Fimela.com, Jakarta Stunting masih menjadi tantangan besar dalam kesehatan anak di Indonesia. Berdasarkan data, stunting sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi kronis atau infeksi berulang, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Namun, muncul pertanyaan di kalangan masyarakat: apakah anak yang bertubuh pendek pasti mengalami stunting?
Jawabannya ternyata lebih kompleks dari yang dibayangkan. Meskipun tubuh pendek merupakan salah satu ciri utama stunting, tidak semua anak yang bertubuh pendek pasti mengalami stunting. Ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan untuk memastikan kondisi ini. Berikut adalah beberapa faktor dan alasan mengapa anak bisa mengalami stunting, seperti yang dilansir dari berbagai sumber pada Rabu (20/11).
Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Ini Bedanya
Tidak semua anak yang bertubuh pendek dapat langsung dianggap mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi kronis yang terjadi akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama atau infeksi yang berulang. Anak yang mengalami stunting biasanya menunjukkan berat badan yang di bawah rata-rata, pertumbuhan tulang yang terhambat, serta gangguan dalam perkembangan fisik dan mentalnya.
Namun demikian, postur tubuh pendek pada anak juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik. Anak-anak yang memiliki orang tua dengan tubuh pendek cenderung mewarisi tinggi badan yang serupa tanpa adanya masalah pertumbuhan. Untuk memastikan apakah seorang anak mengalami stunting, diperlukan pengamatan lebih lanjut terhadap indikator lain seperti berat badan, pola makan, dan riwayat kesehatannya.
Ciri-Ciri Anak yang Mengalami Stunting
Anak yang mengalami stunting umumnya menunjukkan beberapa gejala berikut yang perlu diwaspadai:
Berat Badan di Bawah Normal
Anak memiliki berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan teman-teman seusianya.
Pertumbuhan Tulang yang Terhambat
Panjang tulang anak tampak lebih pendek jika dibandingkan dengan anak-anak lain pada usia yang sama.
Mudah Sakit
Sistem kekebalan tubuh anak lebih lemah, membuatnya lebih rentan terhadap berbagai penyakit.
Kesulitan Belajar
Anak sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi atau menghadapi tantangan dalam menyerap pelajaran.
Pada anak yang menderita penyakit kronis, seperti anemia atau tuberkulosis (TBC), gejala stunting dapat menjadi lebih rumit. Misalnya, bayi mungkin enggan untuk disusui, sering mengalami kesulitan bernapas, atau memiliki kuku yang berbentuk seperti sendok (clubbing finger).
Pencegahan Stunting, Dimulai Sejak Masa Kehamilan
Pencegahan stunting harus dimulai sedini mungkin, bahkan sejak masa kehamilan.
Mengonsumsi Makanan Bergizi Selama Kehamilan
Calon ibu perlu memastikan asupan gizinya terpenuhi dengan baik, terutama dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, sayuran, buah-buahan, dan sumber zat besi seperti daging merah.
Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi sangat krusial. Kolostrum yang terdapat dalam ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, sehingga membantu mencegah infeksi yang dapat mengganggu pertumbuhan mereka.
Langkah Penting Setelah Bayi Lahir
Perkenalkan MPASI yang Penuh Gizi
Setelah si kecil mencapai usia enam bulan, penting untuk mulai memperkenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang kaya nutrisi. Protein hewani, seperti telur dan daging, berperan krusial dalam mendukung pertumbuhan tulang dan otot anak.
Rutin Memantau Pertumbuhan Anak
Pastikan untuk membawa si kecil ke Posyandu atau fasilitas kesehatan terdekat setiap bulan guna memantau berat dan tinggi badannya. Langkah ini penting untuk mendeteksi tanda-tanda awal stunting sehingga dapat segera diatasi.
Pastikan Imunisasi Anak Terpenuhi
Imunisasi tidak hanya berfungsi melindungi anak dari penyakit berbahaya, tetapi juga berperan dalam mencegah gangguan pertumbuhan yang dapat menyebabkan stunting.
Kebersihan Lingkungan dan Pola Hidup Sehat
Lingkungan yang bersih dan sehat memegang peranan penting dalam mencegah stunting pada anak. Ketika anak sering terpapar lingkungan yang kotor, risiko terkena infeksi meningkat, yang pada gilirannya dapat menghambat pertumbuhan mereka.
Oleh karena itu, pastikan rumah dan area bermain anak selalu terjaga kebersihannya. Ajarkan pula kebiasaan baik kepada anak dan keluarga, seperti mencuci tangan sebelum makan dan setelah menggunakan toilet, untuk mencegah penyebaran kuman yang berbahaya.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Stunting
Apa penyebab utama stunting pada anak?
Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Apakah stunting bisa diperbaiki?
Stunting sulit diperbaiki jika sudah terjadi, terutama setelah anak berusia dua tahun. Oleh karena itu, pencegahan lebih penting dilakukan sejak dini.
Bagaimana cara memastikan anak tidak stunting?
Pantau pertumbuhan anak secara rutin, berikan gizi seimbang, imunisasi lengkap, dan pastikan lingkungan bersih.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.