Fimela.com, Jakarta Intoleransi laktosa adalah kondisi umum yang sering kali terabaikan. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa, yaitu gula utama dalam susu, yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Salah satu gejala yang paling sering muncul adalah diare, yang dapat berdampak serius, terutama pada anak-anak.
Jika tidak ditangani dengan baik, intoleransi laktosa dapat menyebabkan masalah nutrisi yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Berdasarkan berbagai sumber pada Jumat (22/11), berikut adalah beberapa hal yang perlu dipahami oleh orang tua agar dapat menemukan solusi terbaik untuk kesehatan keluarga terkait kondisi ini.
Ketidakcukupan Produksi Enzim Laktase
Intoleransi laktosa terjadi ketika usus kecil kita tidak mampu memproduksi enzim laktase dalam jumlah yang cukup untuk memecah laktosa. Biasanya, enzim ini berperan penting dalam mengubah laktosa menjadi gula sederhana seperti glukosa dan galaktosa, yang siap diserap oleh tubuh melalui aliran darah.
Namun, ketika produksi laktase terganggu, laktosa yang tidak tercerna akan bergerak menuju usus besar dan berinteraksi dengan bakteri alami di sana. Interaksi ini dapat memicu gejala yang kurang nyaman seperti perut kembung, nyeri perut, mual, hingga diare. Kekurangan laktase ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi kesehatan usus kecil kita.
Intoleransi Laktosa Primer
Jenis intoleransi laktosa ini adalah yang paling sering ditemui. Pada masa awal kehidupan, tubuh kita memproduksi enzim laktase dalam jumlah yang melimpah, terutama saat bayi, ketika susu menjadi sumber utama nutrisi. Namun, seiring bertambahnya usia dan beralihnya konsumsi dari susu ke makanan lain, produksi enzim laktase dalam tubuh mulai berkurang.
Bagi orang dewasa yang mengalami intoleransi laktosa primer, penurunan produksi laktase ini menjadi cukup signifikan, sehingga tubuh kesulitan mencerna produk susu dengan efektif. Akibatnya, mengonsumsi susu atau produk olahan susu dapat memicu gejala seperti diare atau perut kembung.
Intoleransi Laktosa Sekunder
Tidak seperti intoleransi primer, intoleransi sekunder muncul akibat adanya gangguan pada usus kecil. Gangguan ini bisa disebabkan oleh berbagai penyakit seperti infeksi usus, penyakit Celiac, atau penyakit Crohn. Selain itu, cedera atau tindakan operasi pada usus kecil dapat mengakibatkan penurunan drastis produksi laktase.
Apabila faktor-faktor penyebab seperti infeksi atau cedera dapat diatasi, produksi laktase memiliki kemungkinan untuk kembali normal, meskipun proses pemulihannya memerlukan waktu. Oleh karena itu, penanganan terhadap kondisi yang mendasari menjadi kunci penting dalam mengatasi intoleransi sekunder ini.
Intoleransi Laktosa Bawaan (Kongenital)
Sejak lahir, beberapa individu mengalami intoleransi akibat kelainan genetik yang menghalangi tubuh memproduksi enzim laktase. Kondisi ini diwariskan melalui pola autosomal resesif, artinya kedua orang tua harus membawa gen yang sama agar anak dapat mengalami kondisi ini.
Bayi yang lahir dengan intoleransi laktosa bawaan memerlukan perhatian medis khusus. Dalam banyak kasus, mereka memerlukan susu formula bebas laktosa untuk memastikan kebutuhan gizi mereka terpenuhi tanpa menimbulkan gejala.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Intoleransi Laktosa
Apa saja gejala utama intoleransi laktosa?
Gejala utamanya meliputi diare, perut kembung, sakit perut, mual, dan muntah. Gejala ini biasanya muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.
Bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mengalami intoleransi laktosa?
Diagnosis dapat dilakukan melalui tes seperti hydrogen breath test atau tes toleransi laktosa. Konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Apakah intoleransi laktosa dapat disembuhkan?
Intoleransi laktosa biasanya tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya dapat dikelola dengan menghindari makanan dan minuman yang mengandung laktosa atau dengan mengonsumsi enzim laktase tambahan.
Apakah semua susu harus dihindari jika intoleransi laktosa?
Tidak semua susu harus dihindari. Ada susu bebas laktosa atau alternatif lain seperti susu almond, susu kedelai, atau susu oat yang dapat menjadi pilihan.
Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.