Fimela.com, Jakarta Di tengah kesibukan sehari-hari, banyak dari kita yang kerap mengabaikan perubahan kecil dalam tubuh, entah karena merasa terlalu sibuk atau menganggapnya sebagai hal sepele. Batuk yang tak kunjung reda, rasa lelah yang datang lebih sering dari biasanya, atau sesak napas setelah aktivitas ringan sering kali dianggap sebagai akibat dari cuaca atau kelelahan biasa. Namun, bagaimana jika keluhan-keluhan tersebut ternyata merupakan sinyal yang dikirimkan tubuh sebagai tanda adanya masalah yang lebih serius?
Kanker paru-paru adalah salah satu penyakit yang sering kali tidak menunjukkan gejala jelas pada tahap awal, membuatnya sulit terdeteksi hingga mencapai tahap lanjut. Tak heran jika banyak penderita baru menyadari kondisi mereka ketika penyakit ini sudah berkembang cukup jauh. Padahal, semakin cepat kanker paru-paru terdeteksi, semakin besar pula peluang untuk mendapatkan pengobatan yang efektif.
Sayangnya, stigma dan kurangnya kesadaran akan bahaya penyakit ini membuat banyak orang tidak menyadari pentingnya mengenali tanda-tandanya sejak dini. Oleh karena itu, memahami gejala kanker paru-paru bukan hanya penting bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi, tetapi juga bagi siapa saja yang peduli terhadap kesehatan diri dan orang-orang terdekat. Melansir cancer.org, berikut adalah beberapa gejala pertanda bahwa seseorang mengidap kanker paru-paru.
Gejala Kanker Paru-Paru yang Paling Umum
Banyak orang mengira batuk yang berkepanjangan hanya disebabkan oleh flu biasa atau infeksi saluran pernapasan. Padahal, salah satu tanda utama kanker paru-paru adalah batuk yang tidak kunjung sembuh atau justru semakin parah. Selain itu, gejala lain yang sering muncul adalah batuk berdarah atau keluarnya dahak berwarna kecokelatan, yang bisa menjadi tanda adanya perdarahan dalam saluran pernapasan.
Nyeri dada juga sering dialami oleh penderita kanker paru-paru, terutama jika rasa sakit semakin buruk saat menarik napas dalam, batuk, atau tertawa. Gejala lain yang tak kalah penting adalah suara serak, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, serta sesak napas yang semakin sering terjadi. Banyak penderita juga mengalami kelelahan yang luar biasa meskipun tidak melakukan aktivitas berat.
Infeksi saluran pernapasan seperti bronkitis atau pneumonia yang tidak kunjung sembuh atau sering kambuh juga bisa menjadi tanda kanker paru-paru. Selain itu, munculnya mengi (suara napas berbunyi) yang baru juga perlu diwaspadai, terutama jika terjadi tanpa riwayat penyakit asma atau alergi.
Gejala Kanker Paru-Paru yang Telah Menyebar
Jika kanker paru-paru sudah menyebar ke bagian tubuh lain, gejala yang muncul bisa lebih beragam dan sering kali tidak langsung dikaitkan dengan penyakit ini. Misalnya, jika kanker menyebar ke tulang, penderita dapat merasakan nyeri hebat di bagian punggung atau pinggul. Penyebaran ke otak dapat menyebabkan sakit kepala yang berulang, kelemahan atau mati rasa pada lengan dan kaki, pusing, gangguan keseimbangan, hingga kejang.
Penyebaran kanker ke hati bisa menyebabkan kulit dan mata menguning (jaundice), sementara pembesaran kelenjar getah bening di leher atau di atas tulang selangka bisa menjadi tanda bahwa kanker telah menjalar ke sistem limfatik. Gejala-gejala ini sering kali tidak langsung diasosiasikan dengan kanker paru-paru, sehingga membuat diagnosis menjadi lebih sulit.
Sindrom yang Disebabkan oleh Kanker Paru-Paru
Beberapa jenis kanker paru-paru dapat menyebabkan sindrom tertentu yang melibatkan sekelompok gejala spesifik. Salah satunya adalah sindrom Horner, yang sering terjadi pada tumor Pancoast—jenis kanker yang tumbuh di bagian atas paru-paru. Tumor ini dapat menekan saraf di sekitar wajah dan mata, menyebabkan kelopak mata atas terkulai, pupil mata mengecil, dan berkurangnya produksi keringat di satu sisi wajah. Dalam beberapa kasus, tumor Pancoast juga dapat menyebabkan nyeri bahu yang sangat parah.
Sindrom lain yang perlu diperhatikan adalah sindrom vena kava superior (SVC). Tumor di bagian atas paru-paru dapat menekan vena kava superior, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah dari kepala dan lengan ke jantung. Tekanan ini dapat menyebabkan pembengkakan di wajah, leher, lengan, dan dada atas, serta kesulitan bernapas. Dalam beberapa kasus yang lebih parah, penderita juga bisa mengalami sakit kepala, pusing, hingga perubahan kesadaran akibat gangguan aliran darah ke otak.
Sindrom Paraneoplastik, Efek Kanker Paru-Paru di Luar Paru-Paru
Beberapa kanker paru-paru juga dapat menyebabkan masalah di organ dan jaringan lain, meskipun kanker belum menyebar ke area tersebut. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom paraneoplastik, yang sering terjadi pada kanker paru-paru sel kecil (SCLC).
Salah satu sindrom paraneoplastik yang umum adalah SIADH (Syndrome of Inappropriate Anti-Diuretic Hormone), di mana sel kanker menghasilkan hormon ADH yang menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak cairan, sehingga kadar garam dalam darah menurun drastis. Gejala yang bisa muncul meliputi kelelahan, kehilangan nafsu makan, kelemahan otot, mual, muntah, hingga kebingungan. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan kejang dan koma.
Selain itu, kanker paru-paru juga bisa menyebabkan sindrom Cushing, di mana tumor menghasilkan hormon ACTH yang memicu produksi kortisol berlebihan. Akibatnya, penderita mengalami kenaikan berat badan yang tidak wajar, mudah memar, kelemahan otot, tekanan darah tinggi, dan kadar gula darah yang tinggi.
Hiperkalsemia, atau kadar kalsium yang terlalu tinggi dalam darah, juga bisa terjadi akibat produksi hormon abnormal oleh tumor. Gejala yang muncul termasuk sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, sembelit, mual, nyeri perut, kelelahan, dan kebingungan.
Gangguan Saraf Akibat Kanker Paru-Paru
Selain memengaruhi organ tubuh, kanker paru-paru juga bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang saraf dan otak, menyebabkan berbagai gangguan neurologis. Salah satunya adalah sindrom Lambert-Eaton, di mana sistem kekebalan menyerang koneksi antara saraf dan otot, menyebabkan kelemahan otot yang mempersulit berjalan, berbicara, dan menelan.
Ada juga degenerasi serebelar paraneoplastik, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang otak kecil, menyebabkan gangguan keseimbangan, kesulitan menggerakkan tangan dan kaki, serta gangguan berbicara dan menelan. Ensefalitis limbik paraneoplastik dapat terjadi jika kanker memengaruhi sistem limbik di otak, menyebabkan gangguan memori, perubahan kepribadian, gangguan tidur, hingga kejang.
Kenali Gejala, Segera Periksa ke Dokter
Banyak dari gejala kanker paru-paru yang mirip dengan kondisi lain, sehingga sering kali diabaikan atau dianggap sebagai penyakit ringan. Namun, jika Sahabat Fimela mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, nyeri dada, sesak napas, atau gejala lain yang tidak biasa, sebaiknya segera periksa ke dokter.
Mendeteksi kanker paru-paru pada tahap awal dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, jangan menunggu hingga gejala semakin parah. Kesadaran terhadap gejala dan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan paru-paru dan mencegah risiko kanker yang lebih serius.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.