Para ahli justru memperingatkan bahwa kombinasi kopi dan jus lemon yang sangat asam berisiko menyebabkan iritasi lambung, refluks asam, bahkan mengurangi enamel gigi.

Selain itu, puasa ekstrem juga menjadi perhatian. Meskipun puasa intermiten memiliki manfaat, beberapa individu melakukannya secara ekstrem dengan mengurangi kalori drastis atau melewatkan makan terlalu lama. Pendekatan ini dapat memicu pusing, iritabilitas, kehilangan otot, dan pola makan tidak sehat. Kesehatan berkelanjutan adalah tentang keseimbangan, bukan kekurangan.

Diet fad, seperti diet karnivora atau diet keto, juga perlu diwaspadai. Diet ini seringkali menghilangkan seluruh kelompok makanan penting seperti buah, sayur, biji-bijian, dan serat. Padahal, tubuh membutuhkan karbohidrat, lemak sehat, dan serat untuk berfungsi optimal. Menghilangkan nutrisi esensial dapat menyebabkan masalah gizi dan pencernaan. Pendekatan yang lebih baik adalah diet seimbang yang kaya protein, buah-buahan, sayuran, dan serat.

Tren lain yang sering dipromosikan adalah pembersihan jus (juice cleanses) dan teh detoks. Pembersihan jus seringkali menghilangkan serat dari buah dan sayuran, menyisakan minuman tinggi gula yang dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan penurunan energi. Sementara itu, banyak teh detoks mengandung senna, pencahar alami yang dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan ketergantungan jika digunakan berlebihan. Tubuh manusia secara alami dilengkapi untuk mendetoksifikasi dirinya sendiri melalui hati dan ginjal, sehingga praktik ini umumnya tidak diperlukan dan berpotensi berbahaya.

Tidak hanya diet, beberapa tren kecantikan dan penggunaan suplemen juga patut dipertanyakan. Misalnya, memutihkan gigi dengan hidrogen peroksida DIY. Meskipun hidrogen peroksida adalah bahan dalam produk pemutih gigi komersial, penggunaannya dalam bentuk murni dapat merusak gigi dan gusi, serta mengurangi enamel gigi secara permanen. Selalu konsultasikan dengan dokter gigi untuk prosedur pemutihan yang aman.

Tren penghilang kutil DIY dengan mencungkil atau mengikis juga sangat berisiko. Metode ini bisa sangat menyakitkan, menyebabkan infeksi, jaringan parut, dan bahkan menunda diagnosis kanker kulit jika kutil tersebut ternyata adalah lesi yang lebih serius. Sebaiknya serahkan penanganan kutil kepada profesional medis.

Mengenai suplemen, suplemen kolagen seringkali digembar-gemborkan untuk kulit awet muda, rambut, dan kuku yang sehat. Namun, bukti ilmiah untuk manfaat kolagen pada kulit masih lemah, dan tidak ada bukti kuat untuk kesehatan rambut atau kuku. Konsumsi suplemen berlebihan secara umum juga berbahaya, terutama vitamin yang larut dalam lemak seperti A, D, E, dan K, yang dapat menjadi toksik dan menyebabkan kerusakan hati atau stres ginjal. Prioritaskan diet seimbang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Beberapa bahan lain yang populer namun perlu diwaspadai adalah arang aktif dalam makanan/minuman, yang dapat mengikat nutrisi dan obat-obatan sehingga mengurangi efektivitasnya. Ada juga air okra dan jus seledri yang diklaim memiliki manfaat kesehatan luar biasa, namun bukti ilmiah yang mendukung klaim ini sangat minim. Mengganti makanan utuh dengan jus seledri, misalnya, justru bisa berbahaya dan dikaitkan dengan gangguan makan.

Dalam dunia kebugaran, semangat untuk mencapai tubuh ideal kadang mendorong kita pada praktik yang berlebihan. Terlalu banyak latihan intensitas tinggi (HIIT), misalnya, dapat menyebabkan masalah penggunaan berlebihan pada lutut, bahu, dan punggung bawah, terutama jika tubuh belum siap. Program latihan kekuatan yang membangun secara bertahap jauh lebih aman dan efektif.

“Hustle culture” dalam kebugaran, dengan mentalitas “tidak ada hari libur”, juga perlu dihindari. Meskipun terlihat memotivasi, pendekatan ini sering menyebabkan kelelahan, cedera, dan hilangnya kegembiraan dalam berolahraga. Istirahat dan pemulihan adalah komponen penting dari rutinitas kebugaran yang sehat. Selain itu, latihan yang dihasilkan AI online tanpa pengawasan ahli juga berpotensi tidak aman karena sering menjanjikan hasil luar biasa tanpa mempertimbangkan kondisi fisik individual.

Di sisi lain, tren yang melibatkan pola makan tidak sehat seperti mukbang, di mana seseorang makan dalam porsi sangat besar, dapat mempromosikan perilaku binge eating. Kebiasaan ini merupakan gangguan makan yang dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan terkait, serta membentuk citra tubuh yang keliru dan tidak sehat.

Yang paling berbahaya adalah tantangan online seperti Blackout Challenge di TikTok. Tantangan ini melibatkan menahan napas atau bahkan mencekik leher sendiri hingga hilang kesadaran. Praktik ekstrem ini dapat menyebabkan asfiksia, kerusakan otak permanen, atau bahkan kematian. Sahabat Fimela harus sangat berhati-hati dan tidak pernah mencoba tantangan semacam ini.

Beberapa tren wellness lainnya juga tidak memiliki dasar ilmiah dan bahkan sangat berbahaya. Contohnya, tren TikTok tentang jus kentang mentah untuk radang tenggorokan. Radang tenggorokan umumnya disebabkan oleh bakteri dan membutuhkan antibiotik, sementara jus kentang mentah tidak efektif sebagai pengobatan dan tidak memiliki bukti ilmiah yang mendukung.

Praktik ekstrem seperti minum air boraks dan minum urin juga masih ada. Mengonsumsi boraks sangat berbahaya dan beracun bagi tubuh. Sementara itu, minum urin tidak higienis dan tidak memiliki manfaat kesehatan yang terbukti, justru berpotensi menimbulkan infeksi. Susu mentah juga sering diklaim lebih sehat, namun tidak ada bukti bahwa susu mentah lebih baik dari susu pasteurisasi. Sebaliknya, susu mentah dapat membawa risiko bakteri berbahaya seperti Salmonella atau E. coli.

Terakhir, ada juga tren suplemen NAD+ yang banyak dipromosikan sebagai anti-penuaan. Meskipun banyak hype, bukti ilmiah tentang efektivitasnya pada manusia masih sangat sedikit. Bahkan, praktik sederhana seperti mencuci telur sebelum disimpan di kulkas pun sebaiknya dihindari. Mencuci telur dapat menghilangkan lapisan pelindung alami (kutikula) pada cangkang, membuat telur lebih rentan terhadap kontaminasi bakteri seperti Salmonella. Selalu prioritaskan informasi yang didukung oleh penelitian ilmiah dan konsultasikan dengan ahli kesehatan sebelum mencoba tren wellness baru.