Mengenal Multiple Personality Disorder

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, di balik senyuman dan tawa yang kita lihat setiap hari, ada kisah-kisah yang tak terduga. Salah satu kisah yang paling kompleks dan menantang adalah tentang Gangguan Identitas Disosiatif (DID) atau Multiple Personality Disorder, yang sebelumnya dikenal sebagai Gangguan Kepribadian Ganda. Bayangkan memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda dalam diri Anda, masing-masing dengan karakteristik unik, nama, dan bahkan ingatan yang terpisah. Ini adalah kenyataan yang dihadapi oleh mereka yang hidup dengan DID.

Dilansir dari berbagai sumber, dalam dunia yang sering kali mengabaikan kesehatan mental, DID sering kali disalahpahami. Setiap kepribadian, atau 'alter', bisa muncul secara tiba-tiba, sering kali sebagai respons terhadap situasi atau emosi tertentu. Penderita mungkin mengalami celah memori yang signifikan, kehilangan ingatan akan peristiwa yang terjadi saat kepribadian lain mengambil alih. Ini adalah perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan yang luar biasa.

Seiring dengan meningkatnya pemahaman tentang kondisi ini, penting bagi kita untuk menggali lebih dalam penyebab, gejala, dan cara penanganannya. Apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang mengalami DID? Dan bagaimana kita bisa mendukung mereka yang terpengaruh oleh gangguan ini?

Penyebab pasti dari DID masih menjadi misteri, tetapi trauma berat di masa kanak-kanak sering kali dianggap sebagai faktor utama. Banyak individu yang mengalami pelecehan fisik, seksual, atau emosional yang berulang selama masa kecil mereka. Trauma ini dapat menciptakan mekanisme pertahanan diri yang ekstrem, di mana individu menciptakan kepribadian alternatif untuk mengatasi rasa sakit yang mendalam.

Selain trauma, faktor genetik dan ketidakstabilan lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan DID. Namun, hubungan antara faktor-faktor ini masih belum sepenuhnya dipahami. Dalam banyak kasus, individu dengan DID mungkin tidak menyadari kehadiran kepribadian lain hingga mereka mengalami gejala yang lebih parah.

Gejala DID bervariasi dari satu individu ke individu lainnya, tetapi ada beberapa yang umum dan sering kali mencolok:

• Kehadiran dua atau lebih kepribadian: Ini adalah gejala utama yang paling terlihat.
• Celah memori: Kehilangan ingatan akan peristiwa tertentu saat kepribadian lain aktif.
• Perubahan perilaku: Perubahan dalam cara berbicara dan gaya berjalan yang mencolok.
• Kecemasan dan depresi: Perasaan cemas dan sedih yang berlebihan.
• Delusi dan halusinasi: Keyakinan yang salah dan pengalaman sensorik yang tidak nyata.

Gejala lainnya termasuk depersonalisasi, di mana individu merasa terputus dari diri mereka sendiri, serta nyeri fisik yang tidak dapat dijelaskan. Dalam beberapa kasus, individu mungkin terlibat dalam perilaku menyakiti diri sendiri atau mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan sosial dan pekerjaan.

Diagnosis DID memerlukan penilaian menyeluruh oleh profesional kesehatan mental yang berpengalaman. Tidak ada tes medis yang dapat mendiagnosis kondisi ini, sehingga penting untuk mencari bantuan dari ahli yang memahami kompleksitas gangguan ini.

Pengobatan biasanya melibatkan psikoterapi, terutama terapi trauma, untuk membantu individu memproses pengalaman masa lalu dan mengintegrasikan kepribadian yang berbeda. Dalam beberapa kasus, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengatasi gejala seperti depresi dan kecemasan.

Penting untuk diingat bahwa DID adalah kondisi yang kompleks dan membutuhkan perawatan profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala ini, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental yang berkualifikasi. Mencari informasi dari sumber terpercaya juga sangat dianjurkan.

Sahabat Fimela, memahami DID bukan hanya tentang mengenali gejala, tetapi juga tentang memberikan dukungan dan empati kepada mereka yang berjuang dengan kondisi ini. Setiap individu memiliki cerita unik yang layak didengar dan dihargai.